Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Katakan Tidak untuk Friends with Benefits

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com — Apa yang terlintas di pikiran kita saat frasa “Friends with benefit muncul? Apakah menurut kamu itu positif, atau justru negatif?

Sebutan friends with benefits sepertinya sudah tidak asing lagi di kalangan orang dewasa. Meskipun secara harfiah terdapat kata teman di dalamnya, namun ia memiliki arti yang sangat berbeda.

Kids Help Phone menyatakan friends with benefits (FWB) adalah sebuah hubungan pertemanan yang tak terikat dengan romansa. Dapat juga diartikan bahwa orang yang terlibat dala, hubungan FWB sering melakukan aktivitas intim atau seksual tanpa benar-benar berkencan satu sama lain.

dr. Dharmawan A. Purnama, PhD. Psychiatrist, seorang Psikiater & Founder Smart Mind Center Consulting, memaparkan fenomena seputar FWB ini dalam ranah psikologi dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Friends with benefits, Gangguan Mental?”

Lantas, apa saja efek negatif dari FWB? Dilansir dari Relevant Magazine, berikut beberapa alasan mengapa friends with benefits merupakan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Berada di Hubungan Tanpa Status

Dua orang yang memutuskan menjalin friends with benefits biasanya tidak memiliki rencana untuk memulai hubungan serius.

Mereka akan tetap berada di hubungan tanpa status yang justru akan membelenggu keduanya. Itu sebabnya, FWB akan membuat sebuah hubungan tidak memiliki batasan pasti.

Keduanya tidak memiliki komitmen kuat sehingga muncul ambiguitas dalam hubungan. Seseorang dapat berkencan hari ini, "berhubungan seks" besok, dan berkencan dengan orang lain keesokan harinya.

Masalah dalam hubungan seperti ini justru akan mempersulit salah satu di antara mereka. Apalagi, jika ternyata telah tumbuh benih-benih cinta di keduanya.

Tidak Menghargai Diri Sendiri

Mereka yang menjalin FWB, berarti tidak akan berkomitmen dengan partner-nya karena hubungan ini tidak bersifat mengikat.

Masalah besar dalam budaya FWB adalah memberi tanpa mengharapkan balasan. Padahal, jika telah memberikan waktu, tubuh, dan emosi, kita telah mengeluarkan tenaga yang harus dibayar.

Artinya, semakin banyak memberi, semakin banyak juga yang seharusnya diterima.

Kita semua memiliki value diri. Tetapi FWB mendorong untuk memberi itu semua secara gratis sehingga menimbulkan sifat egois, rasa tidak hormat, dan tanggung jawab nol.

Hubungan yang sehat mengharuskan kita untuk mengambil keputusan bagi diri sendiri. Itu semua harus dimulai dari komitmen yang jelas.

Mengesampingkan Rasional

Saat membuat hubungan yang dibangun berlandaskan fisik, emosi akan selalu mengikuti. Tapi masalahnya, emosi tidak selalu bisa dipercaya.

Membawa fisik hanya akan menimbulkan kebingungan dan menyebabkan kita menebak-nebak antara emosional dan rasional.

Hubungan fisik dan emosional akan membuat kita terus berada dalam siklus yang sangat tidak sehat dan berbahaya. Tentunya, hal ini dapat menyebabkan kita terhambat untuk terus maju.

Tak hanya itu, friends with benefits dapat menyebabkan seseorang bergonta-ganti pasangan. Hal itu dapat menyebabkan penyakit menular seksual. Banyak dari mereka yang kurang menyadari bahaya dari hal ini karena terlalu mengedepankan emosi.

Itu sebabnya, kita harus selalu mempertanyakan: apakah hubungan yang sedang dijalani membawa dampak positif untuk kamu atau justru sebaliknya? Jika membawa pengaruh buruk, sebaiknya jangan melakukan hal itu.

Dengarkan episode tentang kesehatan mental lainnya hanya melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify dan ikuti siniarnya agar tidak tertinggal episode baru yang akan tayang tiap Rabu dan Jumat. Akses sekarang juga episodenya melalui tautan berikut https://dik.si/anjiw_fwb.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/07/150828220/katakan-tidak-untuk-friends-with-benefits

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke