Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Awal Mula Tahun Baru Dirayakan 1 Januari?

KOMPAS.com - Momen pergantian tahun sangatlah ditunggu banyak orang di seluruh dunia.

Mereka yang percaya dengan "keajaiban" Tahun Baru, meyakini bergantinya tahun bisa menghapus kesialan dan nasib buruk di tahun sebelumnya.

Oleh karenanya, tak mengherankan jika banyak tradisi Tahun Baru di banyak negara identik dengan harapan itu, selain berpesta dan menyaksikan pertunjukkan kembang api.

Di Ekuador, masyarakat setempat menggelar tradisi Los Años Viejos dengan membakar orang-orangan sawah untuk menghilangkan keburukan.

Sedangkan di Denmark, orang-orang punya tradisi memecahkan piring jelang pergantian tahun untuk mengusir roh jahat.

Lalu, dengan beragamnya tradisi yang ada, bagaimana awal mula sejaah Tahun Baru dirayakan seperti yang kita ketahui saat ini?

Sejarah perayaan Tahun Baru

Merayakan hari pertama di tahun berikutnya telah menjadi tradisi sejarah manusia selama ribuan tahun.

Bagaimana pun, bertahan hidup dan awal yang baru adalah hal yang cukup besar. Namun, dengan datangnya Tahun Baru, orang-orang punya harapan yang lebih baik.

Sebenarnya, ada banyak hari berbeda yang dipilih untuk menandai awal Tahun Baru.

Perayaan Tahun Baru pertama kali tercatat di Mesopotamia empat milenium lalu atau sekitar 2000 SM.

Orang-orang di masa itu memilih titik balik musim semi, sekitar tanggal 20 Maret, untuk menandai awal Tahun Baru mereka.

Selain peradaban Mesopotamia yang sudah mengenal Tahun Baru, ternyata peradaban Mesir, Persia, dan Fenisia, memilih ekuinoks musim gugur, sekitar tanggal 20 September, sebagai awal Tahun Baru.

Melansir dari National Geographic, ekuinoks adalah peristiwa ketika titik subsolar sebuah planet melewati garis khatulistiwa.

Sementara itu, di belahan bumi lainnya, orang di zaman Yunani kuno memilih titik balik matahari di musim dingin, sekitar tanggal 20 Desember, untuk memulai Tahun Baru.

Karena tanggalan Tahun Baru di tiap daerah berbeda-beda, Julius Caesar lantas mengakhiri semua kebingungan dengan membuat kalender baku yang mengikuti tahun matahari.

Setelah berkonsultasi dengan para ahli ilmiah, pada tahun 46 SM, ia memperkenalkan kalender Julian.

Dalam kalender ini, 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama resmi di tahun yang baru.

Tanggal ini bertepatan dengan waktu tahun bahwa bumi paling dekat dengan matahari.

Selain itu, tanggal ini juga dipilih untuk menghormati Janus, seorang dewa yang menjadi asal mula nama bulan Januari.

Ia dikenal karena memiliki dua wajah, satu mengarah ke depan sebagai simbol melihat masa depan dan satunya lagi mengarah ke belakang sebagai simbol melihat masa lalu.

Namun, penentuan Tahun Baru tidaklah berhenti sampai di sini. Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengubah kalender Julian dan menciptakan kalender Gregorian.

Kalender ini dijadikan standar yang digunakan sebagian besar dunia hingga sekarang dan menetapkan kembali 1 Januari sebagai Tahun Baru.

Menentukan jatuhnya Tahun Baru

Tiap negara punya Tahun Barunya masing-masing. Pasalnya, penentuan Tahun Baru berbeda sesuai kalender yang digunakan.

Peradaban yang berbeda telah mengukur waktu dengan cara yang berbeda pula. Beberapa mendasarkan tahun di sekitar matahari dan yang lain mencatat tahun berdasar bulan.

Di AS misalnya, kalender yang digunakan adalah kalender Gregorian yang didasarkan pada tahun matahari.

Dalam satu tahun matahari, bumi memerlukan waktu untuk mengorbit matahari sekitar 365 hari. Ini artinya, Tahun Baru dirayakan pada tanggal satu Januari setiap tahun.

Berbeda dengan di Negeri Paman Sam, Tahun Baru Imlek yang dirayakan orang China membutuhkan sedikit perhitungan.

Penentuan Tahun Baru Imlek didasarkan satu tahun lunar atau 12 siklus penuh Bulan atau kira-kira selama 354 hari.

Tahun Baru Imlek adalah perayaan yang paling populer dan dimulai saat matahari terbenam pada hari Bulan Baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin.

Di tahun 2022, Tahun Baru Imlek akan jatuh pada tanggal 1 Februari. Sedangkan, perayaan selanjutnya jatuh pada tanggal 22 Januari 2023, 10 Februari 2024, dan 29 Januari 2025.

Ragam tradisi perayaan Tahun Baru

Seiring berjalannya waktu, banyak negara memiliki perayaan Tahun Barunya sendiri.

Di AS, Tahun Baru biasanya dirayakan dengan berpesta. Sedangkan di China, Tahun Baru Imlek dimeriahkan dengan pertunjukkan kembang api.

Di belahan bumi lainnya, orang Spanyol merayakan Tahun Baru dengan memakan 12 buah anggur dalam waktu 12 detik dan orang Swiss merayakannya dengan menjatuhkan gumpalan krim kocok ke lantai.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/31/090900620/bagaimana-awal-mula-tahun-baru-dirayakan-1-januari-

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com