Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak, 4 Penyebab Anggrek Layu dan Solusinya

Kendati demikian, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan bunga ini mudah layu, termasuk perawatan yang kurang tepat.

Seorang penanam anggrek asal Amerika Serikat, yang juga pendiri Chadwick & Son Orchids Inc, Arthur E. Chadwick, memberikan penjelasannya.

Dia mengatakan, jika kita mendapati anggrek layu, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mengenali apakah bunganya atau daunnya yang layu.

"Yang satu normal dan yang satunya sedikit lebih serius," kata dia.

"Ini mungkin bisa menjadi bagian dari siklus hidup alami tanaman, atau mungkin merupakan tanda bahwa tanaman tidak senang dengan kondisinya."

"Hal yang sama berlaku jika kita melihat batang anggrek menguning," kata dia.

Penyebab anggrek layu dan solusinya

Untungnya, kita bisa mengambil tindakan untuk menghidupkan kembali dan menyehatkan tanaman dengan mengetahui alasan anggrek menjadi layu, sekaligus menguasai dasar-dasar perawatannya.

Dilansir dari laman Homes & Gardens, berikut empat kemungkinan penyebab anggrek layu dan solusinya.

1. Anggrek layu setelah mekar

Chadwick mengungkapkan, anggrek bisa layu karena tanaman telah selesai mekar dan mungkin disertai atau tidak disertai dengan batang yang menguning.

"Berdasarkan musim, bunga anggrek biasanya mekar dari bulan Januari hingga April dan akan kembali mekar tahun depannya," kata dia.

Hal ini terutama terjadi pada anggrek simpodial, seperti cattleya, cymbidium, atau paphiopedilum.

"Jika itu adalah anggrek simpodial, adalah hal yang normal jika pertumbuhan yang lebih tua menjadi layu dan akhirnya mengering karena tanaman terus tumbuh, menjadi lebih besar, dan menghasilkan pertumbuhan baru," ujar Sekretaris Orchid Society of Great Britain, Amy Malin.

"Hal ini normal terjadi saat anggrek selesai mekar atau berbunga," tambah dia.

Pertanyaan umum yang sering ditanyakan adalah berapa lama anggrek mekar?

Sayangnya, bunga-bunga indah ini tidak bertahan sepanjang tahun, namun kita bisa mengikuti beberapa tips perawatan yang tepat untuk membuat anggrek mekar kembali setelah bunganya layu.

2. Dekat dengan sumber panas

"Apabila anggrek ditempatkan dekat dengan sumber panas, tanaman ini bisa saja layu karenanya," tutur Malin.

Anggrek sangat peduli dengan lingkungannya dan lebih menyukai suasana yang lembap.

Itulah sebabnya anggrek adalah salah satu tanaman yang terbaik untuk area kamar mandi.

Demi mencegahnya mengering dan daunnya layu, pastikan kita menjauhkan anggrek dari ventilasi udara dan berbagai macam sumber panas.

3. Penyiraman kurang

Sara Rittershausen dari spesialis anggrek Burnham Nurseries mengatakan, dalam kasus anggrek yang layu, ini biasanya terkait dengan penyiraman dan bisa jadi karena terlalu sedikit atau terlalu banyak.

Oleh karena itu, penting untuk mempelajari cara menyiram anggrek dengan benar.

"Jika tanaman tidak cukup disiram, daunnya akan layu, karena kelembapan di daunnya habis tetapi tidak diganti," terang dia.

"Tingkatkan penyiraman secara bertahap untuk merehidrasi daun, tetapi ini bisa memakan waktu cukup lama, mungkin beberapa minggu untuk menunjukkan perbaikan," sambung dia.

Apabila kita melihat anggrek layu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat media tanam anggrek.

Jika sangat kering, kemungkinan besar tanaman tersebut mengalami dehidrasi dan dapat memperoleh manfaat dari penyiraman secara menyeluruh atau perendaman dalam waktu yang lama.

"Anggrek yang digantung cenderung lebih cepat mengering daripada anggrek dalam pot."

"Karena ada peningkatan aliran udara ke akar dan tanaman yang digantung biasanya tidak terlalu banyak menyimpan air dibandingkan dengan anggrek yang ditanam dalam pot," ujar Malin.

Jika anggrek tumbuh dalam pot yang jernih, maka kita dapat melihat seberapa sehat akarnya.

Biasanya akar yang kering berwarna putih atau abu-abu, sedangkan akar yang sehat dan lembap berwarna hijau.

"Kita harus segera reporting anggrek dalam pot tanah liat kecil dengan lumut sphagnum untuk meregenerasi akar baru. Tanaman bisa melewatkan satu tahun mekar sebagai akibatnya," saran Chadwick.

4. Disiram secara berlebihan

Rittershausen menjelaskan, anggrek yang disiram secara berlebihan kemungkinan besar akan menyebabkan akarnya membusuk, sehingga tidak ada air yang mencapai daun dan membuat daun menjadi layu.

"Ini harus dipangkas dan tanaman ditanam kembali dalam pot dengan kompos anggrek kulit kayu segar setelah membersihkan kompos yang lebih tua dan tergenang air," kata dia.

"Jaga agar tanaman tetap hangat dan lembap untuk mendorong pertumbuhan akar baru, namun butuh waktu berminggu-minggu atau beberapa bulan untuk pulih," sambungnya.

Pastikan juga kita mengetahui cara memangkas anggrek agar tidak menyebabkan kerusakan.

"Saat menanam kembali anggrek, potonglah akar yang lembek atau seperti kertas dengan alat pemotong yang baru saja didesinfeksi," kata Malin.

"Akar anggrek yang sehat berwarna turgid. Pada anggrek phalaenopsis, akarnya berwarna hijau atau putih, tergantung pada apakah tanaman ini mampu berfotosintesis."

"Beberapa anggrek lain, seperti paphiopedilum, secara alami memiliki akar berwarna cokelat, jadi penting untuk mengetahui spesies anggrek saat melakukan penanaman ulang," saran dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/27/122316320/simak-4-penyebab-anggrek-layu-dan-solusinya

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com