Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sering Sakit Maag, Perlu Pantang Makanan Apa?

Narasumber: dr. Deka Larasati, Sp.PD-KGEH
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi dan hepatologi

Pertanyaan:

Saya adalah mahasiswa semester 6 di perguruan tinggi negeri di Jakarta. Saya sejak SD punya
penyakit maag atau asam lambung. Padahal saya makan teratur, kecuali makan malam kadang saya skip karena malas.

Kalau saya baca di internet ada banyak makanan yang harus dipantang oleh penderita maag. Tapi saya bingung karena hampir semua makanan sepertinya tidak boleh, seperti roti makanan pedas, bawang, cokelat, dan banyak lagi. Padahal, jujur saja maag saya tetap kambuh walau tidak habis mengonsumsi makanan itu.

Sekarang ini saya memang sedang menyusun laporan penelitian dan sering begadang. Maag say juga sering kambuh. Saya udah coba minum berbagai obat, sudah ke dokter juga tapi tidak ada perubahan. Minta saran dokter pola makan seperti apa yang harus saya jalankan? Terima kasih bantuannya.

Dewi (nama disamarkan) 22 tahun, Jakarta

Jawaban:
Halo Dewi, terima kasih atas pertanyaannya, ya.
Saya coba jelaskan terlebih dahulu ya. Dispepsia atau yang sering disebut sebagai penyakit maag merupakan penyakit yang sering ditemui di masyarakat. Penyakit ini didiagnosis jika terdapat satu dari gejala-gejala berikut ini, yaitu: nyeri ulu hati, rasa panas di ulu hati, rasa kembung setelah makan, rasa cepat kenyang. Gejala-gejala tersebut berlangsung minimal selama 8 minggu.

Dispepsia sendiri merupakan penyakit yang kompleks yang dapat disebabkan oleh gangguan dar interaksi otak dan organ pencernaan. Oleh karena itu gangguan ini dapat timbul karena pengaruh dari perubahan diet, stres, kognitif, perilaku, respon emosional dan infeksi.

Gejala dispepsia wajib diwaspadai apabila terdapat penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab-sebab yang jelas, adanya perdarahan di saat buang air besar atau terdapat keluhan tinja hitam, adanya keluhan muntah-muntah yang hebat, adanya penurunan kadar hemoglobin tanpa sebab yang jelas.

Jika terdapat gejala-gejala tersebut, maka diperlukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna untuk mengevaluasi adanya kelainan pada saluran cerna bagian atas.

Oleh karena dispepsia ini merupakan penyakit yang kompleks, tatalaksana yang dilakukan adalah dengan memberikan medikasi berupa obat-obatan yang dapat menekan keasaman lambung, mengurangi peradangan di lambung atau usus dua belas jari, memperbaiki motilitas lambung, antibiotik yang dapat menghilangkan bakteri H.Pylori apabila terbukti adanya infeksi dari bakteri tersebut di lambung, bahkan dapat diberikan neuromodulator berupa obat-obat antidepresan yang mempengaruhi motilitas saluran cerna.

Selain terapi pengobatan. nutrisi menjadi hal penting dalam penyembuhan dispepsia. Makanan yang dapat memicu timbulnya dispepsia adalah makanan yang berlemak, produk-produk susu, alkohol, kopi, daging merah, minuman berkarbonasi, beberapa jenis sayuran, makanan pedas, karbohidrat, gandum, sitrun.

Penderita dispepsia sebaiknya makan menggunakan prinsip eat smaller, more frequent, jadi makan dengan porsi sedikit tetapi sering.

Olahraga aerobik yang dilakukan secara teratur juga direkomendasikan untuk penderita dispepsia. Beberapa terapi alternatif seperti akupuntur medik, dapat mengurangi gejala dispepsia. Yang paling penting adalah manajemen stres yang baik. Mengelola stres ini menjadi usaha yang sangat membantu penyembuhan penderita dispepsia.

Jadi, coba ditelaah kembali apakah hal-hal yang saya jelaskan di atas sudah diterapkan untuk mencegah kekambuhan dispepsia Dewi ya. Semoga dengan menerapkan hal-hal tersebut, keluhan dispepsia Dewi segera membaik.

Semoga jawabannya membantu. Sehat selalu. Terima kasih.

Narasumber: dr. Deka Larasati, Sp.PD-KGEH

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi dan hepatologi
RS Pondok Indah – Bintaro Jaya

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/16/095447620/sering-sakit-maag-perlu-pantang-makanan-apa

Terkini Lainnya

Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Wellness
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com