Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Orang Selingkuh Cenderung Menyalahkan Pasangannya?

Salah satu pengguna Twitter mengaku mengakhiri pernikahannya karena suaminya terpergok selingkuh dan menghamili perempuan lain.

Ironisnya, pemilik akun tersebut belum lama ini menuai pujian dari warganet karena thread yang membanggakan sosok suaminya.

Dari kasus ini, kita mungkin bertanya-tanya, mengapa orang yang berselingkuh cenderung menyalahkan pasangannya?

Orang yang selingkuh cenderung berbohong sebagai penyangkalan

Orang yang kedapatan selingkuh cenderung menyembunyikan perilakunya dengan terus berbohong untuk menutupi rahasianya.

Alih-alih minta maaf dan mengakui kesalahannya, mereka sering kali menyalahkan orang lain termasuk pasangannya yang dikhianati.

Tak jarang, perilaku tersebut kemudian berujung pada penyangkalan terus-menerus.

"Orang selingkuh melakukan penyangkalan, mereka membohongi diri mereka sendiri tentang apa yang mereka lakukan dan dampak perilaku mereka saat ini dan yang mungkin terjadi di masa depan," kata Robert Weiss Ph.D., LCSW, CSAT, pakar klinis pengobatan gangguan keintiman orang dewasa dan kecanduan terkait.

"Mereka melakukan ini sebagai cara untuk merasionalisasi dan membenarkan perilaku mereka yang jelas-jelas menyakitkan di dalam pikiran mereka sendiri."

Seiring waktu, mereka lalu percaya pada kebohongannya sendiri dengan kecenderungan tertentu.

Mereka percaya pada kebohongan yang dikatakannya, tak peduli seberapa menyakitkan itu untuk pasangannya.

Dengan demikian, perilaku tidak setia yang dilakukannya terasa sangat masuk akal dan dibenarkan.

"Sering kali, pasangan yang dikhianati disalahkan karena salah memahami situasi, menyebabkan situasi, atau hanya menjadi gila," ujar Weiss.

"Bagaimanapun itu terjadi, gaslighting membalikkan naskah perselisihan hubungan dengan bersikeras bahwa pasangan yang dikhianati itu salah."

"Pemikiran dan perilaku pasangan yang dikhianati yang harus disalahkan, bukan kecurangannya," tandas Weiss.

Seiring waktu, gaslighting menyebabkan pasangan yang dikhianati mempertanyakan realitasnya sendiri.

Mereka mulai bertanya-tanya apakah mungkin persepsi mereka tentang situasi ini benar-benar salah meskipun bukti perselingkuhan tersebut terus bertambah.

Sedihnya, bahkan pasangan yang paling cerdas dan bisa menyesuaikan diri secara emosional pun bisa tertipu oleh gaslighting.

Sebagian, ini karena kecenderungan kita sebagai manusia adalah mempercayai apa yang dikatakan oleh orang yang kita.

Kadang-kadang, sebagai cara untuk melindungi hubungan kita dengan orang yang kita cintai, kita akan membela, memaafkan, dan mengabaikan kata-kata dan perilaku mereka yang jelas-jelas bermasalah—terutama ketika kebohongan dan alasan mereka tampak tulus.

"Singkatnya, kebohongan dimulai dari yang kecil dan dapat dipercaya, tumbuh perlahan dari waktu ke waktu menjadi kebohongan yang telah dikondisikan untuk dipercayai oleh pasangan yang dikhianati," ujar Weiss.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/09/103913820/mengapa-orang-selingkuh-cenderung-menyalahkan-pasangannya

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com