Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Frustasi Hadapi Fase Plateau Saat Turunkan Berat Badan? Ini Penyebabnya

Tahapan ini terjadi ketika adalah ketika bobot tubuh kita tak lagi turun meskipun menjalani pola makan dan menu olahraga yang ketat.

Tubuh kita seakan berhenti merespon metode penurunan berat badan yang kita jalani sebelum tujuan yang diinginkan tercapai.

Fase plateau seringkali membuat orang yang sedang menurunkan berat badan menjadi frustasi.

Pasalnya berat badan tak kunjung turun lagi walau segala cara sudah dilakukan termasuk dengan lebih jeli mengurangi asupan kalori.

Penyebab fase plateau saat menurunkan berat badan

Dikutip dari Cleveland Clinic, dokter spesialis endokrin, Shirisha Avadhanula, MD mengatakan fase plateau sangatlah normal terjadi dan dialami hampir semua orang saat sedang berdiet.

“Menurunkan berat badan itu sulit dan setiap kilogram yang hilang harus diapresiasi,” kata dr. Avadhanula.

Menurutnya, fase plateau adalah respon yang dilakukan tubuh kita dan bukan serta merta kesalahan kita.

Untuk lebih jelasnya, ia menyebutkan ada dua alasan utama yang menjadi sebab berat badan tidak lagi berkurang.

1. Tubuh tetap mempertahankan berat badan

Fase plateau terjadi karena perbedaan antara apa yang diinginkan tubuh dengan pikiran.

Pikiran kita mungkin bertekad untuk menurunkan berat badan, tetapi tidak bagi tubuh yang tetap mempertahankannya.

“Karena ada titik setel di mana tubuh menganggap berat idealnya dan itu ditentukan oleh sejumlah faktor,” kata dr. Avadhanula.

Ia menyebut, plateau dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti berat badan anda saat ini, tingkat aktivitas, dan genetika.

Ketika mulai menurunkan berat badan, bahkan dengan pola makan yang sehat, tubuh masih menganggapnya sebagai “kelaparan”.

Artinya, tubuh kita mengira sedang kelaparan dan memulai proses untuk mencoba melawannya.

Hal ini tentunya membuat berat badan kembali seperti semula walau sudah berkurang sebelumnya.

Ini terjadi karena tubuh memproduksi hormon pengatur yang meningkatkan rasa lapar dan membuat merasa kurang kenyang.

Tubuh seolah-olah mengharapkan kita untuk terus makan agar mencapai titik berat badan yang diinginkannya.

2. Tubuh menghemat energi

Tubuh juga bekerja melawan kita saat menjalani latihan untuk menurunkan berat badan.

“Saat Anda berolahraga, tubuh menjadi lebih efisien dalam menghemat energi,” terang dr. Avadhanula.

Ketika tubuh menyadari kebiasaan hidup sehat baru yang kita jalani, tubuh akan beradaptasi dan mengeluarkan energi secara efisien.

“Alih-alih membakar 300 kalori dalam setengah jam, misalnya, mungkin hanya membakar 200 kalori,” jelas dr. Avadhanula.

Dokter Avadhanula.juga menyampaikan, tubuh setiap orang berbeda sehingga reaksi terhadap pola makan dan olahraga yang dijalani tidak sama.

“Orang-orang di fase plateau berbeda. Itu tergantung pada tubuh mereka,” tambah dia.

Maka dari itu, ia meminta orang-orang untuk lebih banyak berolahraga jika ingin menurunkan berat badannya.

Walau tidak ada target khusus untuk mengatasi plateau, menurutnya lebih baik orang-orang menyadari tingkat kenyamanan saat berolahraga.

Dokter Avadhanula mengutarakan, sangat wajar bila tubuh tidak nyaman saat berolahraga.

Misalnya, kita akan berkeringat, napas dengan berat, dan merasakan efek dari aktivitas fisik saat berlari.

Namun, jika tidak merasakan hal-hal di atas tandanya tubuh telah terbiasa dengan latihan yang dijalani.

Dia lebih menyarankan agar orang-orang menghitung detak jantungnya untuk mengetahui seberapa keras olahraga yang dilakoni.

Fokus diet

Di sisi lain, dr. Avadhanula mengingatkan agar orang yang sedang menurunkan berat badan untuk membiasakan pola makan yang sehat.

“Hal terpenting dengan kebiasaan diet adalah konsisten,” saran dr. Avadhanula.

"Salah satu kesalahpahaman besar tentang penurunan berat badan adalah bahwa harus ada semacam ‘kekurangan’ untuk melakukannya," tambahnya.

Mempertahankan kebiasaan sehat dengan diet yang dijalani lebih penting daripada sekedar membakar kalori yang kita konsumsi sebelumnya.

Plateau adalah fase yang normal

Seperti yang dia ungkapkan, fase plateau merupakan hal yang normal saat seseorang sedang menurunkan berat badan.

Bagian terpenting dari penurunan berat badan yang sehat adalah mengelola ekspektasi dan bersiap menempuh proses yang lebih lama.

“Menurunkan berat badan dalam jumlah besar dalam waktu singkat bukanlah hal yang sehat,” katanya.

“Menurunkan antara 0,5-1 kilogram seminggu sudah cukup. Ini juga tentang menjaga pola makan yang sehat dan membangun kebiasaan yang sehat.”

Dia menambahkan, diperlukan waktu 3-5 tahun bagi tubuh untuk menstabilkan, beradaptasi dengan penurunan berat badan, dan menerima berat badan baru.

"Kesejahteraan mental beriringan dengan perjalanan penurunan berat badan ini. Kamu harus belajar mencintai dirimu sendiri dengan berat badanmu saat ini,” tandasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/12/074410820/frustasi-hadapi-fase-plateau-saat-turunkan-berat-badan-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com