Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Kiat Membuat Anak-anak Lebih Akur di Rumah

Hal ini tentu saja merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh orangtua, khususnya di masa pandemi yang mungkin dapat menciptakan lebih banyak ketegangan.

"Langkah pertama adalah menyadari anak-anak memang sering melihat saudara kandung sebagai musuh atau pesaingnya," demikian dikatakan terang psikolog klinis, Rebecca Kennedy.

"Dalam beberapa hal, mereka bersaing untuk mendapatkan sumber perhatian seperti kasih sayang orangtua yang mungkin jarang didapatkan," lanjut dia.

Nah, untuk menghindari pertengkaran pada anak-anak, berikut ini terdapat beberapa kiat yang dapat digunakan orangtua untuk membuat anak-anak lebih akur di rumah.

1. Tentukan waktu berbicara empat mata dengan setiap anak

Satu hal yang dapat dilakukan orangtua untuk meredakan kecemburuan dan daya saing pada anak-anaknya adalah dengan melihat setiap anak apa adanya.

"Bantulah setiap anak merasa dihargai dalam keunikannya," ujar dia.

Janine Domingues, seorang psikolog klinis di Child Mind Institute mengatakan, orangtua perlu menghabiskan waktu berkualitas dengan setiap anak.

Dia menyarankan agar orangtua dapat menetapkan jadwal untuk berbicara empat mata dengan masing-masing anak.

Sebab, hal itu dapat memupuk hubungan yang lebih sehat di antara anak-anak dan orangtuanya.

"Ketika seorang anak memiliki komunikasi yang baik dengan orangtua, maka dia akan merasa terhubung dan besar kemungkinan melihat saudara kandungnya sebagai teman bermain, bukan pesaing," kata Kennedy.

2. Jangan membandingkan anak-anak

Sangat mudah bagi sebagian orangtua untuk membandingkan anak-anak dengan saudara kandungnya guna memberikan motivasi.

Sayangnya, perilaku membandingkan ini secara tidak sengaja justru memperkuat persaingan dan perbandingan dengan mengadu domba satu sama lain.

"Terkadang cara yang lebih mudah untuk membuat anak melakukan sesuatu adalah menyebutkan apa yang dilakukan saudara kandungnya," ungkap Kennedy.

"Tapi itulah alasan anak-anak memandang saudaranya sebagai pesaing, bukan sebagai teman bermain," kata dia lagi.

Persaingan antara saudara ini juga bisa timbul akibat sikap tidak adil dari orangtua yang kerap kali memunculkan rasa cemburu.

Sebagai contoh, orangtua hanya mengajak satu anak keluar untuk makan es krim bersama dan tidak mengajak anak lainnya.

Untuk mengubah situasi tersebut, kita dapat mengalihkan fokus anak dari saudara kandungnya dan membuatnya memikirkan apa yang sebenarnya dia inginkan.

3. Bersikap jujur

Kennedy mengatakan, penting untuk bersikap jujur dengan anak-anak dan katakan apa yang benar sambil berempati.

"Terkadang hal terbaik untuk membantu anak-anak tetap rukun adalah dengan menyebutkan betapa sulitnya bergaul," ujar dia.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar orangtua mengatakan sulitnya mendapatkan teman dan kita masih bisa mengandalkan saudara sebagai teman sepanjang waktu, terutama di masa pandemi Covid-19.

4. Mengatur emosi

Kennedy mengatakan, salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan orangtua adalah membuat perannya untuk memperlambat konflik, bukan menyelesaikannya.

"Kita semua cukup pandai menemukan keterampilan mengatasinya saat kita bisa memperlambat konflik, yang artinya mengatur emosi kita sendiri," terang dia.

"Ketika kita dapat membantu anak-anak mengatur intensitas emosi daripada menemukan solusi, maka kita sudah memberikan ruang bagi mereka untuk bernegosiasi," sambung dia.

Domingues juga mengatakan, orangtua dapat berbicara pada setiap anak tentang apa yang dapat mereka lakukan secara individu untuk memecahkan masalah dengan lebih baik.

Meski begitu, orangtua direkomendasikan untuk tetap turun tangan jika seorang anak mulai mengambil benda dan ingin melemparkan ke arah saudara kandungnya.

"Jadi kita harus selalu menjaga keamanan. Tapi sekali lagi, tujuannya bukan untuk menyelesaikan konflik, namun membantu mengatur emosinya," tambah Kennedy.

5. Dorong setiap anak untuk mendapatkan ruang sendiri

Terkadang cara terbaik untuk mencegah atau meredakan konflik antar saudara adalah dengan menghabiskan waktu terpisah.

Domingues menyarankan agar orangtua memberi tahu anak-anak tentang ada kalanya keluarga berkumpul dan bagaimana mereka juga dapat memiliki waktu untuk sendiri.

"Bicaralah tentang waktu menyendiri yang sehat dan apa yang dapat dilakukan saat sedang memiliki ruang sendiri itu," kata dia.

"Lalu, pastikan anak-anak tetap memiliki waktu tertentu bersama keluarga untuk melakukan aktivitas atau permainan yang mereka sukai," imbuh dia.

6. Melibatkan seluruh keluarga

Jika ketegangan antar anak semakin tinggi, kita dapat melibatkan seluruh keluarga untuk saling bertukar pikiran tentang cara membuat segalanya lebih baik.

Orangtua juga dapat mengutarakan bagaimana bagaimana hebatnya anak-anak jika bisa menjaga kedamaian dan kerukunan di dalam rumah.

Sementara itu, Kennedy merekomendasikan agar semua anggota keluarga dapat turun tangan membantu menemukan akar permasalahan yang terjadi di antara saudara.

Menurut dia, itu adalah cara yang tepat untuk membingkai masalah sebagai dinamika keluarga yang bisa diselesaikan daripada hanya saling menyalahkan.

7. Memuji perilaku yang baik

Demi memperkuat perubahan perilaku, cobalah mengurangi fokus pada menegur anak-anak ketika mereka berperilaku buruk dan lebih pada memuji perilaku yang baik.

Domingues menjelaskan, semua ini tentang berfokus pada penguatan positif dan pujian positif untuk masing-masing anak.

"Setiap orang memiliki kekuatan yang berbeda dan mereka pasti akan melakukan yang terbaik jika mendapatkan penghargaan yang baik pula," ujar dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/23/080943920/7-kiat-membuat-anak-anak-lebih-akur-di-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke