Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Cara Mengenali Anak yang Terjebak dalam Pertemanan Toxic

KOMPAS.com - Cara mengenali anak apakah lingkungan pertemanan toxic atau sehat mungkin menjadi salah satu hal yang sulit diketahui para orangtua.

Apalagi jika si buah hati memiliki sifat yang pendiam atau tidak mudah membicarakan hal apapun pada orangtuanya.

Dalam situasi ini, orangtua perlu mengenali lingkungan pergaulan anak agar tidak memberikan dampak merugikan bagi perkembangan buah hati.

Cara mengenali anak terjebak dalam pertemanan toxic

Sebagai orangtua, tampaknya perlu mengenali lingkungan pergaulan anak apakah dia terjebak dalam pertemanan toxic atau positif.

Sebab, lingkungan pertemanan yang dimiliki anak bisa memberikan dampak positif atau negatif pada kepribadian hingga tumbuh kembangnya dalam menemukan jati dirinya.

Selain itu, masalah kepribadian hingga gangguan perkembangan bisa saja dialami jika anak telanjur terjebak atau bersahabat dengan orang yang salah. 

Dilansir dari Verywell Family, berikut cara mengenali anak yang terjebak dalam pertemanan toxic.

1. Adanya ketidakseimbangan peran

Persahabatan yang sehat melibatkan kerja sama dan kolaborasi antar satu dan yang lainnya.

Namun ketika anak kita terlihat tidak begitu aktif dan tidak diberdayakan, atau justru selalu diberatkan oleh tugas kelompok yang seharusnya dikerjakan bersama-sama.

Kemungkinan hal ini menjadi pertanda kalau lingkungannya tidak sehat.

2. Anak menampilkan perilaku tidak baik atau tidak sopan

Sifat yang dominan dalam suatu pergaulan dapat menular ke anak yang lainnya.

Maka, amatilah ketika melihat anak berperilaku tidak seperti biasanya.

Seperti suka mengolok-olok anak yang lain, atau bahkan menghina seseorang dengan melihat penampilan luarnya saja.

Bisa jadi, si anak telah terjebak di dalam pergaulan yang tidak baik.

Segera ambil tindakan untuk selalu menasihatinya bahwa perilaku yang dia lakukan itu salah.

3. Terlalu banyak drama

Suka bergosip atau terlalu banyak drama tidak penting di dalam lingkup pertemanan anak bisa menjadi pertanda yang perlu diwaspadai orangtua. 

Perilaku yang seperti ini perlu dihindari karena bisa merepotkan diri sendiri dan membuat kepribadiannya tidak berkembang.

Bahkan tak jarang, karena urusan drama remaja yang tidak jelas, anak bisa terlibat ke dalam perkelahian atau perilaku bullying.

4. Terlalu cemburuan

Sifat kecemburuan cenderung hadir di dalam pertemanan yang tidak sehat.

Sebaliknya, teman yang baik adalah mereka yang selalu mendukung dan supportif dalam segala hal.

Alih-alih mencoba untuk merayakan keberhasilan bersama, tapi karena adanya sifat cemburuan ini, anak kita malah berpikir bahwa segala hal merupakan persaingan.

5. Suka mem-bully

Salah satu perilaku paling beracun dalam hubungan pertemanan atau persahabatan adalah suka mengucilkan orang lain.

Ketahuilah bahwa perilaku bullying tak cuma merugikan si korban tapi juga pelaku yang berdampak pada tumbuh kembang dan perilaku anak saat ia dewasa.

Segera ambil tindakan untuk melakukan konseling ke psikolog atau guru ketika mengetahui anak terlibat sebagai kelompok yang suka mem-bully.

6. Perubahan perilaku secara mendadak

Jika mengetahui perilaku anak berubah mendadak, bisa jadi itu pertanda bahwa anak sedang bergaul di jalan yang salah.

Misalnya anak tiba-tiba menjadi pendiam, segera cari tahu apa yang membuatnya menunjukkan aksi diam seribu bahasa.

Perubahan tentang perilaku anak ini dapat menjadi peringatan dini terkait apa yang terjadi di lingkungan pertemanan anak.

Maka, segera ambil tindakan untuk mendorong anak agar menghabiskan waktu dan energinya untuk hal-hal yang positif.

7. Suka melanggar aturan

Menghabiskan banyak waktu pada teman-teman yang suka melanggar aturan sekolah juga termasuk tanda bahwa anak terlibat di dalam lingkungan yang toxic.

Berhati-hatilah karena melanggar aturan yang berlaku bukanlah sesuatu yang bisa dianggap wajar.

Sebagai anak yang masih bertumbuh, setidaknya aturan yang berlaku itu merupakan bentuk pelajaran anak untuk dapat melatih kedisplinan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/30/050231220/7-cara-mengenali-anak-yang-terjebak-dalam-pertemanan-toxic

Terkini Lainnya

Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com