Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Deodoran Alami Ampuh Melawan Bau Tak Sedap?

Tahapan ini penting terutama ketika kita mulai berkeringat dan berisiko memunculkan bau badan.

Namun, produk kebersihan ini tidak selalu bisa melawan bau tak sedap yang muncul dari keringat.

Menurut pendiri evolvetogether, merek yang membuat produk perawatan pribadi berkelanjutan, Cynthia Sakai, keringat itu biasanya berasal dari kelenjar apokrin yang kerap ditemukan di daerah dengan banyak folikel rambut seperti ketiak.

"Sebenarnya keringat itu tidak berbau, tetapi bisa memiliki bau yang tidak sedap setelah bercampur dengan bakteri di kulit Anda," terangnya.

Nah, untuk benar-benar menghindari, bukannya menyamarkan, bau tak sedap yang muncul di ketiak, kita bisa mempertimbangkan untuk menggunakan deodoran alami.

Menurut dokter kulit bersertifikat, Dr Anna D. Guanche, MD, FAAD, bahan-bahannya harus mengandung material organik seperti minyak kelapa dan shea butter.

Fungsinya untuk menjaga pori-pori tetap bersih, serta memungkinkan tubuh mengeluarkan racun melalui keringat sebagai proses detoksifikasi alami tubuh.

Deodoran alami dapat memerangi bau

Jika kita penasaran apakah deodoran alami benar-benar dapat memerangi bau badan, jawabannya adalah ya.

"Deodoran alami dapat membantu menghentikan bau, karena dapat membantu menutupi bau tak sedap dan dapat membantu menyerap kelembaban berlebih akibat berkeringat," kata dokter kulit, Dr Marisa Garshick, MD, FAAD.

"Yang penting, bagaimanapun, deodoran alami tetap tidak dapat menghalangi pelepasan keringat," sambungnya.

Dokter Guanche juga menjelaskan bahwa deodoran alami tidak akan menyumbat pori-pori.

Sebaliknya, produk perawatan kulit ini menyerap kelembaban dan tidak akan mengganggu tubuh saat berkeringat yang akan mengurangi bau tak sedap.

"Bau bisa disebabkan oleh bakteri yang ditemukan secara alami pada kulit (flora normal) yang tumbuh subur pada kelembaban," lanjut dia.

Cara kerja deodoran alami vs antiperspiran pada umumnya

Dokter Garshick mengatakan bahwa menggunakan deodoran non-aluminium membantu mengurangi bau, sedangkan antiperspiran membantu mengurangi keringat yang dapat menyebabkan bau busuk dari bakteri pada kulit.

Sakai pun menambahkan bahwa deodoran alami pada dasarnya meminimalkan ketidaknyamanan keringat dan bekerja dengan kimia alami tubuh, bukan melawannya.

"Banyak produk alami atau produk yang bebas aluminium dianggap sebagai deodoran, karena membantu menutupi bau tak sedap tetapi tidak benar-benar mengurangi jumlah keringat," kata Dr Garshick.

Ada pun bahan-bahan yang sering ditemui dalam deodoran alami antara lain baking soda, minyak kelapa, shea butter, tea tree oil, hingga lidah buaya.

Sementara antiperspiran pada umumnya bekerja dengan mengurangi jumlah keringat yang dikeluarkan, sehingga mengurangi basah.

"Satu-satunya bahan yang saat ini disetujui oleh FDA untuk dimasukkan sebagai antiperspiran adalah berbasis aluminium," ungkap Dr Garshick.

"Produk berbasis aluminium biasanya akan menyumbat kelenjar keringat untuk secara langsung memblokir pelepasan keringat dari kelenjar," terang dia.

Untuk produk antiperspiran itu terdiri dari bahan-bahan seperti aluminium klorohidrat, aluminium klorida, dan aluminium zirkonium tetrachlorohydrex gly.

Tubuh akan menyesuaikan diri dengan bahan alami

Saat beralih dari penggunaan antiperspiran berbasis aluminium ke deodoran alami, peningkatan jumlah keringat adalah normal karena pori-pori tidak akan lagi tersumbat.

Ikuti tips ini untuk memungkinkan tubuh tetap menyesuaikan diri dengan deodoran alami:

• Selesaikan "detoks" satu hingga dua minggu sebelum beralih ke deodoran alami.

Eksfoliasi kulit dengan lembut setiap hari dan hindari penggunaan deodoran apa pun di ketiak selama periode ini.

Ketiak kita mungkin juga akan basah dan memiliki sedikit bau pada awalnya, tetapi setelah itu, kulit akan menyesuaikan diri dengan deodoran alami.

• Setelah menyelesaikan detoks, Dr Garshick mengatakan beberapa orang mungkin memilih untuk menggunakan deodoran alami tertentu.

Khususnya yang mengandung bahan-bahan seperti baking soda, arang, atau tanah liat, yang dirancang untuk membantu menyerap kelembaban berlebih.

• Setelah total empat minggu, Dr Guanche mengatakan kimia tubuh harus selaras dengan penggunaan deodoran alami.

Dia merekomendasikan varietas alami ketika memilih deodoran, terutama ketika kita beralih sepenuhnya dari antiperspiran, karena efektif untuk mengontrol bau.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/20/143000220/apakah-deodoran-alami-ampuh-melawan-bau-tak-sedap-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke