Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui, 8 Kebiasaan Harian yang Menjadi Penyebab Perut Buncit

Menjaga berat badan dan persentase lemak ideal adalah bagian dari cara mengecilkan perut buncit. Namun, penting untuk diketahui pula bahwa tipe lemak yang tersimpan di perut kita dapat memengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.

Menurut Healthline, dua jenis lemak perut utama adalah lemak viseral dan lemak subkutan.

Viseral mengacu pada lemak yang mengelilingi hati dan organ perut lainnya. Memiliki kadar lemak viseral yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kronis, seperti sindrom metabolik, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.

Sementara subkutan adalah lapisan lemak yang berada di bawah kulit. Lemak subkutan tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan dan berfungsi sebagai lapisan pelindung organ tubuh kita serta penyekat untuk mengatur suhu tubuh.

Namun, memiliki jumlah lemak subkutan yang tinggi dikaitkan dengan jumlah lemak viseral yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki gaya hidup sehat demi menghindari lemak perut berlebih.

Penyebab lemak perut

Banyak orang beranggapana bahwa penyebab lemak perut adalah jarang berolahraga dan banyak makan makanan tak sehat. Hal itu tak sepenuhnya salah, namun penyebab perut buncit sangatlah kompleks.

Menurut Verywell Fit, beberapa penyebab perut buncit bisa kita kontrol atau modifikasi, sementara lainnya tidak.

Adapun beberapa kebiasaan yang dapat menjadi penyebab perut buncit antara lain:

Ini diperburuk dengan gaya hidup kurang gerak sehingga kalori yang dibakar tidak banyak.

Namun, tak peduli seberapa aktifnya kita, jika secara konsisten kita makan lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuh, kita akan menciptakan ketidakseimbangan energi.

Kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang pada akhirnya juga berkontribusi sebagai salah satu penyebab perut buncit.

Tanpa disadari, sebagian dari kita ternyata mengonsumsinya dalam jumlah besar sehari-hari. Misalnya, di pagi hari minum teh dengan gula, ngemil makanan manis di antara waktu makan, dan minum es kopi dengan gula di siang hari.

Mengonsumsi kalori lewat minuman bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti "sugar crash", menyebabkan kita lebih cepat lapar sehingga segera mencari minuman atau makanan lagi.

Kondisi itu pada akhirnya membuat berat badan kita mudah naik dan menjadi salah satu penyebab perut buncit.

Menghindari makanan dan minuman dengan gula memang baik. Tapi, bukan berarti kita wajib sepenuhnya menghindari itu.

Kita masih bisa menikmatinya sesekali dalam jumlah wajar.

Hal terpenting adalah membatasi makanan dan minuman manis, misalnya hanya mengonsumsinya pada acara-acara tertentu saja.

Sebagai gantinya, minumlah air putih, teh atau kopi tanpa gula, dan mengonsumsi makanan utuh yang minim proses.

Sebagian kecil lemak trans terjadi di alam, namun jenis lemak ini terutama dibuat dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh untuk membuatnya lebih stabil dan memungkinkannya menjadi padat pada suhu kamar.

Lemak trans banyak digunakan dalam produk yang dipanggang dan makanan kemasan sebagai pengganti mentega.

Lemak trans terbukti menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan resistensi insulin, penyakit jantung, jenis kanker tertentu, dan berbagai penyakit lainnya.

Bahkan ketika seseorang aktif secara fisik sekalipun, duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan dan kenaikan berat badan.

Gaya hidup kurang gerak dan banyak rebahan dikaitkan langsung dengan peningkatan lemak viseral dan subkutan, yang pada akhirnya berkontribusi sebagai penyebab perut buncit.

Jadi, cobalah secara rutin melakukan aktivitas fisik yang dibarengi dengan mengurangi waktu duduk.

Sebuah studi mengungkapkan, orang-orang yang duduk lebih dari delapan jam setiap hari (di luar jam tidur) memiliki risiko peningkatan obesitas sebesar 62 persen dibandingkan mereka yang duduk kurang dari empat jam setiap hari.

Bagi orang dewasa umum, usahakan melakukan aktivitas fisik selama setidaknya 150 menit aktivitas fisik aerobik sedang atau 75 menit aktivitas berat per minggu, serta melakukan latihan ketahanan secara teratur.

Selain itu, batasi pola hidup banyak duduk. Misalnya, dengan berdiri setiap 30-90 menit duduk dan jalan kaki selama 5-10 menit pada periode tersebut.

Sebab, protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan makronutrien lainnya.

Protein juga mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot, yang berkontribusi pada metabolisme tubuh yang lebih tinggi dan lebih banyak kalori yang terbakar pada periode istirahat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi protein dalam jumlah besar memiliki risiko perut buncit lebih kecil dibandingkan dengan orang-orang yang mengonsumsi protein dalam jumlah sedikit.

Beberapa makanan sumber protein tinggi antara lain daging tanpa lemak, unggas, tahu, telur, kacang-kacangan, dan lentil.

Sayangnya, stres kronis dapat menyebabkan akumulasi lemak visceral dan membuatnya sulit untuk dihilangkan karena dapat meningkatkan produksi kortisol secara berlebihan.

Tingkat kortisol yang lebih tinggi dalam makanan dapat menyebabkan beberapa orang memilih makanan berkalori tinggi untuk meredakan stresnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan menjadi penyebab perut buncit.

Stres juga dapat memengaruhi perilaku gaya hidup lainnya yang menyebabkan kenaikan berat badan, seperti kebiasaan kurang gerak, kualitas tidur yang buruk, dan kurang melakuakn aktivitas fisik.

Hubungan antara stres dan penambahan berat badan juga tampaknya bekerja secara terbalik, di mana kelebihan lemak perut itu sendiri dapat meningkatkan kadar kortisol, mendorong siklus negatif stres kronis dalam tubuh.

Jadi, penting untuk melakukan aktivitas yang membantu kita menurunkan stres, seperti mencoba rutin berolahraga, mengonsumsi makanan padat nutrisi, meditasi, dan lainnya.

Beberapa jenis serat bisa membantu kita tetap merasa kenyang, menstabilkan hormon lapar, dan mengelola rasa lapar.

Pola makan kurang makan serat dan tinggi karbohidrat olahan memberikan efek sebaliknya dan berkontribusi terhadap kenaikan berat badan, termasuk menjadi penyebab perut buncit.

Beberapa makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, kacang-kacangan, dan gandum utuh.

Sebabnya, kurang tidur sering kali memicu perilaku tidak sehat, seperti makan makanan tinggi kalori dan tidak melakukan aktivitas fisik karena tubuh merasa kelelahan.

Selain itu, gangguan tidur juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Salah satu gangguan tidur paling umum adalah sleep apnea juga membuat napas seseorang berhenti secara berulang di malam hari karena jaringan lunak di tenggorokan menghalangi jalan napas.

Kurang tidur dan kenaikan berat badan menghadirkan skenario mirip ayam dan telur. Sebab, kurang tidur berkontribusi terhadap kenaikan berat badan, tetapi Indeks Massa Tubuh (BMI) yang tinggi juga dapat menyebabkan gangguan tidur.

Seperti yang telah dijelaskan, penyebab perut buncit adalah yang dapat dikontrol atau dimodifikasi dan ada yang tidak.

Beberapa penyebab perut buncit yang tidak dapat dimodifikasi seperti faktor genetik dan perubahan hormon, seperti periode menopause.

Meski kondisi seperti menopause adalah bagian dari proses penuaan yang alami, kita masih dapat melakukan intervensi seperti terapi estrogen untuk menurunkan risiko penyimpanan lemak perut dan risiko kesehatan terkait.

Untuk mencegah lemak perut berlebih, orang-orang yang sudah memasuki masa menopause juga bisa berkonsultasi dengan dokter gizi untuk mendiskusikan pola makan yang tepat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/22/091430820/ketahui-8-kebiasaan-harian-yang-menjadi-penyebab-perut-buncit

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com