KOMPAS.com - Terapi ikan atau fish pedicure merupakan salah satu tren yang cukup digemari masyarakat Indonesia, terutama pada beberapa tahun ke belakang.
Biasanya, fish pedicure ini dilakukan dengan memanfaatkan ikan bernama Garra rufa alias “doctor fish” yang berasal dari Timur Tengah.
Adapun metodenya, sebenarnya sederhana. Orang-orang akan memasukkan kaki mereka ke dalam sebuah kolam berisi air yang dihuni ikan-ikan Garra rufa, dan ikan-ikan itu pun akan memakan sel kulit mati dari kaki orang-orang tersebut.
Diyakini, fish pedicure ini dapat memiliki berbagai manfaat kesehatan, mulai dari melembutkan kapalan, membantu menghilangkan kutikula gelap, hingga meningkatkan sirkulasi darah.
Kendati demikian, banyak ahli mengatakan bahwa ada bahaya yang mengintai di balik fish pedicure ini, baik bagi manusia maupun ikan-ikan yang digunakan.
Tak heran, fish pedicures justru dilarang di berbagai negara, termasuk 10 negara bagian di Amerika Serikat, Meksiko, dan Eropa.
Simak pendapat dokter kulit Shilpi Khetarpal yang dilansir dari Cleveland Clinic berikut untuk mengetahui bahaya fish pedicure.
Bahaya fish pedicure yang pertama adalah infeksi,
Untuk mengurangi biaya, kebanyakan pemilik akan menggunakan ikan yang sama berulang kali untuk pelanggan yang berbeda-beda. Artinya, risiko penyebaran infeksi pun meningkat.
Bahkan menurut sebuah tes yang dilakukan di Eropa pada 2011, ditemukan bahwa ikan Garra rufa memiliki strain Streptococcus Agalactaie group B yang dapat menyebabkan pneumonia serta infeksi tulang dan sendi.
Umumnya, ikan ini menggigiti kulit kering dan mati namun membiarkan kulit dan kuku yang sehat tetap utuh.
Tapi beberapa waktu lalu, seorang wanita berusia 20-an melaporkan dirinya mengalami cedera kuku parah setelah melakukan fish pedicure ini.
Wanita ini sama sekali tidak merasakan nyeri apa pun selama terapi dilakukan. Ia baru menyadari saat kuku barunya mulai tumbuh, yaitu sekitar tiga sampai enam bulan kemudian.
Dalam kasus ini, ikan yang menggigit sel kulit mati itu ternyata bisa menyebabkan trauma yang menghentikan produksi lempeng kuku di kuku kaki.
Wanita tersebut pun didiagnosis dengan onikomadesis, suatu kondisi yang menyebabkan kuku rontok lalu terkelupas dengan sendirinya..
Khetarpal pun mengatakan bahwa sebenarnya ikan-ikan dalam fish pedicure mengunyah kutikula kuku kaki kita, yang jika dibiarkan dapat mengikis lempeng kuku dan berujung pada lepasnya kuku.
Bahaya fish pedicure lainnya yaitu kolam yang terisi dengan ikan Garra rufa palsu yang disebut Chin-Chin.
Ikan asal China ini memiliki harga yang lebih murah dibanding Garra rufa meski sangat mirip. Perilakunya pun lebih agresif dan memiliki gigi yang tajam.
Hadirnya ikan ini dapat meningkatkan risiko infeksi.
Selain berbahaya bagi manusia, praktik ini dapat dianggap tidak manusiawi bagi ikan.
Pasalnya, fish pedicure membuat ikan-ikan itu kelaparan agar bisa memakan kulit mati manusia.
Menurut U.S. Fish and Wildlife Service, Garra rufa dapat membahayakan tanaman dan hewan jika dilepaskan ke alam liar karena ikan-ikan ini tak berasal dari negara yang menggunakannya.
.
Jadi sebelum melakukannya, ada baiknya pertimbangkan beberapa hal di atas ya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/01/092115420/sisi-negatif-terapi-ikan-yang-perlu-diketahui