Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasangan Menjadi Posesif, Ini Alasannya

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Sering kali kita menemukan tantangan saat menjalin hubungan asmara dengan pasangan. Jika membahas cinta, banyak orang rela melakukan apa pun demi memperjuangkannya.

Saat sedang mencintai seseorang, pasti kita ingin terus berada di sampingnya. Keinginan untuk ‘memiliki’ sejatinya wajar asal tidak berlebihan sampai membuat hubungan kita dengan pasangan menjadi tidak sehat.

Rasa ingin ‘memiliki’ berlebihan hingga tak jarang menjadi kekangan bagi pasangan tentu wajib diwaspadai. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, dr. Dharmawan A. Purnama, psikiater, menjelaskan dampak buruk posesif lewat siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Cemburu VS Posesif”.

Posesif diartikan sebagai sifat seseorang yang merasa jadi pemilik. Hal ini ditunjukkan dengan dominasi seseorang terhadap pasangannya. Tak jarang, banyak orang mengambil kontrol hidup mereka dengan rasa ingin memiliki secara berlebihan.

Prinsip mencintai sejatinya bukanlah untuk ‘memiliki’ melainkan menjadikannya sebagai partner yang sama-sama memiliki kepercayaan. Lalu, apakah pasangan yang posesif menandakan bahwa ia tidak percaya dengan kita?

Melansir Mind Body Green, rasa tidak aman adalah salah satu penyebab seseorang memiliki sifat posesif. Perasaan tersebut membuat kita seakan bertanggung jawab untuk membuat pasangan merasa aman dan terus dicintai.

Tak hanya itu, ada pula alasan lainnya mengapa pasangan kita bisa posesif.

Kurang Percaya Diri

Ketika menjalin hubungan asmara, rasa kurang percaya diri bisa menjadi penyebab yang paling umum. Jika dibiarkan, akan timbul rasa insecure pada pasangan.

Namun, hal ini bisa diatasi dengan beberapa cara. Salah satunya dengan mengomunikasikannya pada pasangan untuk menerima dan mencintai diri sendiri.

“Kalo timbul rasa insecure sehingga tumbuh rasa cemburu, itu wajar. Tandanya pasanganmu peduli. Terkadang cemburu bagus, karena menunjukkan kalo ‘aku sayang loh sama kamu,” ujar dr. Dharmawan A. Purnama.

Faktor keturunan

Pola asuh orangtua memang berperan penting dalam memunculkan sifat posesif pada anak. Jika orangtua terlalu berlebihan dalam menjaganya, tak menutup kemungkinan jika anak akan tumbuh menjadi pribadi yang posesif terhadap sekelilingnya.

Trauma Masa Lalu

Pengalaman masa lalu yang kurang baik hingga menimbulkan trauma adalah faktor lainnya. Seseorang yang memiliki masalah kepercayaan karena trauma harus bisa membedakan masa lalu dan masa sekarang.

Direktur Penelitian dan Pendidikan The Glendon Association, Lisa Firestone, mengatakan bahwa rasa trauma ini bahkan bisa membuat kita berpikir bahwa pasangan akan selingkuh jika berjauhan dengannya.

Jika mengalami hal ini, cobalah untuk mengidentifikasi dan mengontrolnya. Namun, jika tak kunjung berubah dan cenderung manipulatif, kita harus memikirkan ulang kesanggupan untuk melanjutkan hubungan yang sudah ‘tak sehat’ ini.

Jika belum siap membangun suatu hubungan, baiknya selesaikan dahulu masalah dalam diri. Dalam hubungan asmara, terkadang lebih baik untuk memercayai pasangan meski akan membuat kita sakit daripada mengekang mereka.

Informasi selengkapnya perihal perbedaan cemburu dan posesif bisa kamu dengarkan melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://dik.si/aj_cemburu. Tak hanya itu, ada banyak kisah dan informasi lainnya seputar kesehatan mental di siniar Anyaman Jiwa.

Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbaru yang tayang pada Rabu dan Jumat!

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/06/120000120/pasangan-menjadi-posesif-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke