Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Kurang Tidur pada Kulit dan Rambut

KOMPAS.com - Waktu tidur yang memadai memiliki efek yang sangat baik bagi kesehatan tubuh, termasuk kondisi kulit dan rambut.

Dokter kulit berlisensi Hope Mitchell mengatakan, proses pembaruan, perbaikan dan pemulihan kulit terjadi pada malam hari.

Di waktu tersebut, tingkat metabolisme kulit akan meningkat, sehingga pergantian sel dan produksi sel baru juga meningkat.

Menurutnya, kurang tidur akan mengakibatkan penurunan sekresi hormon pertumbuhan somatotropin yang bertanggung jawab memperbaiki sel-sel yang rusak dan menjaga elastisitas kulit.

Dokter kulit dan profesor Rajani Katta menyebut, saat kita tertidur, tubuh kita akan menyembuhkan diri dari luka.

"Pikirkan seberapa cepat tubuh kita dapat sembuh dari luka, dan satu hari kemudian semua bekas luka itu hilang," ucapnya.

"Saat kita tidak tidur, kita merusak sistem pesan yang mengirim sel-sel yang akan memperbaiki kerusakan pada penghalang kulit," tambah Katta.

Sebaliknya, tubuh kita justru mengirimkan lebih banyak sitokin inflamasi yang memicu jerawat dan ruam.

Rebecca Robbins, ilmuwan tidur di Brigham and Women's Hospital dan instruktur kedokteran di Harvard Medical School merujuk pada sebuah studi tahun 2020.

Dari studi tersebut terungkap wanita berusia 40 tahun hanya tidur empat jam semalam selama enam hari. Durasi ini adalah durasi tidur terlama yang diperoleh kebanyakan orang.

"Studi ini menunjukkan ada peningkatan kerusakan kulit akibat kurang tidur setiap malam," sebut Robbins.

Intinya, semakin kita tidak memeroleh istirahat yang mencukupi, maka hal itu akan semakin tampak dari penampilan kita.

Kurang tidur juga membawa dampak negatif lain bagi kulit, termasuk hipopigmentasi (hilangnya pigmen atau warna kulit di beberapa bagian).

Penyembuhan luka juga menjadi lebih lama, timbul garis-garis halus dan kerutan, serta lingkaran hitam dan kantung mata.

Menurut Mitchell, hipopigmentasi dan penyembuhan luka yang tertunda kemungkinan adalah akibat dari berkurangnya hormon melatonin yang diproduksi tubuh saat kita tidur.

"Melatonin adalah pertahanan kulit terhadap stresor lingkungan seperti sinar UV dan kerusakan oksidatif lainnya yang disebabkan oleh radikal bebas," tutur wanita itu.

Lebih lanjut Mitchell memaparkan, kolagen atau protein yang menjaga kelembutan dan kehalusan kulit diproduksi tubuh ketika tubuh dalam keadaan rileks selama tahapan tidur REM.

Apabila kita kekurangan tidur, maka kadar hormon kortisol dalam darah meningkat dan merusak serta menghentikan produksi kolagen sehingga kulit kendur.

Mitchell pun menjelaskan bagaimana kurang tidur bisa menyebabkan timbulnya lingkaran hitam di bawah mata.

"Kurang tidur menyebabkan gangguan aliran darah dan penumpukan cairan di kelopak mata," imbuhnya.

"Kulit di bawah mata adalah bagian kulit yang paling tipis, dan kurangnya pembentukan kolagen di area ini akan menunjukkan perubahan warna lebih gelap dan menonjolkan pembuluh darah di bawah area tersebut."

Kurang tidur juga merusak rambut

Rambut yang sehat juga dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan. Nah, jika kita mengalami kurang tidur kronis, maka rambut akan terlihat kusam dan lemas.

Tanpa istirahat yang memadai, tubuh akan kesulitan mensintesis protein keratin yang tumbuh dari kulit kepala --yang dikenal sebagai rambut.

Melatonin juga diyakini penting bagi kesehatan rambut. Studi tahun 2012 menunjukkan, penggunaan melatonin topikal dapat mengobati kerontokan rambut.

Di saat kita tidak tidur, kita pada dasarnya merasa stres karena mengetahui bahwa kita tidak tidur.

"Hal ini mengakibatkan peningkatan produksi hormon kortisol, hormon melawan atau lari (fight or flight) dalam tubuh," ujar Katta.

Peningkatan kadar kortisol, lanjut Katta, dikaitkan dengan peningkatan produksi minyak sebaceous yang menyebabkan jerawat dan rambut berminyak, serta kerapuhan kulit.

Semakin sedikit durasi tidur yang kita dapatkan, maka tubuh dan pikiran kita akan semakin terganggu.

"Studi yang dilakukan di negara-negara Nordik menemukan individu yang kurang tidur dinilai kurang menyenangkan dan kurang baik untuk diajak bekerja sama di tempat kerja," jelas Robbins.

Akan tetapi, mengubah gaya hidup dapat memperbaiki kesulitan tidur yang kita alami. Misalnya berolahraga, mengurangi penggunaan gawai sebelum tidur, hingga melakukan teknik pernapasan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/15/132134120/dampak-kurang-tidur-pada-kulit-dan-rambut

Terkini Lainnya

Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com