Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

18 Jenis Ular Piton di Indonesia, Ada yang Bisa Memangsa Manusia

KOMPAS.com - Indonesia tidak hanya kaya akan keragaman fauna dan flora. Lebih dari itu, Indonesia juga memiliki beberapa jenis ular piton.

Ya, ular yang masuk famili Pythonidae itu merupakan salah satu jenis ular yang tidak asing di telinga orang Indonesia.

Bagaimana tidak, ular piton yang identik dengan tubuh besar seringkali masuk ke rumah warga dan kandang ternak.

Bahkan dalam beberapa kasus ular piton sanggup memangsa hewan ternak milik warga, mulai dari ayam, kambing, hingga sapi.

Jenis ular piton yang ada di Indonesia

Di Indonesia, setidaknya ada 13 jenis ular piton. Apa sajakah itu? Simak yang berikut ini.

Pasalnya ular sanca bodo yang punya nama ilmiah Python bivittatus kerap diperdagangkan.

Ular sanca bodo punya menyebar di sejumlah kawasan di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, dan Bali.

Akan tetapi ular sanca bodo yang habitatnya di hutan semakin sulit dijumpai dan menjadi jenis yang invasif di AS.

Di sisi lain ular sanca darah mempunyai tubuh berwarna kemerahan yang mirip dengan darah.

Jenis ular piton tersebut punya daerah persebaran di Sumatra dan seringkali disebut ular tepek atau ular sawah darah.

3. Sanca bulan

Jenis ular piton lainnya yang tidak kalah unik adalah ular sanca bulan (Morelia boeleni).

Ya, ular tersebut punya ciri khas berupa tubuhnya yang berwarna kehitaman dan panjang hingga tiga meter.

Karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, membuat ular sanca bulan memangsa hewan-hewan kecil.

Ular sanca bulan mempunyai habitat di pegunungan Papua dengan ketinggian 1.750 mdpl.

Ular ini sering ditemui, dan menjadi salah satu ular terpanjang di dunia. Ia juga dikenal sebagai sanca pelilit alias reticulated python (Python reticulatus) karena sering membunuh mangsanya dengan melilit hingga kehabisan napas.

Jenis ular piton itu pernah membuat geger pada tahun 2018 usai memakan seorang warga asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggaera bernama Wa Tiba.

Ia ditemukan tewas setelah dimangsa ular sanca batik yang mempunyai panjang tubuh sekitar delapan meter.

Sesuai namanya, jenis ular piton itu punya corak warna pada tubuhnya yang mirip dengan batik.

Di Indonesia, ular sanca batik punya wilayah persebaran di Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Maluku.

Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, panjang ular sanca batik bisa mencapai sepuluh meter.

Bahkan, ukuran ular sanca batik dapat melebihi ular anaconda dari sungai Amazon.

Nah, ciri khas dari jenis ular piton itu adalah sisik berwarna terang yang disebut-sebut mirip dengan permata.

Biasanya ular sanca permata dapat tumbuh hingga panjang lima meter. Namun, pernah ditemukan ular sanca permata dengan panjang 8,5 meter.

Sesuai namanya, ular sanca cokelat punya tubuh berwarna cokelat dengan aksen mengkilap apabila terkena cahaya.

Ular sanca cokelat juga bisa dikenali dari panjang tubuhnya yang tidak lebih dari 2,5 meter.

7. Sanca pelangi

Jenis ular piton lainnya yang memiliki warna tubuh unik adalah ular sanca pelangi.

Ular piton dengan nama ilmiah Liasis fuscus dapat ditemukan di Papua dan punya ciri khas tubuh berwarna cerah.

Akan tetapi sisik pada ular sanca belang bisa berubah seperti pelangi ketika terkena cahaya.

Ular sana pelangi merupakan jenis ular piton yang aktif di malam hari dan biasanya bersembunyi di dekat sungai atau tumbuhan ketika siang hari.

8. Piton halmahera

Ular piton halmahera atau Morelia tracyae punya kemiripan dengan ular sanca permata namun habitat keduanya berbeda.

Ular piton halmahera dapat dijumpai di Halmahera, mencakup Ternate, Tidore, hingga Tanimbar.

Warna tersebut berguna bagi ular sanca hijau untuk menyamar di antara dedaunan.

Karena alasan itulah ular sanca hijau mudah dijumpai di pepohonan.

Ular ini termasuk jenis piton yang banyak diperdagangkan dan dipelihara.

10. Puraca

Ular puraca merupakan hewan endemik Kalimantan dengan ciri khas warna dokelat dominan pada tubuhnya dan panjang tidak lebih dari tiga meter.

Ular puraca yang memiliki nama ilmiah Python breitensteini juga dijuluki ular lipung atau ripung.

Jenis ular piton tersebut juga memiliki tubuh lebih pendek mirip P Brongersmai dan kulitnya diincar untuk diolah menjadi sepatu dan tas.

Ular sanca mata putih dapat tumbuh hingga panjang 1,5 meter dan menjadi jenis ular piton terkecil di dunia.

Ular sanca mata putih dapat dikenali dari warna putih pada warnanya dan biasa memakan hewan berukuran sedang, termasuk tikus.

Jenis ular piton tersebut dapat dikenali dari kepalanya yang panjang dengan moncong tumpul.

Ular sanca timor juga memiliki lubang yang peka terhadap panas di sepanjang sisik labial atas (bibir) depan dan di bibir bawahnya di belakang.

Selain itu, ular sanca timor juga memiliki tubuh yang lebih ramping, panjang sekitar 274 centimeter, dan berat 20 kilogram.

Tubuh ular sanca timor berwarna kuning kehijauan, kuning jingga, coklat pekat, dan dapat berkilau di bawah pancaran sinar matahari.

Biasanya, ular sanca karpet tinggal di hitan hujan, sabana, termasuk daerah berbatu.

Nah, jenis ular piton tersebut punya ciri khas berupa pola bergaris warna kuning-cokelat yang melintang di sisi atas-samping tubuhnya.

Akan tetapi bagian perut ular sanca karpet berwarna krem atau putih.

Ular sanca karpet dapat tumbuh hingga 365 centimeter, bobot 14,9 kilogram, dan biasanya memangsa kelinci, tikus, burung, dan marsupial.

Antaresia papuensis memiliki warna tubuh cokelat muda dan aksen totol cokelat tua di sepanjang tubuhnya.

Jenis ular piton tersebut memiliki punggung berwarna cokelat tua, sementara bagian bawahnya berwarna cokelat muda.

Panjang ular sanca air papua bisa mencapai empat meter, ukuran mata sedang, dan biasa memangsa hewan pengerat dan rusa.

Tanibar python dapat dikenali dari tubuhnya yang berwarna cokelat dan kerap dijadikan hewan peliharaan atau koleksi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/26/193355320/18-jenis-ular-piton-di-indonesia-ada-yang-bisa-memangsa-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke