Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal 2 Jenis Stres, dan 4 Langkah untuk Mengatasinya

Stres yang sering dipandang merugikan ternyata merupakan reaksi yang normal ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah.

Sesungguhnya, tubuh manusia dirancang untuk mengalami stres dan bereaksi terhadapnya.

Ketika seseorang mengalami perubahan atau tantangan, tubuh akan menghasilkan respons fisik dan mental. Dan, inilah yang kemudian disebut sebagai stres.

Meski stres adalah reaksi yang wajar, faktanya respons orang saat mengalami stres berbeda satu sama lain.

Ada yang kuat menghadapi stres, tapi tak sedikit pula yang menyerah karena alasan tertentu.

Stres akan terasa semakin berat bila penyebabnya berasal dari trauma masa lalu, seperti rasa kecewa, dendam, perasaan tidak dihargai, maupun pengalaman emosional lainnya.

Tapi, menurut dokter spesialis jiwa RS Siloam Bogor, dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, stres sebenarnya bisa diubah menjadi positif agar seseorang tetap waspada dan termotivasi.

Hal ini diungkapkan dr. Lahargo dalam obrolannya bersama Didiet Maulana, desainer kondang Tanah Air, melalui siaran langsung Instagram @didietmaulana, Kamis (13/1/2021) malam.

"Respons stres membantu tubuh menyesuaikan diri dengan situasi baru. Tetapi stres menjadi masalah ketika stresor berlanjut tanpa kelegaan atau periode relaksasi," ujar Lahargo.

"Ini juga reaksi karena keadaan yang kita anggap kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan kita," sambung dia.

Macam-macam stres dan akibatnya

Lahargo dalam kesempatan itu lalu menjelaskan bahwa stres terdiri dari dua jenis, yaitu eustress dan distress.

Apabila dibedah satu-satu, eustress adalah jenis stres positif yang memberi seseorang energi dan memotivasinya untuk membuat perubahan.

Eustress juga dapat memunculkan pandangan yang baik agar orang mampu mengatasi rintangan dan penyakit.

Tapi, berkebalikan dengan eustress, distress yang disebut sebagai stres negatif membuat orang kewalahan, cemas, bahkan tegang.

Distress juga memunculkan gejala fisik dan psikologis seperti sakit kepala, insomnia, kurang fokus, atau mudah marah.

Lahargo lalu mengingatkan, stres harus diwaspadai dan segera diatasi bila sudah mengganggu kehidupan sehari-hari.

"Ibaratkan baterai harus ada sisi positif dan negatif, maka kehidupan juga begitu. Tidak bisa semuanya positif atau negatif karena pasti tidak akan bekerja," kata Lahargo.

"Dan itu perlu manajemen stres agar tidak berujung kepada stres yang negatif sebab bisa mengganggu fungsi hidup kita," imbuhnya.

Ia mengingatkan, tingkat stres yang sudah berlebihan akan membuat seseorang mudah terbawa perasaan alias baper, sering merasa kesemutan, sesak napas, mual, termasuk maag.

Empat langkah mengatasi stres

Agar stres tidak terjadi berkepanjangan dan orang-orang bisa menjalani kehidupan dengan normal, Lahargo memberikan empat langkah mengatasi stres.

  • Validasi

Pertama, ia meminta orang yang sedang stres untuk melakukan validasi terhadap kondisi dan perasaannya.

Ini bisa dilakukan dengan menerima diri sendiri dan berhenti menyalahkan keadaan.

Bagi Lahargo bukanlah masalah jika seseorang merasa ada yang kurang beres dari dirinya.

"It's okay not to be ok. Yang bisa kita lakukan terhadap masa lalu adalah memaafkan dan mengambil pelajarannya," ungkap dia.

Ketika melakukan validasi, lanjut Lahargo, orang yang stres harus menyadari bahwa sesuatu bisa terjadi karena alasan tertentu.

"Selalu ada alasan kenapa kita mengalami satu peristiwa tertentu dalam kehidupan dan cara memaknai itulah yang membuat hidup bisa lebih berkualitas," ujar Lahargo.

  • Ventilasi

Langkah kedua yang ia sarankan adalah melakukan ventilasi atau berani mengekspresikan apa yang sedang dirasakan.

Ini bisa dilakukan dengan bercerita atau curhat ke rekan kantor, sahabat, maupun orangtua.

"Tapi, kalau orang introvert sulit melakukan ventilasi, bisa diganti dengan journaling," saran dia.

Lahargo menjelaskan, journaling menjadi alternatif untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran melalui tulisan yang bisa dilakukan seriap hari.

  • Regulasi

Langkah ketiga yang disarankannya adalah melakukan regulasi. Artinya, perasaan harus dikontrol dengan baik.

Langkah ketiga ini bisa dilakukan dengan mendengarkan lagu yang disukai, bermain alat musik, atau menonton film yang lucu.

"Lakukan hal-hal yang bisa membantu meregulasi emosi atau belajar berbagai keterampilan manajemen stres."

"Misalnya dengan teknik napas 4-7-8. Tarik nafas empat hitungan, kemudian tahan tujuh hitungan, dan buang dari mulut dalam delapan hitungan," ungkap dia.

  • Konsultasi

Apabila ketiga cara sebelumnya belum menemui titik terang, Lahargo menyarankan orang yang stres untuk berkonsultasi dengan profesional.

Ini adalah langkah keempat yang membuat seseorang mendapatkan saran terbaik, seperti ke psikiater, konselor, pekerja sosial, atau dokter jiwa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/14/070133720/mengenal-2-jenis-stres-dan-4-langkah-untuk-mengatasinya

Terkini Lainnya

Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com