Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ciri Infeksi Saluran Kencing pada Anak, Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Kesehatan anak pasti menjadi prioritas orangtua. Namun, di tengah perkembangan penyakit yang mengancam anak, orangtua harus lebih waspada dengan penyakit yang bisa tiba-tiba menjangkiti mereka.

Salah satu penyakit yang sering kali luput dari perhatian orangtua karena tidak terlihat adalah infeksi saluran kencing. Infeksi yang selama ini diketahui lebih banyak dialami oleh orang dewasa, nyatanya juga bisa dialami anak.

Faktor risiko terjadinya infeksi saluran kencing ini di antaranya masalah pada saluran kemih. Misalnya, kecacatan pada ginjal atau penyumbatan di saluran aliran urin normal.

Selain itu, sering kali ditemukan aliran balik abnormal yang artinya urin mengalami refluks dari kandung kemih ke ureter dan menuju ginjal. Faktor lainnya adalah kebiasaan dan kebersihan yang buruk, serta riwayat keluarga.

Penyakit ini juga dibahas secara lengkap dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Infeksi Saluran Kencing pada Anak” di Spotify. Episode tersebut juga membahas mengenai baby blues yang dialami ibu pada kehamilan anak pertama dan cara mengajarkan anak sopan santun.

Infeksi saluran kencing pada anak

Infeksi pada dasarnya terjadi karena bakteri di saluran pencernaan. Bakteri yang paling umum ditemukan adalah bakteri E. Coli yang berasal dari anus. Kemudian, ia menyebar ke saluran kemih karena kebersihan yang kurang terjaga.

Pada anak, infeksi ini umumnya dialami pada anak rentang usia 0–5 tahun. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa infeksi ini lebih rentan dialami anak perempuan. Hal ini karena anak perempuan memiliki uretra yang lebih pendek dibandingkan anak laki-laki.

Selain itu, anak laki-laki yang tidak disunat atau yang berada di bawah usia satu tahun juga memiliki risiko terkena infeksi lebih tinggi.

Melansir Kidshealth dan beberapa situs lainnya, indikasi kemunculan infeksi ini bisa diamati dari beberapa gejala yang bisa berbeda-beda pada tiap anak. Hal ini diantaranya

  1. Urin berbau tidak sedap, keruh, hingga berdarah.
  2. Anak merasakan sakit pada perut bagian bawah.
  3. Anak lebih sering buang air kecil dalam jumlah sedikit.
  4. Anak sering mengeluh merasakan sakit ketika buang air kecil.
  5. Anak tidak dapat menahan rasa ingin buang air kecil, seperti sering mengompol atau terbangun di tengah malam untuk pipis.
  6. Demam.

Gejala tersebut biasanya dialami pada kasus peradangan infeksi saluran kencing atau cystitis, baik dalam tahap ringan hingga parah. Sementara itu, terdapat juga infeksi yang menjalar dari ureter ke ginjal, yaitu pielonefritis.

Pielonefritis biasanya lebih serius. Gejala yang ditimbulkan bisa jadi sama, tetapi anak akan lebih merasakan sakit. Kasus ini terkadang disertai juga dengan demam tinggi hingga menggigil, nyeri di bagian tubuh samping atau punggung, kelelahan parah, atau muntah.

Apa yang harus dilakukan orangtua?

Jika sudah terjadi gejala-gejala yang disebutkan, orangtua harus segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Perlu diingat bahwa infeksi ini tidak akan sembuh dengan sendirinya.

Dokter akan melakukan tes urin untuk mengetahui apakah anak terindikasi terinfeksi atau tidak. Anak juga mungkin akan diberikan obat yang membuat lapisan saluran kemih mati rasa. Obat ini dalam sementara waktu akan menyebabkan warna kencing berubah lebih pekat.

Jika benar terbukti bahwa yang dialami anak adalah infeksi saluran kencing, dokter akan memberikan resep antibiotik guna membunuh bakteri serta kuman yang berada pada saluran kencing.

Namun, untuk memastikannya bekerja, orangtua perlu memastikan bahwa anak menghabiskan antibiotik sejumlah yang diresepkan oleh dokter. Bahkan ketika anak sudah mulai merasa lebih baik.

Jangan panik jika anak belum membaik dengan cepat karena infeksi ini biasanya teratasi oleh obat secara sempurna dalam kurun waktu seminggu atau lebih. Namun, dalam waktu 2–3 hari, orangtua bisa terus bertanya pada anak apakah mereka masih merasakan sakit.

Setelah sembuh, anak harus kembali dites urin untuk mengetahui apakah infeksi yang dialami sudah benar-benar sembuh total. Perlu diingat pula, orangtua harus mengikuti saran dokter untuk tidak memberikan anak makanan atau minuman yang dilarang.

Akan tetapi, jika pada tahap awal tidak ditemukan infeksi, ada baiknya orangtua tetap berkonsultasi dengan dokter anak masing-masing untuk menghindari gejala yang semakin parah.

Dengarkan lebih lengkap pembahasannya dalam siniar Obrolan Meja Makan dalam episode bertajuk “Infeksi Saluran Kencing pada Anak” di Spotify.

Ikuti juga siniarnya agar orangtua terus terinfo mengenai isu-isu parenting, kesehatan fisik dan mental anak, dan informasi menarik lainnya!

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/29/210000720/ciri-infeksi-saluran-kencing-pada-anak-apa-yang-harus-orangtua-lakukan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke