Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kunci Sukses Seniman Muklay Sering Digandeng Brand untuk Kolaborasi

KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan tampaknya menjadi momen tersibuk bagi seniman visual Muchlis Fachri atau yang akrab disapa Muklay.

Berkarier sejak 2010 sebagai seniman visual, Muklay sudah menerima beberapa penghargaan seperti Juara 3 Indonesia Art Awards 2015.

Kemudian meraih predikat karya seni terbaik di Nalar Sensasi Seni 2015 Galeri Nasional Indonesia, dan termasuk dinobatkan salah satu Forbes Indonesia 30 under 30 tahun 2020.

Pria asal Jakarta itu juga sempat menggelar pameran tunggal seperti See Something Strange di Artotel, Thamrin, Jakarta pada 2016 dan Perplexity Relation di SH Artspace, Ginza, Tokyo pada 2020.

Memiliki ciri khas seni visual nyentrik dengan gaya ilustrasi yang dipenuhi karakter unik, warna terang dan outline tebal.

Kini, karyanya sudah banyak dikenal orang melalui pameran yang dia ikuti serta kolaborasinya dengan banyak brand lokal, internasional hingga event bergengsi Ibu Kota.

Sebut saja Starbucks, League, Cotton Ink, Uniqlo, Xiaomi Indonesia, Dufan, Daihatsu, Filosofi Kopi, Gramedia, Eatlah, Daily Box, Coach, sampai yang terbaru dengan Digimap.

Berbagai proyek yang dihasilkan tentu berhubungan dengan keahliannya, misalnya membuat desain untuk kemasan makanan atau minuman tertentu.

Ada juga kolaborasi mural atau desain interior sebuah gerai, hingga desain yang berhubungan dengan fashion dan logo suatu perusahaan. 

Beberapa proyek kolaborasi lain dengan merek ternama juga masih dalam tahap pengerjaan dan belum bisa dikabarkan detailnya seperti apa.

Melihat segudang kesibukan seniman visual lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu, lantas apa rahasia sukses dia hingga begitu banyak menjalin kolaborasi dengan brand kenamaan?

"Dari awal sebenarnya saya tidak bisa menjawab apa formulanya, gimana caranya biar bisa dilirik sama brand."

Demikian ungkap Muklay saat ditemui dalam acara kolaborasinya dengan Digimap, di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, baru-baru ini.

Dia mengaku menekuni profesi ini dengan tetap berkarya dan mengalir begitu saja.

Muklay mengakui, kenyamanan dalam berkarya merupakan salah satu kunci suksesnya dalam berkarier. 

Kendati begitu, rasanya dia sedikit risau ketika kunci suksesnya diumbar-umbar, tapi ternyata tidak berlaku pada seniman lain. Dia takut penilaian itu hanya akan menjadi omongan belaka.

"Karena takutnya kalau saya ngomong ini, yang lain ikutin tapi nggak berhasil nanti jatohnya saya bohong."

"Tapi menurut saya, seorang seniman itu harus memiliki kenyamanan dalam berkarya."

Kenyamanan dalam berkarya yang dimaksud itu adalah soal eksistensi berkarya demi menemukan jati diri dan ciri khas dari setiap karya yang dihasilkan.

"Sebelum masuk industri (bisnis) memang harus nyaman dulu."

"Kalau belum nyaman dengan karya sendiri, apalagi kena brief-brief dari klien yang bikin bete. Itu nggak bisa," sambung dia.

Muklay juga memberi contoh dari perjalanannya saat berkarier sebagai seniman untuk pertama kali di tahun 2010.

Saat itu, apa yang menjadi fokusnya adalah berkarya, mencari identitas dari setiap karya yang diciptakan dan tidak berorientasi pada uang.

"Saya dari 2010 akhirnya dilirik industri di tahun 2014. Empat tahun baru bisa menikmati hasilnya."

"Baru setelah itu punya identitas, baru bisa kayak gini. Jadi ya, menggambar (berkarya) aja, nggak mengharap cari duit, karena seni itu dijalani sebagai hobi."

"Sekarang, hobi yang menghidupi saya." sambung Muklay.

Selain kenyamanan, agar seorang seniman visual bisa memanfaatkan peluang berbisnis atau berkolaborasi adalah menjadikan profesi ini sebagai brand.

Artinya, seorang seniman harus bisa merepresentasikan karya seni dengan baik layaknya bisnis yang lain.

Ada take and give yang diberikan, dan tentunya menguntungkan bagi kedua pihak.

"Seniman saat ini nggak seperti dulu. Harus bisa mengerti bagaimana treat-nya ke sebuah brand."

Seorang seniman perlu memahami cara berbisnis untuk bisa dipercaya dan digaet para brand ternama dengan menerapkan pola bisnis yang tepat.

"Buat strategi marketing, schedule dan target. Mau ngerjain apa, berkomisi dan berkolaborasi. Jadi punya giving back."

"Bahkan kalau setahun ada proyek tapi memang gak ada duitnya. Lakukan dan cintai pekerjaan itu," cetus Muklay.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/09/143006620/kunci-sukses-seniman-muklay-sering-digandeng-brand-untuk-kolaborasi

Terkini Lainnya

Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com