Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai Cabin Fever Selama PPKM

Oleh: Untung Subroto dan Stefanie Novia Putri

DI MASA pandemi virus Covid-19, pemerintah melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan melarang kita melakukan kegiatan di luar rumah, kecuali dalam keadaan yang darurat.

Lamanya masa isolasi, membuat kita menjadi jenuh berada di rumah, bahkan membuat banyak orang merasa sedih, tertekan dan gelisah. Banyak orang juga menyebut diri mereka terkena cabin fever.

Cobalah jawab pertanyaan ini dalam diri Anda, "Apakah saat ini Anda sering merasa bosan, merasa diri lebih sensitif, sulit konsentrasi, sering marah-marah, dan merasa putus asa melihat kondisi yang sekarang terjadi?"

Jika Anda merasakan 5 hal tersebut bisa jadi Anda mengalami cabin fever. Di tengah era pandemi ini, sangat mungkin bagi kita untuk mengalami cabin fever.

Hal ini lebih mungkin terjadi terutama bagi mereka yang mempunyai rutinitas yang sama setiap harinya, serta mereka yang mulai merasa bosan.

Tulisan ini kami buat untuk Anda yang merasa ingin mengetahui tentang cabin fever, apa saja gejala, penyebab dan juga apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala cabin fever.

Menurut Rosenblatt & Anderson (1984), cabin fever merupakan kondisi di mana seseorang merasa bosan, tidak puas, depresi, merasakan perasaan negatif lainnya, bahkan hingga depresi, yang muncul dari kondisi buruk, rutinitas monoton, kondisi yang sama, isolasi, maupun kurangnya stimulus.

Kondisi ini tentu saja bisa disebabkan karena berhadapan dengan pandemi Covid-19 yang memaksa kita harus sering berada di rumah.

Gejala-gejala yang dialami dari orang yang terkena cabin fever menurut Rosenblatt & Anderson (1984) antara lain:

Lalu, bagaimana cara menghadapi kondisi yang meresahkan ini?

Cemas dan takut boleh saja, tapi tidak perlu berlebihan sampai-sampai harus berebut susu merek tertentu karena dianggap dapat mengobati Covid-19.

Kecemasan yang wajar sesungguhnya dibutuhkan agar kita tetap waspada.

Kita harus belajar dan terus bertumbuh agar kita bisa keluar dari zona ketakutan dan terhindar dari cabin fever.

Caranya adalah membuat rutinitas baru, yang akan membantu mengurangi rasa jenuh dari kegiatan yang monoton.

Cobalah kegiatan yang selama ini ingin dilakukan tapi belum terealisasi, atau mencoba kegiatan yang sama sekali baru, seperti belajar membuat roti, menari, yoga dll.

Cara kedua bisa juga dengan mengubah layout rumah karena kondisi rumah atau tempat kerja yang berubah, otomatis akan memberikan kesan dan stimulus baru.

Selain menata ruangan Anda juga bisa memilah barang-barang di rumah dan membagi menjadi 3 katagori, yaitu barang yang akan dibuang, disimpan karena masih dipakai, serta barang yang akan disumbangkan.

Kegiatan ketiga yang bisa dilakukan adalah menjaga agar tetap terhubung dengan dunia luar, walaupun terbatas, tetaplah untuk terhubung melalui media dengan orang lain, misalnya teman, kerabat, dan lain-lain.

Beberapa hal tersebut di atas dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan kita dan terhindar dari cabin fever.

Kegiatan lain yang dapat membuat kita tetap terhubung dengan orang lain adalah ikut serta dalam webinar dengan tema-tema menarik, ngobrol melalui aplikasi meeting bersama teman-teman lama, atau sekedar menyapa teman lama melalui handphone.

Selain itu, tetap beraktivitaslah normal karena di masa pembatasan sosial bukan berarti kita tidak bisa melakukan hal dengan normal.

Lakukanlah aktivitas yang biasa dilakukan sebelum karantina, misal bangun pagi, kerja menggunakan seragam atau pakaian kantor, makan pagi, tidur cukup dan sebagainya.

Kita juga dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan bagi diri sendiri (me time) merawat tubuh atau kulit dan lain-lain. Kegiatan yang kelima adalah mendengarkan musik atau menonton drama Korea.

Untuk kegiatan ini penulis menyarankan untuk mendengarkan musik dengan irama dan syair yang membuat bahagia dan semangat, jangan mendengarkan musik yang membuat Anda makin merasa sedih dan terisolasi, seperti lagu putus cinta atau bertema perpisahan atau kematian.

Pilihlah drama Korea yang berakhir dengan happy ending atau yang menceritakan perjuangan seseorang dalam mengatasi masalah dan berakhir dengan kebahagian.

Aturlah waktu menonton dengan baik, tidak perlu menyelesaikan drama yang terdiri dari 16 episode selama 1 atau 2 hari, karena jika Anda melakukan maraton drakor, maka akan mengabaikan kegiatan lain yang harusnya Anda lakukan, merawat diri dan beribadah misalnya.

Cara lainnya, Anda bisa melakukan kegiatan seni, misalnya menggambar, menempel, merajut, membuat kaligrafi, menyulam, meronce, dan sebagainya. Kegiatan seni ini bisa Anda lakukan secara individual atau bersama anggota keluarga lainnya.

Hasil kegiatan seni ini dapat dipajang dengan memberikan figura setelah selesai dibuat, sebagai penanda Anda pernah menghasilkan sesuatu di masa yang tak menentu.

Jangan takut akan penilaian akan bagus dan tidaknya karya yang Anda buat, karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk kreatifitas atau mengekspresikan pikiran, perasaan atau emosi. Kegiatan terakhir yang bisa Anda lakukan adalah olahraga dan ibadah.

Seperti yang kita ketahui, olahraga bukan hanya baik untuk fisik kita, tapi juga untuk mental, karena selain bugar secara fisik, olahraga dapat memberikan rasa senang saat kita rutin melakukannya.

Kalau Anda sudah melakukan yang dianjurkan oleh pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan, maka bungkuslah semua ini dengan doa yang terkirim lewat ibadah.

Karena seperti yang orang bijak katakan, "Ketika semua sudah kita kerjakan dengan baik, maka biarlah tangan Tuhan yang bekerja, termasuk menjaga kita semua". Amin.

Untung Subroto
Stefanie Novia Putri
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/21/080517320/waspadai-cabin-fever-selama-ppkm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke