Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Alasan Perempuan Bertahan dengan Pasangan yang Terbukti Selingkuh

Kali ini, kabar tidak sedap datang dari rumah tangga penyanyi Virgoun dan istrinya, Inara.

Pelantun "Surat Cinta Untuk Starla" itu dituding telah berselingkuh berulang kali dan berbagai buktinya diunggah ke Instagram termasuk sosok perempuan yang dituding menjadi orang ketiga.

Tak pelak, netizen langsung memberi dukungan dengan menghujat penyanyi tersebut.

Ironisnya, sang istri kemudian membelanya dan meminta warganet tidak berkata kasar kepada suaminya.

Alasan perempuan bertahan dengan laki-laki yang terbukti selingkuh

Sikap yang ditunjukkan istri Virgoun ini mungkin memang membingungkan namun kerap terjadi.

Dalam banyak kasus, pihak perempuan tetap mempertahankan pasangannya meskipun terbukti selingkuh berulang kali.

Terlepas rasa sakit yang dialami, mereka berusaha melanjutkan hubungan tersebut seakan tidak ada yang terjadi.

Menurut para pakar, ada beberapa hal yang membuat perempuan sering kali bertahan dengan pria yang tidak setia, antara lain:

Tidak ingin sendirian

Ketika suami selingkuh dengan orang yang dirasa lebih menarik, itu merusak rasa percaya diri, rasa aman dan independensi perempuan.

“Ketakutan akan kesendirian membuat orang berada dalam segala jenis situasi dan hubungan yang mengerikan,” kata life coach di Los Angeles, Lauren Mackler.

Terlebih lagi, perempuan cenderung lebih takut melajang karena apa yang sering ditanamkan secara tradisional.

“Itu berasal dari keyakinan bahwa mereka membutuhkan seorang pria untuk merawat mereka. Meskipun kita telah menempuh perjalanan jauh, banyak pesan yang masih memberi tahu kita hal itu," kata Mackler.

"Ketakutan terbesar wanita adalah mereka akan menjadi gelandangan” kata Gilda Carle, Ph.D., relationship expert di New York.

Ini bukan ketakutan yang sama sekali tidak berdasar karena riset membuktikan perempuan kerap mengalami kesulitan finansial akibat perceraian.

Standar hidup mantan istri turun lebih dari 25 persen selain juga kehilangan hal penting seperti asuransi kesehatan, rumah dan aset lainnya.

Dianggap kesalahan biasa

Banyak perempuan berpikir perselingkuhan hanya bukti jika suaminya bukan sosok yang sempurna sehingga berusaha memaafkan kesalahan itu.

"Begitulah cara berpikir pengantin baru," kata psikiater Brown University Scott Haltzman, M.D.,.

Para perempuan ini sadar pasangannya akan mengecewakan mereka sehingga memaklumi hal itu.

Hal ini kemudian menjadi identitas perempuan tersebut dengan kelebihannya masing-masing.

“Seorang istri bisa kehilangan statusnya karena perceraian,” kata Haltzman.

"Jika Anda menikah dengan seorang gubernur, Anda adalah istri seorang gubernur. Kalau tidak, Anda hanya mantan istrinya."

Kehilangan teman

Perempuan yang memutuskan bercerai setelah diselingkuhi juga berisiko kehilangan pergaulan sosialnya, terutama dengan pasangan menikah lainnya.

Hal ini sangat ironis karena perempuan lajang kerap dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas hubungan lain dan teman yang sudah menikah sering kali menjauh.

Ditentang keluarga

Banyak perempuan yang tidak mendapatkan dukungan layak ketika ingin berpisah dari pasangan yang tidak setia.

Perceraian dianggap hal memalukan, tidak sesuai dengan nilai keluarga atau agama bahkan ketika terjadi perselingkuhan.

Tak heran jika perempuan yang dikhiniati akhirnya memutuskan untuk mengubur penderitaannya.

Investasi emosional pada suami

Bagi banyak wanita, suami mereka adalah bagian penting dari keluarga dan berpisah akan sangat menghancurkan.

“Sepanjang hidup mereka, wanita ini dapat menilai pasangannya untuk kontribusi yang telah mereka buat, karena peran yang mereka mainkan dalam hidup mereka, dalam keluarga mereka,” jelas Haltzman

“Wanita berjuang untuk melihat gambaran keseluruhan,” katanya.

Mereka mencoba mencari tahu apakah kesalahan bodoh suaminya akan membubarkan keluarga atau membantunya bertahan dan berkembang.

Status sebagai istri mantan presiden AS memudahkan karier politik Hillary sehingga diduga menjadi alasannya menjaga rumah tangganya tetap utuh.

"Jika ada manfaat untuk tinggal dan Anda merasa nyaman dengannya. Lalu siapa yang peduli?" kata terapis seks dan hubungan di Irvine, California., Stephanie Buehler, Psy.D.,.

Menguatkan pernikahan

Perselingkuhan bisa memperbaiki dan menguatkan pernikahan jika direspon dengan baik.

Pasangan bisa menjalani terapi untuk bicara soal masalah terpendam selama ini, yang mungkin memicu perselingkuhan, misalnya seks, uang, karier, pekerjaan rumah tangga hingga jarak emosional.

"Jika ada dasar persahabatan dan cinta, Anda dapat menggunakan krisis ini sebagai kesempatan untuk memahami apa yang tidak berhasil dalam hubungan dan mengambil tindakan untuk memperbaikinya," kata Mackler.

Hal ini tentunya membutuhkan kerja keras dan waktu namun pada akhirnya hubungan kita bisa lebih baik dan kuat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/26/094712320/9-alasan-perempuan-bertahan-dengan-pasangan-yang-terbukti-selingkuh

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com