Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Hanya Vaksin HPV, 4 Cara Mencegah Kanker Serviks

Kebijakan pemerintah untuk memberikan vaksinasi ini secara cuma-cuma tentunya menjadi kabar baik bagi perempuan di Indonesia.

Sayangnya, vaksin HPV hanya diberikan secara gratis untuk anak-anak lewat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Sedangkan kalangan yang tidak menjadi sasaran vaksinasi ini bisa melakukannya secara mandiri alias berbayar.

Cara mencegah kanker serviks, berbahaya bagi perempuan

Kanker serviks menyerang mulur rahim wanita yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV).

Virus ini didapatkan dari kontak seksual khususnya yang tidak aman serta adanya Infeksi Menular Seksual (IMS).

Sistem imunitas tubuh sebenarnya bisa melawan virus ini namun jika tidak bekerja secara optimal akan mengubal sel serviks menjadi kanker.

Maka dari itu, vaksin HPV amat dibutuhkan untuk menekan risiko kanker serviks.

Apalagi penyakit ini tergolong paling banyak menyerang wanita, baik di dunia maupun Indonesia, dengan risiko kematian tinggi.

Selain vaksinasi HPV, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menekan risiko kanker serviks.

Apa saja?

Skrining kanker berkala

Cara terbaik mencegah kanker adalah dengan deteksi dini melalui skrining berkala.

Untuk mengetahui risiko kanker serviks, kita bisa menjalani tes HPV atau papsmear, maupun keduanya.

Dikutip dari Medical News Today, perempuan berusia 25-65 tahun disarankan menjalani tes HPV setiap lima tahun sekali dan papsmear tiga tahun sekali.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), HPV dikaitkan dengan 99 persen kasus kanker serviks.

Tes HPV dapat mengungkapkan perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Sedangkan papsmear berfungsi mencari perubahan prakanker pada sel-sel di serviks.

Menurut National Cancer Institute, risiko infeksi HPV lebih tinggi pada wanita yang aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun dan orang yang memiliki enam atau lebih pasangan seksual.

Menggunakan metode kontrasepsi penghalang, seperti kondom atau dental dam dapat membantu melindungi dari infeksi HPV.

Meski demikian, risiko infeksi HPV masih muncul dari area tubuh yang tidak terlindungi seperti kulit genital atau sekitar anus.

Zat beracun dalam asap pembakaran tembakau dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga sulit membunuh sel kanker.

Selain itu, racun dari rokok juga dapat merusak atau mengubah DNA sel sehingga tumor dapat berkembang.

Riset tahun 2019 membuktikan, perokok pasif dan memiliki pasangan seksual yang merokok dapat meningkatkan risiko kanker serviks.

Alasannya, nikotin dan zat berbahaya lain dalam tembakau bisa masuk ke serviks lewat air mani yang mengganggu kekebalan tubuh.

Pola makan sehat

Menerapkan pola makan sehat bisa menjadi cara mencegah kanker serviks secara alami.

Sejumlah nutrisi yang disarankan antara lain:

  • antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E, dalam buah-buahan dan sayuran
  • polifenol, flavonoid, likopen, dan sulforaphane dalam makanan berbahan nabati dan teh
  • folat, kalsium, dan vitamin D
  • kacang-kacangan

Kita juga dianjurkan menghindari makanan dengan indeks glikemik (GI) yang lebih tinggi untuk mencegah kanker serviks.

Penelitian tahun 2021 menunjukkan konsumsi makanan tinggi inflamasi, seperti lemak jenuh dan gula, dapat meningkatkan kemungkinan bakterial vaginosis yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker serviks.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/20/145901820/bukan-hanya-vaksin-hpv-4-cara-mencegah-kanker-serviks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke