Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Alasan Pasangan Lakukan Kekerasan dalam Pernikahan

Oleh sebab itu, kita pasti akan melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya konflik yang mengakibatkan kegagalan dalam pernikahan.

Namun, terlepas dari semua ini, banyak juga pernikahan yang pada akhirnya berujung pada kegagalan.

Hal-hal menjadi lebih buruk ketika pasangan mulai menunjukkan perilaku yang kasar dan membuat kita bertanya-tanya mengapa ini bisa terjadi.

Nah, berikut adalah beberapa alasan mengapa pasangan kita mulai berubah sikap hingga bahkan sampai hati melakukan kekerasan.

1. Terpicu pemikiran tidak benar

Dalam hubungan yang penuh kekerasan, pertengkaran sering menyebabkan pelaku mengalami serangkaian pemikiran yang benar-benar merusak orang lain.

Selama pertengkaran dalam pernikahan, pelaku kekerasan mulai berpikir bahwa orang lain tidak menghormatinya.

Sehingga, pelaku kekerasan berpikir bahwa dia perlu melakukan sesuatu agar dia tidak terlihat lemah di depan pasangan yang memicu kekerasan bisa terjadi.

2. Ketidakmampuan untuk mentoleransi rasa sakit

Sulit bagi semua orang untuk disakiti oleh orang yang dicintai dan telah berkomitmen dalam sebuah pernikahan.

Namun, hidup dengan seseorang, berbagi stres sehari-hari, dan kesulitan tak terduga pasti akan menyebabkan rasa sakit, terluka serta kecewa.

Dalam kasus pelaku kekerasan, dia tidak bisa mentoleransi adanya rasa sakit dari perbuatan salah yang dilakukan oleh pasangan.

Sehingga, dia akan menunjukkan perilaku kasar dan bereaksi terhadap rasa sakit dengan menimbulkan rasa sakit pada orang lain.

3. Tumbuh dalam keluarga yang kasar

Banyak pelaku kekerasan memiliki trauma masa kecil dalam sejarah pribadi keluarganya.

Demikian pula, banyak korban kekerasan yang juga sering berasal dari keluarga yang dinamikanya toksik dan penuh dengan kekerasan psikologis atau fisik.

Dengan cara itu, baik suami maupun istri secara tidak sadar menganggap kekerasan dalam pernikahan sebagai hal yang normal, bahkan mungkin sebagai ungkapan kedekatan dan kasih sayang.

4. Kurangnya batasan

Orang-orang dalam pernikahan yang penuh dengan kekerasan biasanya percaya pada ikatan yang tidak dapat dipecahkan di antara mereka.

Namun, ikatan ini jauh dari romansa. Ini menimbulkan kurangnya batasan-batasan yang sebenarnya diperlukan untuk suatu hubungan.

Dengan cara itu, menjadi lebih mudah untuk menyalahgunakan batasan terhadap pasangan dan mentoleransinya karena tidak ada yang merasa terpisah dari yang lain.

5. Kurangnya empati

Alasan yang paling memungkinkan pasangan kita melakukan kekerasan dalam pernikahan adalah karena kurangnya empati.

Yang lebih mengejutkan lagi, dia melihat keterbatasan dan kelemahan kita dengan cukup jelas.

Namun, yang tidak dia ketahui adalah empati memiliki komponen emosional dan disertai dengan kepedulian, serta berbagi perasaan dengan orang lain.

6. Penyalahgunaan obat terlarang

Penyalahgunaan zat adalah salah satu penyebab umum seseorang melakukan kekerasan dalam hubungan, terutama pernikahan.

Menurut American Journal of Public Health, ditemukan bahwa kedua faktor di atas saling terkait.

Artinya, terkadang pelaku kekerasan juga memaksa korbannya untuk menggunakan obat-obatan terlarang serupa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/27/200952520/6-alasan-pasangan-lakukan-kekerasan-dalam-pernikahan

Terkini Lainnya

4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com