Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Resep Umur Panjang dari Dokter Berusia 105 Tahun Asal Jepang

KOMPAS.com - Seorang dokter asal Jepang, Dr. Shigeaki Hinohara dikenal sebagai salah satu orang berusia lebih dari 100 tahun di dunia. Ia sempat membagikan rahasia umur panjang hingga bisa mencapai umur 105 tahun.

Sepanjang hidupnya, dokter Shigeaki telah menulis penulis buku yang berjudul “Living Long, Living Good".

Buku tersebut membahas seputar umur panjang dan beberapa nasihat yang konon menjadikan warga Jepang sebagai penduduk dengan usia terpanjang di dunia.

Rahasia umur panjang Dr. Shigeaki

Semasa hidupnya sampai tahun 2017, Hinohara adalah seorang dokter dengan jabatan penting.

Dia merupakan ketua emeritus di St. Luke International University dan menjabat sebagai presiden kehormatan di RS St. Luke's Internatonal, Tokyo.

Melalui bukunya tersebut, dokter Shigeaki membagikan beberapa poin penting yang bisa diterapkan banyak orang jika ingin memiliki umur panjang. Berikut beberapa rangkuman dari tips yang dia bagikan sebagaimana dilansir CNBC.

1. Tidak pensiun atau tidak berhenti bekerja

Beberapa negara menerapkan aturan pekerja untuk pensiun di usia tertentu.

Dalam hal ini, dokter Shigeaki melihat perbedaan dan pandangan. Hal itu dia sampaikan melalui sebuah wawancara di tahun 2009 dengan The Japan Times.

Dokter Shigeaki menyebutkan bahwa kala itu batas usia pensiun di Jepang adalah 65 tahun, tetapi harapan hidup rata-rata di Jepang adalah 68 tahun.

Menurutnya, kata dia, semakin lama menunda pensiun maka angka harapan hidup terus meningkat.

Dia juga mengatakan jika ingin terus berumur panjang, kita disarankan untuk tetap berkontribusi dengan pekerjaan.

Bahkan beberapa bulan sebelum kematiannya, dia terus merawat pasien. Dia juga menyimpan buku janji pertemuan dengan pasien dalam lima tahun ke depan.

Dokter Shigeaki juga masih bekerja hingga 18 jam dalam sehari.

Bagaimana jika kita pensiun dari pekerjaan? Tetaplah cari kesibukan, terus berkarya, dan buatlah diri kita berguna.

2. Tidak malas naik tangga

Dokter Shigeaki juga menuturkan betapa pentingnya olahraga secara teratur.

Di usianya yang tak lagi muda, dia masih rutin naik tangga dan jarang sekali memanfaatkan lift.

Selain itu, dia juga sering mengangkut barang-barang pribadinya sendiri termasuk paket atau kopernya.

Selain menjadi dokter, dia juga seorang dosen yang mengajarkan 150 mata kuliah dalam setahun. Biasanya, dia mengajar sambil berdiri antara 60-90 menit per sesi.

3. Tidak obesitas dengan penerapan pola makan sehat

Dia juga menunjukkan bahwa orang yang berumur panjang rata-rata memiliki kesamaan, yaitu tidak memiliki berat badan berlebihan alias tidak obesitas.

Dia mengatakan bahwa obesitas secara luas dianggap sebagai faktor risiko paling signifikan dalam peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas.

Oleh karena itu, dokter Shigeaki menerapkan pola makan sehat sehari-hari. Beberapa makanan yang wajib dia konsumsi setiap pagi adalah hidangan yang sederhana.

Saat sarapan misalnya, ia sering menyeruput kopi, segelas susu atau jus jeruk dengan campuran satu sendok makan minyak zaitun.

Perlu diketahui, minyak zaitun telah terbukti melalui sejumlah penelitan akan khasiatnya bagi kesehatan.

Seperti menjaga pembuluh darah tetap bersih dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Sementara untuk makan siangnya, dia sering mengonsumsi susu, kue atau bahkan tidak makan sama sekali ketika sedang sibuk.

Kemudian untuk makan malamnya dia mengutamakan mengonsumsi sayuran, sedikit ikan dan nasi. Dua kali seminggu dia juga memakan 100 gram daging tanpa lemak.

4. Menemukan tujuan hidup

Menurut dia, tidak memiliki tujuan hidup atau tidak ada kesibukan apapun bisa membuat seseorang tua lebih lama dan lebih cepat meninggal dunia.

Namun, kesibukan yang dimaksud bukan berarti tidak mengindahkan aktivitas fisik.

Dia terus berusaha agar tubuhnya tetap aktif dalam mencapai tujuan tertentu.

Secara pribadi, dokter Shigeaki juga telah menetapkan tujuan hidupnya sejak kecil, yaitu ingin berkontribusi melayani masyarakat sejak nyawa ibunya terselamatkan oleh dokter.

Dokter yang hidup hingga usia 105 tahun ini sangat percaya bahwa hidup adalah tentang kontribusi. Dia memiliki dorongan kuat untuk bisa membantu orang banyak.

Bangun tidur lebih pagi untuk melakukan sesuatu yang luar biasa untuk membantu orang lain. Itulah yang membuatnya berumur panjang.

5. Tidak terlalu peduli dengan aturan yang membatasi diri

Selama hidupnya, dokter Shigeaki menyatakan bahwa kita tidak perlu terobsesi dengan hal-hal atau aturan yang membatasi perilaku kita.

Kata dia, aturan itu bisa membuat kita semakin stres. Dia sering berkata, sebagai orang dewasa, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah tidak membuat tubuh semakin lelah dengan banyak aturan.

Dalam hal ini, kiatnya itu ternyata sudah dilakoni salah satu veteran Perang Dunia II tertua di Amerika Serikat, Richard Overton.

Sebelum kematiannya pada usia 112 tahun, Richard masih merokok cerutu, minum wiski, makan goreng-gorengan dan es krim setiap hari.

Meski sebagian besar cara hidup Richard tidak begitu sehat bagi tubuh. Namun ada satu garis merah yang dapat ditarik, yaitu memberikan kehidupan bebas stres dan menjaga agar tetap fokus pada tujuan hidup.

6. Dokter tidak dapat menyembuhkan semua penyakit

Satu hal yang mungkin bisa memicu pro dan kontra adalah dokter Shigeaki menyebutkan bahwa tidak semua saran dokter harus diikuti.

Misalnya, ketika dokter menyarankan pasien untuk operasi atau ada suatu tes yang harus dijalani.

Kemudian dia menyarankan untuk menanyakan balik ke dokter, apakah jika pasangan Anda atau anak-anak Anda menderita penyakit yang sama, kamu akan menjalani prosedur itu?

Menurut dia, penyakit itu adalah individual, setiap orang adalah unik dan penyakit terhubung ke hati setiap manusia.

Sehingga dalam penanganan penyakit, dibutuhkan seni liberal dan visual, jadi bukan hanya medis.

Buktinya, selama dia bekerja, dokter Shigaeki akan memastikan kebutuhan pasien yang paling mendasar.

Dia berusaha untuk membiarkan pasien merasa senang dengan fasilitas rumah sakit yang menyediakan kelas musik, terapi hewan peliharaan dan seni.

Salah satu contoh kecil yang sempat dia katakan adalah ketika ada seorang anak yang sakit gigi. Kemudian dokter akan mengajaknya bermain game bersama, maka si anak akan segera melupakan rasa sakitnya.

Kata dia, rasa sakit itu misterius dan bersenang-senang adalah cara terbaik untuk menyembuhkannya. Meski sebenarnya tindakan medis juga diperlukan.

7. Temukan inspirasi, kegembiraan dan kedamaian dalan seni

Seperti dilaporkan The New York Times, menjelang akhir hidupnya, dokter Shigaeki tidak bisa makan, tetapi dia menolak alat bantu berupa selang untuk makan.

Dia dipulangkan dan meninggal beberapa bulan kemudian di rumahnya. Alih-alih mencoba melawan kematian, dia menemukan kedamaian di tempatnya melalui seni.

Dia memuji kepuasan dan pandangannya terhadap kehidupan dengan sebuah puisi yang ditulis Robert Browning yang disebut "Abt Vogler" yang berbunyi;

"Tidak akan pernah ada satu kebaikan yang hilang! Apa yang dulu, akan hidup seperti sebelumnya"

"Kejahatan adalah nol, tidak ada, adalah keheningan yang menyiratkan suara"

"Apa yang baik akan menjadi baik, dengan, untuk kejahatan, jauh lebih baik"

"Di bumi busur yang rusak; di surga bulat sempurna."

Kata dia, kalimat-kalimat tersebut dulu sering dibacakan oleh ayahnya.

Dia pun mengutarakan kehidupan itu seperti seorang manusia yang mencoba menggambar lingkaran sangat besar sehingga kita tidak mungkin menyelesaikannya saat kita masih hidup.

Yang saat ini dapat terlihat hanyalah sebuah lengkungan dan sisanya berada di luar penglihatan, tetapi dapat terlihat di kejauhan. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/31/052032620/7-resep-umur-panjang-dari-dokter-berusia-105-tahun-asal-jepang

Terkini Lainnya

Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Wellness
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com