Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BCL Mengaku Suka Makan Tengah Malam, Apa Dampaknya untuk Tubuh?

Komentar tak mengenakkan itu muncul setelah video viral di media sosial ketika ia berpakaian ketat dan perutnya dianggap terlihat gembul.

Janda Ashraf Sinclair ini identik dengan tubuh ramping sehingga penampilan fisik terbarunya itu langsung jadi sasaran body shaming.

Dalam wawancara terbaru, perempuan berusia 39 tahun itu langsung menepis kabar burung tersebut dan mengatakan perutnya dalam kondisi normal.

Ia mengakui bahwa bentuk perutnya memang tidak rata dan itu sesuatu yang normal untuk perempuan seusianya.

Terlebih lagi, ibu satu anak ini mengaku kerap makan tengah malam sehingga tubuhnya kini lebih berisi.

Pengaruh kebiasaan makan tengah malam pada tubuh kita

Makan tengah malam memang sudah menjadi kebiasaan buruk banyak orang, baik karena alasan kesibukan, tidak bisa tidur, maupun sekadar tidak bisa menahan rasa lapar.

Beberapa orang juga kerap menikmati camilan sembari asyik nonton serial TV favorit atau scrolling media sosial sebelum tidur.

Idealnya, kita dianjurkan makan terakhir kali sekitar pukul 07.00 malam sebelum tubuh akhirnya bersiap istirahat dengan tidur malam.

Perilaku makan tengah malam sendiri bisa memberikan sejumlah dampak pada tubuh, baik secara negatif maupun positif.

Apa saja pengaruhnya?

Kontrol glukosa lebih baik

Lauren Manaker, pakar nutrisi berlisensi di Amerika Serikat, menyatakan makan camilan sehat di malam hari dapat membantu orang dengan komplikasi kesehatan tertentu.

"Untuk orang dengan diabetes tipe 1 atau masalah penyimpanan glikogen, makan camilan sebelum tidur dapat membantu orang memiliki kontrol glukosa darah yang lebih baik," kata Manaker.

"Untuk mengurangi lemak perut, Anda mungkin ingin menghindari ngemil di malam hari," kata Trista Best, MPH, salah satu pakar nutrisi ternama di AS.

Ia bahkan mengatakan, disiplin hanya makan di siang hari dapat mengurangi berat badan termasuk lemak di area perut.

"Makan hanya di siang hari memotong jendela makan Anda dari sekitar 15 jam menjadi hanya 12 jam," katanya.

"Juga, makanan yang biasanya dikonsumsi di malam hari dengan dalih camilan lebih padat kalori dan biasanya sarat dengan gula atau karbohidrat olahan, yang cenderung menyebabkan lemak perut secara khusus."

Memicu GERD

Best juga mengingatkan bahwa makan larut malam atau sebelum tidur dapat memicu gejala GERD menjadi lebih intens dan menyakitkan.

Hal ini terjadi karena kerja usus untuk memproses pencernaan mulai melambat di malam hari sehingga asupan makanan apa pun, jumlah ataupun jenisnya, bisa memberikan beban tersendiri.

Selain itu, kita juga cenderung tidak banyak bergerak di malam hari sehingga asam lebih mudah naik ke kerongkongan.

"Data menunjukkan bahwa orang yang makan menjelang tidur dapat dikaitkan dengan bangun malam di malam hari, terutama jika dalam waktu tiga jam sebelum tidur," kata Manaker.

Membatasi makan malam sebelum pukul 07.00 malam bisa memberikan tubuh cukup waktu untuk mencerna seluruh asupan kita.

Mengembalikan glikogen otot

Manfaat positif dari makan tengah malam bisa dirasakan oleh orang yang berolahraga di akhir hari.

Menurut Rachel Fine, RDN, konselor makan intuitif, kebiasaan itu sangat bermanfaat bagi otot, khususnya untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan selama latihan intensif.

"Khususnya bagi mereka yang berolahraga di malam hari dan bagi para atlet, glikogen lebih cepat habis. Jadi, memulihkan kadar glikogen otot Anda dengan makanan akan membantu mendukung energi untuk keesokan paginya," kata Fine.

"[Makan larut malam] dapat membantu merangsang sintesis protein otot juga, yang mendukung pembangunan kembali dan pemulihan otot," lanjutnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/11/135752520/bcl-mengaku-suka-makan-tengah-malam-apa-dampaknya-untuk-tubuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke