Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Manfaat Bersyukur

SAAT Anda mengungkapkan rasa terima kasih, apakah Anda akan mengalami manfaat turunnya kadar hormon kortisol?

Kortisol dikenal sebagai hormon stres karena dikeluarkan pada saat kita mengalami/menghadapi tekanan (stres).

Hormon kortisol berfungsi membantu tubuh mempersiapkan/merespons kondisi stres yang terjadi. Efek keluarnya hormon tersebut akan membuat energi Anda meningkat, dan tubuh siap untuk menghadapi situasi yang bersifat menekan/berbahaya.

Secara jangka pendek, pelepasan hormon kortisol dapat memberikan maanfaat. Kortisol dengan level normal memainkan peran penting dalam siklus tidur-bangun.

Pada pagi hari, kortisol akan merangsang untuk terjaga dan mendukung kewaspadaan sepanjang hari.

Ketika kadar hormon kortisol terlalu tinggi atau bertahan dalam waktu yang relatif lama, hormon ini justru dapat merugikan. Hormon kortisol dapat meningkatkan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat (Hoehn & Marieb, 2010).

Peningkatan metobolisme ini dapat meningkatkan nafsu makan, peningkatan berat badan; hingga berpotensi pada peningkatan tekanan darah tinggi, sulit tidur (insomnia), kurangnya istirahat, merasa kelelahan, mengalami emosi negatif, bahkan depresi (Zajkowska et al., 2022).

Walaupun diyakini bahwa bersyukur dapat menurunkan kortisol hingga 23 persen (McCraty, 1998), namun berbagai studi (Jackowska et al., 2016; Kim-Godwin, 2020; Salzmann et al., 2018) belum berhasil membuktikan bahwa bersyukur membantu menurunkan kadar kortisol.

Semakin kita banyak mengungkapkan rasa syukur, belum tentu kadar kortisol akan mengalami penurunan. Dengan demikian, masih sedikit bukti bahwa rasa syukur memiliki efek langsung terhadap penurunan kortisol.

Namun demikian, penulis berpendapat bahwa bersyukur tetap bermanfaat bagi kesehatan. Bersyukur dapat memengaruhi biokimia tubuh.

Pada saat mengungkapkan rasa syukur, individu akan mengalami emosi positif (Sheldon & Lyubomirsky, 2006; Watkins et al., 2018).

Depue et al. (1994 dalam Strümpfer, 2006) menyatakan ada hubungan yang relatif kuat antara tingkat emosi positif dan tingkat dopamine.

Dopamine adalah hormon yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah; mengurangi produksi insulin yang berlebih (jika produksi insulin berlebih, maka kadar gula darah menjadi rendah, dan badan mudah lelah).

Semakin individu bersyukur, semakin banyak emosi positif yang dialami; dan semakin positif emosi yang dialami individu, semakin tinggi tingkat dopamine.

Di samping itu, frekuensi bersyukur berhubungan dengan peningatan hormon oxytocin dalam tubuh (Algoe & Way, 2014; Zak et al., 2022).

Oxytocin adalah hormon yang berfungsi untuk membantu kontraksi otot baik pada wanita maupun pada pria.

Kontraksi otot pada wanita, misalnya berfungsi pada saat melahirkan dan menyusui. Sedangkan kontraksi otot pada pria, dibutuhkan pada saat proses membuang air kecil (Watson, 2021).

Semakin individu bersyukur, semakin banyak emosi positif (perasaan cinta) yang dialami, semakin tinggi tingkat hormon oxytocin. Ketika kita bersyukur dan mengalami emosi positif, sistem syaraf parasimpatis teraktivitasi dan akan mengeluarkan homon oxytocin (Moberga et al., 2019).

Demikian, emosi positif yang kita alami karena bersyukur, akan mengeluarkan hormon dopamine dan oxytocin yang bermanfaat bagi tubuh.

Namun demikian, masih diperlukan penelitian apakah dan bagaimanakah hormon dopamine dan oxytocin yang dihasilkan tubuh saat individu mengungkapkan syukur akan berhubungan dengan penurunan hormon kortisol.

Walaupun belum terjelaskan bersyukur langsung dapat menurunkan kortisol, bersyukur tetap memiliki manfaat.

Bersyukur dapat dilakukan dengan mengungkapkan terima kasih atau menyampaikan penghargaan kepada diri sendiri, teman, situasi dan keadaan.

Bersyukur adalah kondisi pada saat kita berpikir mengenai apa yang sudah dimiliki dan diterima.

Bersyukur dilakukan dengan cara memandang dan menafsirkan kehidupan bahwa segala sesuatu memiliki manfaat baik langsung maupun tidak langsung.

Cara pandang bersyukur akan menimbulkan keterbukaan pikiran dan proses berpikir dapat lebih optimal, berkembang (Fredrickson, 2004).

Berdasarkan penelitian (Huwae & Suyasa, 2021), bersyukur berhubungan dengan perilaku melayani. Dalam dunia industri dan organisasi, perilaku melayani dikenal dengan istilah khusus, yaitu service-oriented organizational citizenship behavior (SOCB).

SOCB adalah perilaku sukarela yang dilakukan oleh karyawan "di luar atau melebihi" tugas dan tanggung jawab yang ditentukan (Bettencourt et al., 2001).

Karyawan yang menunjukkan SOCB, akan memberikan layanan berkualitas dan memuaskan kepada pelanggan. SOCB memiliki tiga aspek, yaitu: loyalty, participation, dan service delivery.

Loyalty ditunjukkan ketika seorang karyawan secara sukarela memberikan informasi mengenai produk, layanan, dan citra organisasinya kepada pelanggan.

Participation adalah inisiatif yang ditunjukkan oleh karyawan untuk membantu organisasi ataupun rekan kerja memikirkan berbagai usaha meningkatkan layanan kepada pelanggan.

Service delivery mengacu pada perilaku karyawan untuk berhati-hati dan teliti dalam memberikan layanan kepada pelanggan.

Demikian tinjauan manfaat bersyukur. Bersyukur dapat memprediksi kesehatan, hubungan positif dengan orang lain, dan terhadap perilaku positif dalam kehidupan industri/organisasi.

Semoga manfaat bersyukur ini dapat membuat kita menjadi lebih sering mengungkapkan syukur, dengan menghargai hal-hal kecil yang sudah kita miliki, lebih menghargai orang-orang terdekat di sekitar kita, dan juga menghargai situasi/kondisi lingkungan kehidupan kita.

*Priskila Putri Nesya Huwae: Mahasiswa Program Studi Psikologi Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
P. Tommy Y. S. Suyasa: Dosen Program Studi Psikologi Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/13/084500020/manfaat-bersyukur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke