Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Pertengkaran Antara Kakak Beradik Dianggap Tidak Normal?

Ya, kakak beradik memang unik. Tak jarang, mereka akan terlihat sangat akrab dan bermain bersama layaknya sepasang sahabat.

Namun di lain waktu, mereka malah bertengkar hebat hingga mengatakan hal buruk pada satu sama lain.

Hal ini mungkin akan membuat orangtua khawatir dan bingung kapan harus melerainya dan kapan harus membiarkannya.

Nah, sebelum memikirkan kapan kita perlu melerainya, perlu diketahui bahwa persaingan dan pertengkaran di antara saudara itu normal dan tidak disebabkan oleh gagalnya didikan orangtua.

Dikutip dari Kids Health, ada beberapa alasan mengapa persaingan dan pertengkaran itu terjadi.

Biasanya pertengakaran terjadi karena faktor kecemburuan, meski bisa disebabkan karena kebutuhan anak berubah.

Anak yang lebih besar mungkin tidak lagi menyukai mainan dan permainan bayi yang disukai adiknya, sehingga tidak mau lagi bermain dengannya.

Lalu perlu diingat, meski merupakan saudara kandung yang memiliki beberapa DNA yang sama, setiap anak berbeda.

Artinya, tentu ada kalanya mereka tidak setuju dengan pendapat saudaranya sendiri sehingga pertengkaran tidak dapat dihindari.

Tanda pertengkaran kakak beradik tidak lagi normal

Meski pertengkaran di antara kakak-beradik itu normal, ada kalanya pertengkaran itu melewati batas.

Jika itu terjadi, orangtua perlu turun tangan dan tidak membiarkan anak-anaknya menyelesaikan masalahnya sendiri begitu saja.

Dikutip dari Today's Parent, salah satu tanda pertengkaran tidak lagi normal adalah jika anak-anak tidak bisa tahan berada di satu ruangan yang sama.

Ya, jika pertengkaran masih normal, anak masih bisa menghabiskan waktu di tempat yang sama meski tidak mau menyapa satu sama lain.

Sebaliknya, jika anak sampai tidak bisa disatukan, itu tandanya pertengkaran sudah berlebihan.

Perlu diketahui, berbeda dengan anak-anak kecil seperti balita dan anak usia prasekolah yang masih suka menggigit, memukul, dan menarik rambut dalam tumbuh kembangnya, anak yang lebih besar perlu tahu bahwa kekerasan bukanlah jawabannya.

Jadi jika perkelahian fisik terjadi terus-menerus, artinya pertengkaran antara kakak-beradik ini tidak lagi normal.

Jika kita mulaimerasa perselisihan anak tidak lagi normal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Pertama, meminta bantuan profesional jika merasa kesulitan dan merasa anak membutuhkannya.

Kedua, tetap tenang agar orangtua bisa berpikir jernih dan tahu apa yang bisa dilakukan untuk menengahi anak.

Namun, ingatlah untuk tidak melabeli anak, terlalu fokus pada siapa yang memulai perkelahian, atau apa yang menyebabkan perkelahian.

Jika anak-anak tenang, komunikasi bisa dilakukan. Jadi saat itu, kita bisa membuat anak paham bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan semuanya.

Namun jika anak terlihat sangat marah, biarkan dia menjauh hingga hingga tenang dan menyadari kesalahannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/12/095421420/kapan-pertengkaran-antara-kakak-beradik-dianggap-tidak-normal

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com