Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Menjelaskan Gangguan Kecemasan pada Pasangan dan Mengatasinya

Namun, komunikasi yang terbuka dan mengetahui cara meminta dukungan dapat memberikan banyak manfaat untuk meningkatkan kesehatan mental.

Nah, seperti yang dilansir dari laman Byrdie, berikut adalah beberapa kiat untuk menjelaskan gangguan kecemasan kepada pasangan, bersama dengan cara-cara yang dapat kita dan pasangan lakukan untuk mengatasi gejala dan menemukan bantuan.

Cara menjelaskan gangguan kecemasan

• Menjelaskan tanda-tandanya

Menurut konselor profesional klinis berlisensi, Julienne Derichs, ada tiga jenis gangguan kecemasan yang bisa muncul seperti kecemasan secara umum, gangguan panik, dan kecemasan sosial.

"Sebagian besar gejala gangguan kecemasan meliputi kegelisahan, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, ketegangan otot, sulit mengendalikan kekhawatiran, dan masalah tidur," katanya.

Namun sekali lagi, tidak semua orang yang mengalami gangguan kecemasan akan menunjukkan semua tanda-tanda ini.

Menurut Anxiety and Depression Association of America, kecemasan sosial adalah hal yang cukup umum dan hal ini bisa memengaruhi 15 juta orang Amerika.

Derichs pun menggambarkan kecemasan sosial sebagai saat di mana seseorang merasa sangat cemas ketika bersama orang lain.

Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk berbicara dengan orang lain atau merasa khawatir akan dipermalukan, dihakimi, dan ditolak.

"Khawatir selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum sebuah acara di mana ada orang lain, menjauh dari tempat di mana ada orang lain, sulit berteman, dan merasa mual saat ada orang lain di sekitar kita adalah tanda-tanda kecemasan sosial," terang Derichs.

Sebaliknya, seseorang dengan gangguan panik mungkin mengalami serangan rasa takut yang hebat secara tiba-tiba dan berulang-ulang.

Selain itu, serangan panik juga disertai dengan perasaan tidak terkendali, mengkhawatirkan kapan serangan berikutnya akan terjadi atau menghindari tempat-tempat di mana serangan panik sebelumnya pernah terjadi.

Jadi, memahami perbedaan antara bentuk-bentuk gangguan kecemasan ini akan membantu kita menjelaskannya kepada orang yang kita sayangi.

• Memahami dan mengkomunikasikan pemicunya

"Penting bagi kedua pasangan untuk belajar tentang kecemasan dan benar-benar memahami apa saja pemicunya," kata seorang psikolog klinis berlisensi yang berbasis di New York, Sanam Hafeez, PsyD.

Mengenal tanda-tanda yang diuraikan di atas dan mengidentifikasi tanda-tanda spesifik yang berlaku untuk diri kita sendiri adalah awal yang baik.

Tetapi ada juga teknik fisik yang dapat dilakukan bersama selama saat-saat kecemasan.

"Walaupun kedengarannya sederhana, berbekal beberapa teknik pernapasan dan menggunakannya sebagai panduan [saat] kecemasan meningkat dapat menjadi alat yang sangat membantu," saran Derichs.

Berikut ini adalah teknik pernapasan santai yang disebut Derichs sebagai obat penenang instan.

"Tarik napas melalui hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan melalui mulut dan hidung. Ulangi dua atau tiga kali."

"Saat menghembuskan napas, kendurkan otot-otot, dan lepaskan ketegangan sebanyak yang kita bisa," jelasnya.

Apabila kita mulai merasa cemas di dalam mobil atau di tempat umum, ini bisa menjadi latihan yang sederhana namun berguna bagi pasangan untuk membantu kita.

• Komunikasikan kebutuhan kita dengan jelas

Pasangan kita dapat melakukan semua penelitian di dunia, tetapi jika menyangkut gangguan kecemasan, penting untuk memberi tahunya apa kebutuhan pribadi kita.

Menurut psikolog dan penulis Stop Anxiety From Stopping You, Helen Odessky, PsyD, penting untuk berbicara dan mendengarkan tanpa menghakimi.

Bahkan jika gangguan kecemasan kita tidak masuk akal bagi pasangan, cukup dengan berkomunikasi akan membantunya untuk melihat dengan lebih jelas.

Yang bisa kita lakukan adalah mendorong pasangan untuk mengajukan pertanyaan yang tulus dan tidak menghakimi demi menciptakan percakapan yang jujur tentang apa yang dirasakannya.

Mendapatkan dukungan dan mengatasi gangguan kecemasan 

• Suarakan kebutuhan kita akan dukungan

Ini adalah tips lain yang terdengar sangat sederhana namun butuh waktu lama bagi pasangan untuk memahaminya.

"Banyak orang khawatir bahwa mereka akan kehilangan kepercayaan atau gengsi jika mereka mengungkapkan gangguan kecemasan yang dialami," ungkap Odessky.

Namun komunikasi yang terbuka adalah cara terbaik untuk maju dan mendapatkan dukungan penuh.

• Minta pasangan untuk mengalihkan perhatian kita

"Penelitian menunjukkan bahwa pengalihan perhatian dapat meredakan pusat kecemasan otak," kata Srini Pillay, seorang psikiater dan asisten profesor di Harvard Medical School.

Seperti yang disarankan oleh pakar kesehatan otak, Mike Dow, PsyD, lakukan sesuatu yang menyenangkan atau produktif saat kita menyadari diri sedang gelisah.

Jadi, saat kita mulai merasa cemas, jangan ragu untuk mengajak pasangan menonton film, makan malam, berbelanja bahan makanan, atau berjalan-jalan.

• Minta pasangan untuk tidak meremehkan gangguan kecemasan

"Berhentilah stres," "berhentilah khawatir," "jangan hiraukan," dan "ada apa denganmu?" adalah kalimat yang perlu dihindari untuk dikatakan kepada orang yang sedang cemas.

"Ungkapan-ungkapan ini sering kali membuat orang semakin cemas," ujar Pillay.

Jika kita bisa berhenti khawatir, kita pasti akan melakukannya. Sayangnya, gangguan kecemasan lebih rumit dari itu.

Jelaskan kepada pasangan bahwa jika kita mengalami gangguan kecemasan, maka otak kita mungkin memiliki kabel yang berbeda dengan otaknya.

"[Kita] mungkin memiliki amigdala yang terlalu aktif, bagian otak yang terlibat dalam rasa takut, dan korteks prefrontal yang kurang aktif, bagian otak yang dapat bertindak sebagai rem," terang Dow.

Menurut dia, agar pengobatan menjadi efektif, kita harus merasa aman dan terbuka tentang ketakutan kita dan dari mana asalnya.

"Bagi seseorang yang tidak memiliki kecemasan, disebut gila mungkin bukan masalah besar," jelas Dow.

Namun bagi kita yang memiliki gangguan kecemasan, hal itu bisa terasa sangat menghancurkan. Maka dari itu, bersikap terbuka tentang hal ini dengan pasangan sangatlah penting.

"Dan satu hal lagi yang perlu diketahui pasangan kita adalah jangan mencoba membandingkan situasi kecemasan sehari-hari dengan apa yang sedang dialami seseorang," kata Odessky.

"Khawatir akan lulus ujian sangat berbeda dengan fobia atau gangguan kecemasan," tambah dia.

• Pertimbangkan terapi pasangan

Semua orang mungkin bisa mendapatkan manfaat dari sedikit terapi.

"Saya mendorong pasangan untuk datang ke terapi agar mereka berdua memahami apa proses berpikirnya, bagaimana pemicunya, dan apa yang harus dilakukan," kata Hafeez.

"Setiap orang berbeda, jadi akan sangat membantu jika kita memiliki rencana yang memperhitungkan batasan-batasan yang sesuai untuk kedua pasangan," jelas dia.

Jika waktu dan biaya menjadi halangan untuk menemui seorang profesional, pertimbangkan layanan terapi online yang membuat semuanya lebih nyaman dan mudah dikelola.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/15/063916920/cara-menjelaskan-gangguan-kecemasan-pada-pasangan-dan-mengatasinya

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com