Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Fakta Seputar Penyakit Kelamin yang Jarang Diketahui

KOMPAS.com - Penyakit kelamin atau infeksi menular seksual sepertinya perlu mendapatkan perhatian lebih.

Sebab di masyarakat masih banyak informasi atau mitos-mitos tidak benar seputar penyakit menular yang satu ini.

Salah satunya adalah anggapan bahwa pria lebih berisiko terkena penyakit kelamin daripada wanita, apa benar demikian?

Di samping itu, masih ada sejumlah mitos lain yang perlu diluruskan dengan fakta agar tidak ada lagi informasi yang keliru.

Ada banyak informasi salah yang beredar seputar penularan penyakit kelamin alias penyakit menular seksual.

Melansir Times of India, berikut sejumlah fakta seputar penyakit kelamin yang wajib diketahui.

1. Wanita lebih berisiko daripada pria

Menjawab pernyataan bahwa pria lebih berisiko terkena penyakit kelamin ternyata itu adalah mitos.

Faktanya, secara biologis wanita lebih berisiko terkena penyakit kelamin daripada pria.

Hal itu dikarenakan wanita memiliki organ genital yang lebih kompleks dibandingkan pria, seperti permukaan vagina yang lebih luas, serta lebih rentan terhadap sekresi secara seksual.

2. Ada lebih dari 35 jenis penyakit kelamin

Penyakit kelamin yang kita kenal mungkin hanya Human Papillomavirus (HPV), herpes, sifilis, hepatitis, gonore, klamidia dan HIV.

Tetapi sebenarnya ada lebih dari 35 klasifikasi seputar penyakit kelamin yang juga perlu untuk diwaspadai.

Sebagian besar penyakitnya memang dapat menular melalui aktivitas seksual, tetapi ada juga yang non seksual seperti transfusi darah.

3. Penyakit kelamin memicu kemandulan?

Penyakit kelamin yang tidak ditangani dengan baik bisa jadi membuat seseorang mengalami kemandulan atau infertilitas.

Misalnya pada kasus gonore dan klamidia yang infeksinya bisa menyebar ke tuba falopi dan membuat wanita menjadi tidak subur dan sulit hamil.

Risiko kemandulan juga dapat terjadi pada pria, karena itu pemeriksaan rutin dan mengobatinya dengan tepat bisa menjadi langkah penanganan penyakit menular seksual.

4. Semua penyakit kelamin menunjukkan gejala?

Ini adalah salah satu mitos yang perlu diluruskan. Faktanya, penyakit kelamin yang disadari gejalanya seringkali sudah berada dalam tingkat yang kronis.

Sebab sebagian penyakit menular seksual itu tidak menunjukkan gejala apapun. Bahkan orang yang menderita penyakit ini cenderung tidak mengetahuinya.

Termasuk herpes dan klamidia yang biasanya mudah dikenali gejalanya. Namun beberapa orang justru tidak menyadari penyakit tersebut sampai penyakitnya meningkat ke status menginfeksi.

5. Faktanya kondom tidak melindungi 100 persen

Banyak orang menggunakan kondom karena percaya bahwa alat kontrasepsi satu ini bisa mencegah penyakit kelamin 100 persen.

Padahal tidak ada yang menjamin penuh bahwa kondom bisa melindungi kita dari penularan infeksi menular seksual.

Meskipun tidak 100 persen, tetapi perlindungan yang diberikan kondom presentasenya lebih tinggi daripada alat kontrasepsi yang lain.

Dalam hal ini lebih baik mencegah daripada menyesal karena tidak menggunakan pelindung apapun saat berhubungan seksual berisiko. 

6. Penyakit kelamin bisa berpengaruh pada kondisi janin

Wanita hamil perlu dites melalui rangkaian pengujian terhadap penyakit kelamin. Sebab beberapa jenis penyakit menular seksual itu bisa berdampak pada kondisi janin di dalam kandungan.

Misalnya pada HIV atau hepatitis B yang juga bisa menular ke anak di dalam kandungan.

Selain itu sejumlah penyakit kelamin yang lain juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan hingga kelahiran.

Dalam kasus yang parah, penyakit kelamin yang tidak segera diobati bisa mengalami kematian saat lahir, kelahiran prematur sampai berat badan lahir yang rendah.

Dengan rutin melakukan screening penyakit menular seksual, dokter biasanya menyarankan proses persalinan bayi melalui operasi caesar dan sejumlah pengobatan yang aman bagi ibu hamil.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/16/103800720/6-fakta-seputar-penyakit-kelamin-yang-jarang-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke