Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlukah Mencukur Rambut Bayi sampai Plontos?

Apalagi, mencukur rambut bayi hingga plontos sudah menjadi semacam kebiasaan turun menurun di Indonesia.

Salah satu yang diyakini adalah, dengan mencukur habis rambut saat anak masih bayi, maka nantinya rambut akan tumbuh lebih lebat.

Nah, mau digunduli atau tidak, sebenarnya kembali pada pilihan masing-masing orangtua.

Satu hal yang pasti adalah, mencukur hingga licin diperlukan untuk membersihkan kulit kepala.

Sebab, ketika melewati jalan lahir, banyak lemak dan lapisan rahim ibu yang menempel di tubuh bayi, termasuk di rambutnya.

Dengan mencukur rambut bayi, sisa-sisa lemak tersebut diharapkan akan ikut terbuang.

Selain itu, bayi kerap gumoh selagi berbaring sehingga cairannya mungkin menempel di rambut.

Dengan mencukur rambut, diharapkan kotoran tersebut tidak sampai melekat.

Lalu, manfaat lain dari mencukur rambut bayi adalah untuk memudahkan deteksi iritasi atau luka.

Kepala bayi yang plontos memudahkan orangtua untuk mengetahui bila ada sesuatu di kulit kepalanya seperti iritasi, bisul, luka, kerak, dan sebagainya untuk ditangani segera.

Kemudian alasan selanjutnya -seperti yang telah disinggung di awal- agar rambut bayi tumbuh lebih lebat dan hitam.

Tapi -lagi-lagi- alasan ini semata-mata berdasar pada tradisi atau kepercayaan.

Sebab, jika ditilik dari kacamata medis, tak ada kaitan antara mencukur rambut dengan ketebalan rambut.

Lebat atau tipisnya rambut bayi bergantung pada faktor genetik.

Kemungkinan, bila rambut dicukur habis, rambut yang tumbuh tampak agak kasar, itu barangkali menjadi sangkaan orangtua tentang rambut menjadi lebih tebal seusai dicukur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/02/094709520/perlukah-mencukur-rambut-bayi-sampai-plontos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke