Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Fans Militan Membela dan Mendewakan Idol K-Pop, Karena Halu?

Terlihat dari konflik penggemar NCT Dream yang menjadi pangkal Safa Space sehingga jadi trending topic di Twitter.

Berawal dari cuitan yang dianggap sebagai hinaan pada salah satu artis idola, Safa diancam dengan berbagai hal, termasuk diseret ke meja hijau.

Sejumlah konflik antar fandom juga kerap jadi bahasan di media sosial, menyoroti tingkah segelintir penggemar yang membabi-buta.

Sikap militan itu kembali terbukti dalam video viral yang merekam aksi penggemar ketika menyambut kedatangan NCT Dream di bandara Soekarno Hatta, Jakarta, akhir pekan lalu.

Sejumlah netizen bahkan menyamakan peristiwa itu dengan adegan zombie yang berlarian seperti di film Korea, Train to Busan.

Kejadian ini pun lantas membuat netizen lain bertanya-tanya.

Kenapa para remaja ini bisa begitu militan membela dan terlihat seolah "mendewakan" Idol KPop-nya?

Popularitas K-Pop di kalangan remaja Indonesia

Penggunaan internet khususnya media sosial memang berpengaruh pada popularitas K-Pop dan budaya Korea Selatan di kalangan remaja Tanah Air.

Faktor ini tak lepas dari pengaruh kemajuan teknologi dan globalisasi.

Dua hal ini memungkinkan terjadinya interaksi lintas negara dan lintas budaya, terutama budaya populer di negeri ginseng.

Sementara hasil konseling yang dilakukan Nanda Rossalia, psikolog klinis dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya menyatakan, popularitas Idol K-Pop ini masif terjadi selama pandemi Covid-19 atau dua tahun terakhir lantaran stres berada di rumah.

Menurutnya, penyebab stres tersebut dapat berasal dari tekanan keluarga, yang makin sering berinteraksi selama WFH. 

Kemudian, para remaja itu melampiaskan stresnya ke media sosial, tempat para artis idolanya membangun kedekatan dengan penggemar.

"Sebagian penggemar bahkan bisa merasa hanya idola mereka yang memberi perhatian pada mereka dan berkembanglah istilah "halu" walau bukan dalam artian sebenarnya," terangnya.

Sejumlah grup maupun artis idola lainnya juga menerapkan hal serupa sehingga menumbuhkan hubungan antara seseorang dengan figur yang ada di layar, yang kerap disebut parasosial.

Dari aktivitas media sosial ini pula terbangun bonding antara kedua pihak, yang direspon secara positif.

Hal ini lalu menjadi hubungan interpersonal yang membuat ikatan semakin kuat di antara fans dan idol K-popnya.

"Semakin kuat itu kemudian menjadi suatu hubungan, jadi hubungan interpersonal kemudian ini jadi realita-nya," tambah Nanda.

Ranny Rastati, seorang peneliti Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, setiap karya dari para idolanya juga membuat fans merasa dekat.

"(Lagunya) menemani hari-hari yang dilalui para fans," kata Ranny saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Misalnya ketika lirik dalam lagunya yang seolah berkaitan dengan keseharian para remaja tersebut dan mampu menemani momen-momen pergulatan emosi.

Mulai dari masa sedih, senang, marah serta bimbang sehingga menganggap idolanya adalah penyemangat hidup serta inspirasinya.

Selain itu, para penggemar juga tahu jika idolanya bekerja keras demi meraih pencapaiannya dalam berkarier.

Untuk alasan ini, mereka tak rela jika idolanya dijelek-jelekkan atau dihina orang lain.

"Fans merasa idolanya tidak pantas diusik oleh orang-orang yang tidak paham upaya yang sudah dilakukan para idol," terang Ranny.

Bahkan sampai ada anggapan jika idol mereka dihina, maka dirinya juga merasa dihina sehingga timbul upaya untuk membela.

"Inilah yang menimbulkan militansi pada fans," papar Ranny.

Bagaimana penggemar K-pop sewajarnya bersikap?

Setiap figur publik sudah menyadari jika akan selalu ada sebagian orang yang tidak suka dengan karyanya, atau kerap disebut haters.

Menjadi masalah ketika haters tersebut mengeluarkan ujaran kebencian dan ditanggapi dengan cara yang tidak santun.

Alih-alih berkonfrontasi, Ranny menyarankan untuk menegur haters tersebut dengan cara-cara yang sewajarnya.

"Jika ingin berdialog sebaiknya dengan kepala dingin."

"Namun, jika sampai ada bentuk bully dan pengancaman dari fans tentu ini tidak bisa dibenarkan juga," pungkas Ranny.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/22/202027920/alasan-fans-militan-membela-dan-mendewakan-idol-k-pop-karena-halu

Terkini Lainnya

4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com