Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Tips Sukses Membangun Bisnis Fesyen Berkelanjutan

KOMPAS.com - Isu lingkungan yang berkelanjutan masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat.

Hal itu pun rupanya turut meningkatkan potensi sustainable business alias bisnis ramah lingkungan, terutama di kota-kota besar di Indonesia.

Menurut data internal Tokopedia Hijau, potensi bisnis ramah lingkungan ini terbilang sangat besar, terutama di kawasan Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Data tersebut juga mencatat bahwa di kawasan tersebut terdapat jumlah pencarian produk ramah lingkungan terbanyak di Tanah Air.

Dalam setahun terakhir juga terjadi peningkatan penjualan produk daur ulang sebesar hampir 1,5 kali lipat di e-commerce tersebut.

Barang-barang itu mencakup berbagai produk rumah tangga seperti tas, tisu ramah lingkungan, hingga produk fesyen berkelanjutan.

"Dari sisi permintaan sudah ada, penjualnya juga mulai banyak sehingga potensi bisnis berkelanjutan juga cukup besar."

Demikian kata public affairs senior lead Tokopedia, Aditia Grasio Nelwan dalam konferensi pers Tokopedia Hijau di Jakarta, belum lama ini.

Tips membangun bisnis fesyen berkelanjutan

Mengingat akan peluang bisnis yang besar itu, para pemilik usaha khususnya di bidang fesyen perlu memerhatikan beberapa hal agar bisnisnya semakin berkembang.

Berikut tips membangun bisnis fesyen berkelanjutan seperti yang disampakan Melie Indarto pemilik bisnis fesyen dengan label KaIND yang berbasis di Pasuruan, Jawa Timur.

1. Mengurangi penggunaan plastik seminimal mungkin

Memulai bisnis fesyen berkelanjutan bisa dimulai dengan meminimalisasi pengunaan plastik baik dalam proses produksi, pasca produksi hingga pengirimannya.

Misalnya dengan memanfaatkan bahan baku dari serat yang biodegradable atau ramah lingkungan.

Kemudian memaksimalkan penggunaan bahan kain untuk meminimalisir sisa produksi kain yang mungkin tidak terpakai, hingga membuat tag atau label berbahan non-plastik.

Kata Melie, dengan mengurangi penggunaan plastik sedari awal dapat membantu mengurangi limbah produksi dari produk fesyen yang kita geluti.

2. Kreasi ulang limbah produksi

Limbah produksi dalam lini bisnis fesyen seringkali menjadi limbah tak terpakai dan dapat mencemari lingkungan.

Maka dari itu, pengoptimalan limbah produksi dalam industri ini seperti kain sisa atau kain tak terpakai perlu dikreasikan menjadi sesuatu yang bernilai.

Dalam menjalani bisnisnya, Melie pun melakukan hal tersebut. Dia berusaha membuat kreasi atau item fesyen ulang dari bahan-bahan kain sisa atau kain perca.

Salah satu idenya adalah dengan membuat tempat tisu hingga barang-barang lain seperti alas sandal, scarf, dan lain sebagainya.

Selain dapat mengurangi limbah produksi, produk dari sisa bahan pakaian itu dapat dijual kembali menjadi sesuatu yang baru dan memiliki nilai lebih.

"Dengan mengolah limbah menjadi produk lain maka value-nya sama seperti produk utama," kata Melie kepada Kompas.com.

3. Kolaborasi dengan brand lain

Kolaborasi dengan pebisnis lain ini bertujuan agar konsep bisnis berkelanjutan bisa semakin dikenal luas.

Bahkan konsep kolaborasinya itu tak melulu dari bidang yang sama. Misalnya dengan yang dilakukan Melie saat menjalin kolaborasi dengan produsen tisu ramah lingkungan.

Antara produk fesyen dan produk kebutuhan rumah tangga tentu memiliki banyak perbedaan.

Namun karena memiliki kesamaan visi dan misi dalam menggeluti bisnis berkelanjutan, terlahirlah sebuah kreasi produk baru yang bernilai.

Melalui kolaborasinya itu, brand dari KaIND dan produsen tisu ramah lingkungan menciptakan produk kotak atau wadah tisu dari kain.

Produk dari hasil kolaborasi itu turut mengembangkan bisnis, menciptakan produk inovatif, menguntungkan, serta menyebarkan visi dan misi dari bisnis demi keberlanjutan lingkungan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/19/062426620/3-tips-sukses-membangun-bisnis-fesyen-berkelanjutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke