Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diungkap, Kecemasan Sosial Pengaruhi Kepuasan dalam Hubungan Cinta

Demikian kesimpulan dari sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Behavior Change.

Kecenderungan itu didorong oleh tingkat depresi yang lebih tinggi di antara orang-orang dengan kecemasan sosial, ketimbang kecemasan sosial itu sendiri.

Kecemasan sosial adalah gangguan kesehatan mental umum yang didefinisikan oleh ketakutan akan situasi sosial dan penilaian sosial.

Latar belakang penelitian psikologi memperlihatkan apabila orang dengan kecemasan sosial, bahkan pada tingkat sub-klinis, cenderung tidak berkencan atau menjalin hubungan percintaan.

Apalagi, hubungan percintaan yang mereka miliki kurang memuaskan.

Penulis studi Frances L. Doyle dan timnya mencatat, tidak jelas mengapa orang dengan kecemasan sosial mengalami masalah hubungan ini.

Namun demikian beberapa peneliti mengungkapkan, kondisi itu ada hubungannya dengan depresi yang terjadi secara bersamaan.

Diagnosis gangguan kecemasan sosial sering sejalan dengan diagnosis depresi berat dan depresi diketahui sangat berkaitan dengan hasil hubungan yang buruk.

"Banyak orang menghabiskan banyak waktu mencari pasangan romantis dan ingin menghabiskan waktu bersamanya."

Demikian ujar Doyle, yang juga merupakan dosen psikologi klinis di Western Sydney University.

"Namun, berbicara dengan orang asing dan berkencan mungkin lebih sulit bagi sebagian orang, apalagi yang mungkin memiliki kecemasan dalam situasi sosial," sambung dia.

Penelitian pun menunjukkan, 1:12 orang telah mengalami tingkat klinis kecemasan sosial dalam hidup mereka, dan sebagian besar tidak mencari bantuan.

Padahal, kecemasan sosial dapat memengaruhi banyak bidang kehidupan seorang individu, salah satunya dalam hubungan percintaan.

Depresi memengaruhi hubungan percintaan

Sampel awal dari 444 orang dewasa di Australia menyelesaikan survei yang mencakup penilaian kecemasan sosial dan status hubungan.

Hasilnya mengungkapkan, peserta dengan skor kecemasan sosial yang lebih tinggi secara signifikan lebih mungkin untuk mengataka mereka tidak pernah menjalin hubungan percintaan lebih dari tiga bulan.

Selanjutnya, para peneliti fokus pada 188 responden yang mengatakan, mereka saat ini berada dalam hubungan percintaan yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan.

Responden ini menyelesaikan berbagai ukuran hubungan, termasuk kepuasan hubungan, pengungkapan diri terhadap pasangannya, dukungan sosial yang dirasakan dari pasangannya, kepercayaan pada pasangannya, dan inisiasi konflik.

Serangkaian analisis regresi akhirnya mengungkapkan, depresi merupakan prediktor signifikan dari kepuasan hubungan, tetapi kecemasan sosial tidak.

"Temuan ini menunjukkan, begitu orang dewasa yang cemas secara sosial berhasil menemukan pasangan romantis, kecemasan sosial mereka tampaknya tidak memengaruhi seberapa puas perasaan dalam hubungan."

Temuan ini, kata Doyle, juga menunjukkan, setiap hubungan antara kecemasan sosial dan kepuasan hubungan didorong oleh faktor pengganggu depresi.

"Ada kemungkinan bahwa gejala depresi masih dapat memengaruhi kepuasan dalam hubungan romantis, dan mereka yang memiliki kecemasan sosial ternyata memiliki risiko lebih besar mengalami gejala depresi," ungkap dia.

Dibutuhkan studi lanjutan

Para peneliti pun mengusulkan dua penjelasan potensial untuk hasil studi ini.

Salah satu kemungkinannya adalah bahwa dampak depresi mendorong hubungan yang kurang memuaskan di antara orang-orang dengan kecemasan sosial.

Atau, mungkin ada elemen bersama untuk kecemasan dan depresi sosial yang memengaruhi kepuasan hubungan seperti emosi negatif.

Jika demikian, karakteristik bersama dan bias kognitif ini mungkin menjadi target yang tepat untuk ditangani selama perawatan.

Namun, menariknya, kecemasan sosial tidak berhubungan dengan salah satu variabel hubungan yang dinilai, kecuali pengungkapan diri.

Peserta dengan kecemasan sosial yang lebih tinggi memiliki tingkat pengungkapan diri yang lebih rendah, sehingga mereka cenderung tidak mengungkapkan kepada pasangan mereka jika ada masalah.

Tetapi, ketika depresi dan semua variabel hubungan lainnya diperhitungkan, pengungkapan diri dan kecemasan sosial tidak berinteraksi untuk memprediksi kepuasan dalam hubungan.

Artinya, tingkat pengungkapan diri yang lebih rendah tidak secara signifikan memengaruhi kepuasan hubungan di antara mereka yang memiliki kecemasan sosial.

"Terlepas dari mekanisme pasti yang berperan, temuan dari penelitian ini menunjukkan, gejala depresi mungkin menjadi target yang lebih baik untuk perawatan bagi individu yang cemas secara sosial," tulis Doyle.

"Ini menjadi berguna saat mereka ingin meningkatkan kepuasan hubungan percintaan," sambung dia.

"Kendati demikian, studi lebih lanjut tetap diperlukan untuk memeriksa utilitas klinis mengatasi gejala depresi pada individu yang cemas secara sosial, dan dampaknya pada kepuasan hubungan," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/08/190000720/diungkap-kecemasan-sosial-pengaruhi-kepuasan-dalam-hubungan-cinta

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com