Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sering Tak Puas pada Hasil Selfie? Ini Alasan Psikologisnya...

Kita melakukannya saat bangun tidur, habis potong rambut, setelah mengenakan make up atau saat ingin mengecak kondisi kesehatan kulit.

Namun setelah mengambil foto dengan pose terbaik, kita seringkali kecewa dengan hasilnya.

Ada saja kekurangannya yang membuat kita tidak puas pada hasil selfie tersebut dan batal mengunggahnya di media sosial.

Rupanya, ini sudah menjadi fenomena tersendiri yang memiliki alasan psikologis di baliknya.

Kita bukan hakim yang objektif, termasuk soal selfie

Aenne Brielmann, Ph.D., psikolog dan peneliti kecantikan di Jerman mengatakan ada beberapa faktor psikologis yang berperan dalam fenomena ini.

Pertama, kita cenderung memiliki harapan tertentu saat berniat mengambil selfie yang sempurna.

"Setiap kali kira mengevaluasi sesuatu - apakah itu keindahan, rasa, apa yang Anda miliki - itu tidak pernah didasarkan pada nilai absolut yang dimiliki benda itu," katanya.

Artinya, foto kita tidak secara objektif baik atau buruk maupun layak diunggah atau tidak, jika kaitanya dengan media sosial.

"Sebaliknya, evaluasi kita selalu relatif terhadap harapan ita," kata Brielmann.

Menurutnya, kebanyakan dari kita sebenarnya memiliki harapan yang cukup tinggi untuk diri kita sendiri, selama sesuatu seperti depresi klinis tidak berperan.

"Jika kita berharap foto kita lebih baik dari rata-rata, dan kita mendapatkan foto rata-rata, kita cenderung kecewa," katanya.

"Itu sebenarnya foto yang bagus, tapi kita berharap memiliki foto yang lebih bagus."

Di sisi lain, Brielmann mengatakan ekspektasi yang tinggi cenderung mengundang kekecewaan dan banyak penilaian.

"Jika kita mencari hal-hal buruk, maka kita akan menemukannya," kata Brielmann.

Ketika kita cenderung mengenang momen indah maka itu berpengaruh positif pada penilaian soal selfie tersebut.

"Kita cenderung membuang kenangan negatif, selain kenangan yang sangat tidak menyenangkan dan ancaman nyata," katanya.

Contohnya ketika melihat foto yang diambil saat masa sekolah maka kita akan mengenang indahnya momen di kala itu.

"Suasana hati kita memengaruhi cara kita memandang diri kita sendiri," tegas Pamela K. Keel, Ph.D., profesor riset di Florida State University.

"Jadi, suasana hati yang buruk dapat berkontribusi pada persepsi ketidaksempurnaan yang meningkat."

Selain itu, sifat statis foto membuat kita lebih mencermati hal-hal yang detail, yang biasanya luput dari perhatian.

"Dalam kehidupan nyata, kita terus bergerak, dengan perubahan ekspresi wajah dan posisi tubuh yang mendorong kita untuk melihat diri kita sebagai keseluruhan komposisi."

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/26/182120520/sering-tak-puas-pada-hasil-selfie-ini-alasan-psikologisnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke