Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Kebiasaan Kecil yang Ternyata Dapat Picu Depresi

KOMPAS.com - Banyak orang yang tidak menyadari jika ternyata kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering dilakukan berdampak buruk bagi dirinya.

Malah ada beberapa kebiasaan yang tidak hanya berdampak ke kondisi fisik, tapi juga menyebabkan masalah mental seperti depresi.

Contohnya seperti tidak olahraga, pola makan yang buruk, atau begadang. Lebih lanjut, berikut penjelasan terkait kebiasaan yang menyebabkan masalah mental.

1. Mengonsumsi makanan olahan

Makanan olahan seperti keripik, kentang goreng, hot dog, dan makanan cepat saji lainnya mungkin terasa enak. Tapi terlalu sering mengonsumsinya dapat membuat perasaan menjadi sedih.

Penelitian analisis tahun 2013 yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan, semakin sehat pola makan seseorang, semakin rendah risiko dia terkena depresi.

Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan seseorang yang banyak mengonsumsi makanan olahan memiliki risiko depresi yang lebih tinggi.

Namun jenis kedua penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan antara pola makan yang tidak sehat dengan suasana hati yang lebih buruk.

Penelitian tidak membuktikan hubungan sebab-akibat. Kendati demikian, mengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayuran, ikan, dan biji-bijian memang jauh lebih baik.

2. Terlalu sering menyendiri

Menghabiskan waktu berkualitas seorang diri memang memberi manfaat untuk kesehatan mental. Tapi sebaiknya hal itu hanya dilakukan sesekali.

Menurut psikolog klinis Susan Heitler, PhD menghabiskan terlalu banyak waktu dalam kesendirian malah dapat meningkatkan risiko depresi.

Oleh karenanya penting untuk tetap menjaga persahabatan dan interaksi dengan orang lain. Ini bisa menjadi salah satu strategi mencegah depresi.

"Setiap kali terhubung dengan orang lain, kita memiliki kesempatan untuk saling bertukar emosi positif," kata Heitler.

3. Menyalakan banyak gadget

Kemajuan teknologi membuat semakin banyak orang yang terpapar gadget. Bahkan tak jarang ponsel, laptop, TV, dan lainnya menyala bersamaan.

Beberapa orang sengaja melakukannya karena ingin multitasking. Misalnya bermain ponsel sambil menonton TV.

Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata dapat berdampak buruk bagi otak. Hal ini diungkap oleh suatu survei pada tahun 2013 yang diterbitkan di Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.

Survei terhadap 318 orang itu mengungkapkan, mereka yang menggunakan gadget secara bersamaan mengalami lebih banyak gejala depresi dan kecemasan sosial.

Untuk mengatasi hal tersebut, cobalah untuk hanya menggunakan satu gadget dalam satu waktu. Selain itu, batasi waktu penggunaan layar alias screen time.

4. Menghabiskan waktu dengan orang-orang negatif

Komentar kritis dan negatif dari teman, atasan, atau orang penting lainnya bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.

Tak hanya membuat bingung, berada di lingkungan negatif dapat meningkatkan risiko seseorang merasa tertekan.

"Tidak ada orang yang suka diajak bicara dengan suara yang kurang ajar atau kasar,” kata Heitler.

"Berada di sekitar seseorang yang mengirimkan energi negatif dapat menjadi masalah karena mendatangkan perasaan sedih," tambahnya.

Jadi penting untuk mencari dan berada di lingkungan yang positif, yang memberi dukungan, serta tidak terus-menerus mencela keputusan.

Melakukan hal itu dapat membantu seseorang memandang kehidupan dengan sudut pandang lebih positif dan mengurangi kemungkinan mengalami depresi.

5. Kurang melihat pemandangan hijau

Menghabiskan terlalu banyak waktu di daerah perkotaan dapat merusak suasana hati. Hal itu diungkap oleh studi 2011 yang dilakukan Institut Pusat Kesehatan Mental di Heidelberg University.

Dalam studi terungkap, orang yang tinggal di kota besar memiliki tingkat stres dan penyakit mental yang lebih tinggi, terutama depresi.

Untuk mengatasinya, cobalah melakukan perjalanan singkat ke taman atau daerah pedesaan. Kelilingi diri dengan alam dan menepi dari kehidupan kota.

Jika ke luar kota tidak memungkinkan, cobalah sesuatu yang sederhana seperti berjalan di luar ruangan dengan udara segar dan sinar matahari.

Bisa juga memelihara beberapa pot tanaman untuk meringankan suasana di dalam ruangan.

"Ada semacam energi positif yang dihasilkan tanaman dan benda-benda alam,” kata Heitler.

6. Tidur larut malam

Suatu studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Therapy and Research menemukan, orang yang tidur malam hari memiliki pikiran negatif lebih kronis sepanjang hari.

Perilaku tersebut dikaitkan dengan depresi.

Hasilnya berbeda pada orang yang tertidur lebih awal karena jarang mengalami serangan pikiran negatif.

Waktu tidur yang cukup (7-8 jam) dapat memaksimalkan suasana hati menjadi lebih baik

Selain itu, tidur satu jam lebih awal juga memberikan beberapa manfaat kesehatan lainnya.

7. Menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak

Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk terpaku pada TV atau perangkat elektronik lainnya dapat berdampak pada kesehatan mental.

Oleh karenanya, Heitler menyarankan setiap orang umtuk berolahraga atau melakukan sesuatu yang penting.

Kegiatan itu dapat meningkatkan suasana hati dan menurunkan kemungkinan untuk merasa tertekan.

Saat seseorang aktif secara fisik, otak melepaskan zat kimia yang membuat dirinya merasa nyaman. Contohnya endorfin dan endocannabinoid yang dapat meredakan perasaan depresi.

Selain itu, melakukan proyek penting atau sesuatu yang berguna, dapat membuat seseorang merasa baik.

"Tidak memiliki apa pun yang dirasa benar-benar berguna membuat seseorang rentan terhadap depresi," kata Heitler.


https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/04/145804720/7-kebiasaan-kecil-yang-ternyata-dapat-picu-depresi

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com