Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kakak Adik Bagikan Rahasia Pikiran Tetap Tajam di Usia 100 Tahun

Tidak hanya sehat dan bahagia, keduanya pun masih memiliki pikiran yang tajam jika dibandingkan dengan lansia yang lain.

Bahkan, Sweedler yang berusia 103 tahun memiliki ingatan yang mengesankan dan dapat berbicara dengan baik tentang apa yang terjadi di dunia.

"Dokter saya senang berbicara dengan saya," kata Sweedler.

"Dia akan berkata, 'Kamu luar biasa'. Dan saya berkata, 'Karena saya sudah tua? Dan dia akan berkata, 'Tidak! Karena kamu sangat hebat," terangnya.

Sweedler, yang tinggal di panti jompo di Connecticut, AS, juga bangga dengan caranya mempertahankan kemampuannya.

Ya, menakjubkan, dia tidak berbicara seperti lansia pada umumnya.

Sementara itu, saudara perempuannya, Hodes, yang sudah menginjak usia 106 tahun masih bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru, terutama dari buku.

"Saya tidak pernah mengerjakan teka-teki silang, tapi saya selalu banyak membaca. Itu adalah hal terbaik untuk pikiran kita," kata dia.

Tips menjaga pikiran tetap tajam di usia 100 tahun

Kakak adik tersebut pun membagikan sejumlah tips hidup sehat, dan menjaga pikiran tetap tajam seiring berjalannya usia sebagai.

1. Bekerja

Sweedler mengaku sangat senang bekerja.

Dia adalah seorang aktris amatir dalam produksi teater lokal dan tetap sangat aktif baik di sinagoge maupun di berbagai organisasi Yahudi.

"Bukan berarti saya sangat religius," kata dia.

"Tetapi saya sadar bahwa saya adalah orang Yahudi dan saya senang terlibat di dalamnya," ujar dia.

Suatu ketika, sebagai bagian dari kelompok belajar sambil makan siang di sinagoge, dia membaca kitab suci dalam waktu enam bulan.

Ketika kedua anaknya sudah lebih besar, Hodes mendapatkan pekerjaan penuh waktu sebagai profesional dan asisten guru.

"Saya senang bekerja di sekolah menengah," kata dia.

Sebuah tes bakat memberitahunya bahwa dia bisa saja menjadi seorang guru. Hal itu akan sangat menyenangkan.

Dia juga akan sangat senang menjadi seorang jurnalis, karena dia selalu suka mewawancarai orang.

Sekarang, Hodes memanfaatkan keterampilan itu untuk mengenal penghuni lain di panti jompo tempat dia tinggal.

"Jika kita cukup beruntung memiliki pekerjaan yang kita sukai, terimalah. Menikmati apa yang kita kerjakan itu sangatlah penting," ungkap dia.

"Sungguh memuaskan untuk memanfaatkan sepenuhnya bakat kita dan itu membuat hidup lebih menyenangkan," sambung dia.

2. Terhubung dengan orang lain

Baik Hodes maupun Sweedler sama-sama berbicara tentang pentingnya keluarga dan terutama pernikahan yang baik.

"Tidak ada yang lebih baik. Sungguh luar biasa mencintai dan dicintai," kata Sweedler.

Hodes mengaku merasa sangat beruntung bisa mendapatkan seorang suami yang mudah bergaul.

Sampai suaminya meninggal, mereka ternyata masih memiliki hubungan yang begitu luar biasa.

"Orang-orang yang ada di sekitar kita, teman, kerabat, keluarga, mereka memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kita," terangnya.

"Itulah yang paling kita ingat," tambah dia.

Sama seperti Hodes, suami Sweedler juga telah meninggal dunia, namun dia masih membina hubungan baik dengan orang-orang terdekatnya selama puluhan tahun.

"Saya senang memiliki teman. Saya mencintai mereka. Bahkan, mantan ketua jemaat masih datang mengunjungi saya, begitu juga dengan sang rabi," katanya.

Menurut Hodes, keingintahuan membuat pikirannya tetap aktif dan terlibat.

"Beberapa orang tidak tertarik pada siapa pun kecuali diri mereka sendiri dan saya tidak seperti itu," terangnya.

"Saya selalu tertarik untuk mendengar cerita dan latar belakang orang lain. Mereka penuh dengan kejutan."

"Beri mereka kesempatan untuk membuka diri dan mengingat apa yang mereka ceritakan kepada kita," jelas dia.

3. Belajar

Hiburan yang disukai Sweedler adalah yang bisa membawanya pergi atau memberinya ide-ide yang menantang.

Ketika dia masih muda, dia suka pergi ke teater bersama teman-temannya.

"Saat ini, saya tidak menonton televisi, kecuali untuk berita. Saya menonton PBS di malam hari dan acara televisi favorit saya adalah "60 Minutes" di CBS," ungkap dia.

Di samping menonton acara berita, Sweedler juga mengaku gemar sekali membaca.

"Orang yang lebih tua bisa asyik dengan diri mereka sendiri ketika memiliki penyakit dan semacamnya."

"Hal itu bisa membuat kita sulit untuk berpikiran terbuka," kata Hodes.

Rasa haus akan pengetahuan membawanya ke kelas audit di perguruan tinggi setempat segera setelah dia pensiun.

Meskipun dia harus duduk di barisan pertama agar dapat melihat dan mendengar instruktur, namun dia berhasil lulus dengan baik.

Seni dan sastra juga telah memperluas wawasannya. "Saya memiliki beberapa buku yang luar biasa," kata dia.

Baru-baru ini, dia mendengarkan buku audio nonfiksi tentang gajah, orang-orang Yahudi di Salonika, dan penyanyi opera AS Jessye Norman.

"Mereka sangat berbeda dengan latar belakang saya dan hal itu membuat kontennya menarik. Selalu ada banyak hal yang bisa dipelajari," ujar Hodes.

4. Bersyukur

Hodes tidak pernah memiliki kesempatan untuk kuliah saat dia masih muda. Itu adalah salah satu dari sedikit penyesalannya.

Hodes dan Sweedler adalah anak bungsu dari delapan bersaudara di sebuah apartemen yang sempit.

Orangtua mereka adalah imigran yang harus bekerja keras untuk bertahan hidup.

"Kami harus berhati-hati karena jumlah kami sangat banyak," katanya.

Namun, dia menyadari bahwa setiap orang tidak bisa memiliki segalanya.

Dan, ketika dia memiliki hal-hal penting dalam hidup, maka dia harus menyadarinya dan bersyukur.

"Meskipun saya pernah mengalami penyakit dan masalah, saya bisa mengatasinya," kata Hodes.

"Saya dalam keadaan sehat, menikmati kesehatan, bersyukur atas kehidupan yang luar biasa. Hal itu menopang saya dan membuat saya terus maju," ujar dia.

Saat ini, Sweedler tidak bisa bepergian. Meskipun dia biasa berjalan kaki setiap hari, mobilitasnya agak terbatas sehingga dia tidak bisa keluar rumah secara konsisten.

Dia berharap tubuhnya bisa sekuat pikirannya. Namun toh, Sweedler bersyukur dengan apa yang dimilikinya.

"Untungnya, saya masih bisa membaca dan saya membaca hal-hal yang luar biasa," terangnya.

Di sisi lain, Hodes juga memiliki pemikiran yang sama.

"Jika kita ingin hidup lama dalam kondisi yang baik, perubahan fisik bukan hal yang salah. Saya tetap puas karena saya telah diberkati," imbuh dia.:

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/31/160000120/kakak-adik-bagikan-rahasia-pikiran-tetap-tajam-di-usia-100-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke