Psikologi Warna Hijau Sage, Favorit Jadi Outfit Lebaran Kali Ini

KOMPAS.com - Hijau sage menjadi warna terfavorit dalam perayaan Lebaran kali ini.

Banyak yang menjadikannya sebagai warna outfit yang dipakai bersama anggota keluarga lainnya.

Sejumlah selebritas Tanah Air juga memilih warna ini termasuk Ussy Sulistyawati, Maudy Ayunda, Marsha Timothy hingga Iqbaal Ramadhan.

Hijau sage memang memberikan kesan kalem sekaligus menyegarkan sehingga layak jadi favorit semua kalangan.

Psikologi warna hijau sage

Hijau sage adalah salah satu variasi warna hijau yang memiliki rona keabu-abuan, kuning pucat dan silver.

Kompleksitas warnanya memberikan makna psikologi yang juga berlapis.

Sebagi rona pucat, hijau sage mewakili pertumbuhan, tetapi pada saat yang sama berarti ketidakdewasaan dan pengalaman.

Maka warna ini juga bisa dijadikan simbol sebagai awal yang baru, persis seperti makna Idul Fitri.

Secara umum, warna hijau melambangkan pembaharuan dan pertumbuhan yang menenangkan, membuat rileks, dan membangkitkan rasa nyaman.

Hijau merupakan warna dominan di alam sehingga melambangkan kehidupan sekaligus rasa aman dan damai.

Semua jenis warna hijau, termasuk sage, memiliki sentuhan harmonisasi dan tenang serta dikaitkan dengan stabilitas dan daya tahan.

Energinya yang positif tak lain efek dari campuran warna kuning yang cerah sekaligus menarik perharian.

Hijau juga dikenal sebagai warna yang meredakan kecemasan dan depresi.

Tipe kepribadian penyuka hijau sage

Warna hijau sage kerap dikaitkan dengan sisi kiri otak karena kecenderungan penyukanya sebagai pribadi yang sangat analitis, logis, cerdas.

Selain itu, penyuka green sage juga memiliki pendapat yang kuat, berkemauan keras, dan tidak mudah menerima otoritas orang lain.

Hanya saja, mereka cenderung bersikap dingin dalam hubungan pribadi meskipun dianugerahi juga dengan karakter yang setia, penuh rasa hormat dan perhatian terhadap kebutuhan dan keinginan pasangannya.

Penggemar hijau sage mendapatkan kepuasan besar dari merawat orang lain sehingga kerap kali mengabaikan dirinya sendiri.

Potensi terbesarnya paling terlihat di saat-saat krisis karena kepribadian mereka yang tergolong tenang sehingga mampu mengalahkan rasa takut dan panik.

Mereka juga mampu membawa rasa damai ke sekelilingnya sekaligus mampu mengambil keputusan tepat karena sikap objektif.