Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Cara Mengatasi Overthinking soal Hubungan

KOMPAS.com - Meski tentu tidak ada yang menginginkannya, overthinking atau berpikir berlebihan akan sesuatu terkadang datang dengan sendirinya, terutama saat kita berada dalam suatu hubungan asmara.

Overthinking ini pun sebenarnya bisa terjadi karena banyak hal.

Misalnya saja, pernah disakiti atau dikhianati dalam hubungan sebelumnya, yang membuat kita khawatir hal yang sama akan terjadi kembali.

Hal ini pun wajar terjadi.

Namun sayangnya, overthinking ini bisa membawa dampak negatif.

Salah satunya membuat emosi menjadi tidak terkendali, yang tidak baik bagi hubungan maupun kesehatan mental kita.

"Bisa dimengerti bila khawatir karena takut ditinggalkan dan tidak dicintai, tetapi terkadang emosi itu menjadi tidak terkendali, dan overthinking pun akan menjadi lingkaran setan,” ujar pakar hubungan dan kencan Gabriel Brenner.

Brenner, yang juga menulis blog SimplyTogether bersama istrinya ini pun menambahkan, ada beberapa hal lain yang bisa membuat seseorang merasa overthinking dalam hubungannya, seperti takut dengan pandangan lingkungannya.

"Bahkan ada yang overthinking karena khawatir dengan apa yang dipikirkan teman, kolega, dan keluarganya."

"Padahal, yang terpenting adalah perasaan diri sendiri," jelasnya.

Lebih lanjut, Brenner pun merekomendasikan 10 cara untuk mengatasi overthinking dalam hubungan sebelum menimbulkan masalah.

  • Temukan pendengar yang empatik

Overthinking biasanya datang dari ketakutan yang mengakar, sehingga kita membutuhkan orang yang memahami dan dapat memberikan empatinya.

Sebab jika dipahami, tentu kita akan merasa diakui, dan kekhawatiran pun dapat berkurang.

Jadi, carilah anggota keluarga atau teman yang kita percayai untuk melakukannya.

  • Jangan mencoba meyakinkan diri sendiri untuk berhenti overthinking

Menburut Brenner, apapun yang terjadi, jangan pernah mencoba meyakinkan diri sendiri untuk berhenti overthinking.

Pasalnya, itu akan hanya memperburuk keadaan, bukan membantu.

"Overthinking sering kali berasal dari masalah emosional, bukan masalah logis."

"Jadi, mencoba mendekati masalah emosional dengan rasional murni sering kali menjadi bumerang dan membuat seseorang semakin overthinking.” ujarnya.

  • Bicaralah dengan pasangan

Cara mengatasi overthinking berikutnya adalah dengan berbicara dengan pasangan tentang ketakutan dan kekhawatiran, terutama jika hubungan yang dibina masih baru.

Memang, mungkin kita tidak ingin dianggap labil.

Namun ingatlah, suatu hubungan harus dilandasi pada pengertian dan kepercayaan, dan kita juga membutuhkan seseorang yang mau menerima segala hal yang ada dalam diri kita, termasuk saat berada dalam kondisi terlemah.

Jadi cobalah berbicara dengan pasangan untk melihat reaksinya.

Jika dia berempati, itu pertanda baik untuk masa depan hubungan kita.

  • Cari tahu akar permasalahannya

Overthinking selalu memiliki alasan.

Jadi, cobalah untuk mencari tahu mengapa kita mengalaminya.

Misalnya, apakah kita masih belum sembuh dari trauma masa lalu atau memiliki orangtua yang menelantarkan kita.

Kita juga bisa berkonsultasi dengan konselor atau terapis untuk mengidentifikasinya.

  • Fokus pada saat ini

Overthinking seringkali muncul dari kekhawatiran yang tidak benar-benar nyata.

Artinya, sebenarnya kita tidak terobsesi dengan kesalahan pada hubungan saat ini, melainkan hasil dari trauma yang kita rasakan.

Jadi ketika merasa pikiran mulai kacau, cobalah untuk membawa diri kita kembali ke saat ini dengan menarik napas dalam-dalam dan fokus pada hubungan yang tengah dijalani.

  • Buatlah daftar hal yang harus disyukuri

Melihat banyak hal positif dalam hubungan akan membantu.

Jadi, sebaiknya buatlah daftar hal yang bisa disyukuri dalam hubungan kita setiap hari.

Misalnya, daripada berpikir kalau si dia tidak mengirimi kita pesan setiap satu jam sekali, kita bisa mencoba untuk berpikir bahwa meski sibuk, ia tetap mengabari kita selama beberapa jam sekali.

  • Berolahraga

Olahraga terbukti secara ilmiah dapat mengurangi kecemasan dan menjaga pikiran tetap jernih dan fokus.

Jadi jika mulai overthinking, cobalah beristirahat lalu mencoba olahraga ringan.

  • Meditasi

Meditasi juga bisa membantu cara yang terbukti untuk mengurangi kecemasan.

Jadi, ikuti saja kelas meditasi atau instal aplikasi mindfulness di ponsel guna membantu kita lebih fokus pada rasa kepercayaan terhadap pasangan, bukan keraguan.

  • Tuliskan perasaan kita

Seringkali, orang yang mengalami kecemasan merasa bahwa pikiran mengganggu atau obsesif mereka akan hilang saar dituangkan ek dalam bentuk tulisan.

Jadi, cobalah membuat jurnal, atau menulis surat untuk pasangan meski tidak dikirimkan.

  • Manfaatkan kekuatan pikiran

Terakhir, perlu diingat bahwa hanya diri kita sendiri yang dapat mengubah isi pikiran kita.

Jadi jika gejala overthinking mulai muncul, cobalah untuk memikirkan hal lain di luar hubungan, seperti rencana bepergian bersama teman di akhir pekan atau kegiatan menyenangkan lainnya.

Jika kita belajar memanfaatkan kekuatan pikiran dan proses berpikir, maka pikiran kita pun akan lebih jernih dan semakin percaya diri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/21/170000520/10-cara-mengatasi-overthinking-soal-hubungan

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com