Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nestle Gandeng Qyos Bikin Mesin Isi Ulang untuk Kurangi Sampah Plastik

KOMPAS.com - Nestle Indonesia dan Nestle R&D Singapura meluncurkan studi pasar kemasan isi ulang kedua melalui kolaborasi bersama dengan Qyos untuk menghadirkan teknologi mesin isi ulang.

Studi ini juga merupakan upaya Nestle memenuhi komitmen akan kemasan berkelanjutan dengan mengurangi sepertiga penggunaan plastik resin baru, memastikan lebih dari 95 persen kemasan dirancang agar dapat didaur ulang pada 2025, serta menargetkan 100 persen kemasan dapat didaur ulang atau diguna ulang.

Mengenai peluncuran studi ini, Samer Chedid, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia menjelaskan, cara ini merupakan bagian dari Nestle demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat saat ini dan generasi mendatang.

"Kami sedang dalam perjalanan mencapai net zero emission dengan melampaui keberlanjutan, untuk membantu melindungi, memperbaiki, dan memperbarui bumi untuk generasi mendatang."

"Sebagai bagian dari perjalanan ini, Nestle melakukan pengembangan kemasan berkelanjutan dengan meluncurkan studi pasar isi ulang yang kedua," demikian kata Samer dalam keterangannya kepada Kompas.com.

Melalui teknologi mesin isi ulang sereal dan minuman cokelat ini pula, kolaborasi Nestle dan Qyos mendukung upaya pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dan memberi dukungan terhadap lingkungan yang berkelanjutan di Tanah Air.

Studi pasar kemasan isi ulang kedua ini akan berlangsung selama 4-6 bulan yang menyediakan produk Milo dan Koko Krunch, dengan varian 100 gram – 1 kg untuk produk Milo dan 50 gram – 350 gram untuk produk Koko Krunch.

Mesin isi ulang Nestle x Qyos akan ditempatkan di dua lokasi ritel, di antaranya Naga Swalayan Simatupang, Jakarta Selatan dan Farmers Market Summarecon Mall Serpong, Tangerang, kedua mesin isi ulang ini mulai aktif beroperasi pada tanggal 15 Maret 2023.

Dalam beberapa tahun terakhir, Nestle memiliki komitmen untuk mengembangkan inovasi pengemasan, meminimalkan penggunaan plastik, dan mendorong gaya hidup daur ulang.

Salah satunya melalui kolaborasi Nestle dan Qyos sebagai upaya dalam mendukung Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.75 tahun 2019 mengenai peta jalan pengurangan sampah oleh produsen pada 2029.

Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Pengurangan Sampah mengatakan bahwa kolaborasi lintas sektor ini perlu diwujudkan supaya menciptakan solusi baru demi menjaga keberlangsungan hidup yang terus berkelanjutan.

"Kami mengapresiasi komitmen PT Nestle Indonesia dalam mewujudkan pengembangan kemasan yang berkelanjutan untuk mendukung upaya pemerintah melalui kolaborasi bersama Qyos dengan menghadirkan teknologi mesin isi ulang produk," kata Sinta.

Qyos (bagian dari venture-builder Enviu Indonesia) yang merupakan mitra kolaborasi dalam studi ini merupakan startup berbasis digital yang menyediakan stasiun refill otomatis untuk produk rumah tangga, yang ditempatkan di toko-toko di dekat masyarakat.

Menurut Eline Leising, Kepala Program Enviu Indonesia, penanganan masalah sampah plastik merupakan tantangan sistematis, dan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.

"Kami sangat senang dapat menjadi bagian yang mendukung program kolaborasi antara Qyos dengan Nestle, produsen terkemuka di Industri F&B FMCG."

"Kami berharap kolaborasi dan studi bersama Qyos dan Nestlé dapat secara signifikan mendukung pengurangan sampah plastik dari hulu," ujar Eline.

Inovasi yang dihadirkan oleh Nestle x Qyos melalui mesin isi ulang ini setidaknya dapat menjadi alternatif bagi para konsumen untuk membeli produk Nestle yaitu Milo dan Koko Krunch yang dilakukan dengan cara isi ulang.

Konsumen yang ingin melakukan pembelian dapat membawa wadah makanan sendiri yang kedap udara, bersih, kering, tidak berbau, dan tidak pernah digunakan sebagai kemasan non makanan dan minuman, atau dapat membeli wadah makanan yang tersedia di lokasi.

“Program kolaborasi ini juga merupakan kesempatan bagi kami untuk menjajaki rantai pasokan sirkular yang didukung oleh solusi teknologi kemasan isi ulang untuk makanan dan minuman."

"Ini juga merupakan pengalaman belajar yang menarik bagi kami untuk memahami kebutuhan dan konteks tepat guna yang dibutuhkan pasar Indonesia, untuk mencegah sampah plastik melalui teknologi isi ulang," jelas Prawitya Soemadijo, Direktur Sustainability PT Nestle Indonesia.

Kehadiran mesin isi ulang Nestle x Qyos diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku konsumen dalam mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan penggunaan kemasan sekali pakai.

Sebelumnya Nestle juga telah melakukan studi kemasan isi ulang pertama pada 2021 lalu, melalui kerja sama dengan Siklus Indonesia dalam pendistribusian produk di daerah perumahan atau konsumen juga dapat melakukan pemesanan melalui aplikasi terhadap produk Nestle Indonesia, khususnya Milo, Dancow, dan Koko Krunch.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/13/060000520/nestle-gandeng-qyos-bikin-mesin-isi-ulang-untuk-kurangi-sampah-plastik

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com