Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Makanan yang Mengandung MSG, Apakah Berbahaya?

Salah satunya adalah monosodium glutamat, yang umumnya dikenal sebagai MSG atau micin.

Meskipun menurut FDA bahan ini aman untuk digunakan dalam makanan, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa itu juga bisa berdampak negatif pada kesehatan.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai MSG, makanan apa saja mengandung bahan ini, serta bagaimana dampak buruknya terhadap tubuh.

Apa itu MSG?

MSG adalah penambah rasa populer yang berasal dari asam L-glutamat, asam amino alami yang diperlukan untuk pembuatan protein.

Selain digunakan sebagai bahan tambahan makanan, MSG juga terdapat secara alami pada makanan tertentu, termasuk tomat dan keju.

MSG pertama kali diidentifikasi sebagai penambah rasa oleh para peneliti Jepang pada tahun 1908 dan sejak saat itu menjadi salah satu bahan tambahan yang paling banyak digunakan dalam produksi makanan.

Saat ini, MSG dapat ditemukan di sejumlah produk olahan, mulai dari makanan cepat saji hingga sup kalengan.

Menurut penelitian, MSG terbukti dapat meningkatkan rasa makanan dengan merangsang reseptor rasa dan juga meningkatkan penerimaan rasa tertentu.

Maka, menambahkan MSG ke dalam makanan akan menghasilkan rasa umami, yang dicirikan sebagai rasa gurih dan berdaging.

Meski bahan populer ini dianggap aman, beberapa ahli berpendapat bahwa MSG dapat memiliki efek samping yang berpotensi berbahaya, terutama ketika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Oleh sebab itu, FDA memperingatkan agar MSG harus diberi label dengan nama yang biasa digunakan, yaitu monosodium glutamat, ketika digunakan sebagai bahan makanan.

Kendati demikian, makanan yang secara alami mengandung MSG, seperti tomat, isolat protein, dan keju, tidak diwajibkan untuk mencantumkan MSG sebagai bahan.

Makanan yang mengandung MSG

Secara umum, terdapat beberapa makanan yang diproses dengan menggunakan bahan-bahan seperti MSG, antara lain:

1. Makanan cepat saji

Salah satu sumber MSG yang paling terkenal adalah makanan cepat saji.

Beberapa restoran biasanya menambahkan MSG ke sejumlah hidangan populer, termasuk nasi goreng.

MSG juga digunakan oleh bisnis waralaba untuk meningkatkan cita rasa makanan.

2. Keripik dan makanan ringan

Banyak produsen yang menggunakan MSG untuk meningkatkan rasa gurih keripik.

Selain ditambahkan ke keripik kentang, keripik jagung, dan campuran makanan ringan, MSG juga dapat ditemukan di sejumlah makanan ringan lainnya.

Jadi, sebaiknya kita membaca labelnya terlebih dulu jika ingin menghindari konsumsi bahan tambahan ini.

3. Campuran bumbu

Campuran bumbu digunakan untuk memberikan rasa asin dan gurih pada hidangan seperti semur dan tumisan.

MSG digunakan dalam banyak campuran bumbu untuk mengintensifkan rasa dan meningkatkan rasa umami tanpa menambahkan garam.

Faktanya, MSG digunakan dalam produksi makanan rendah natrium untuk meningkatkan rasa tanpa tambahan garam.

MSG dapat ditemukan di banyak produk penyedap rasa rendah natrium, termasuk campuran bumbu dan kaldu.

Selain itu, MSG juga ditambahkan ke beberapa olesan daging, unggas, dan ikan, serta bumbu untuk meningkatkan kelezatan makanan.

4. Makanan frozen

Makanan frozen bisa menjadi cara yang nyaman dan murah untuk menyajikan hidangan di atas meja dan sering kali mengandung MSG.

Banyak perusahaan yang membuat makanan frozen dengan tambahan MSG untuk meningkatkan rasa gurih dari makanan tersebut.

Produk makanan frozen lainnya yang sering mengandung MSG adalah pizza, makaroni dan keju, serta makanan untuk sarapan.

5. Sup kalengan

Sup kalengan dan campuran sup sering kali ditambahkan MSG untuk meningkatkan rasa gurih yang didambakan konsumen.

Bahkan, banyak produk sup lainnya, termasuk campuran sup kering dan bumbu kaldu mengandung MSG sehingga penting untuk memeriksa label masing-masing produk jika kita berniat untuk menghindari mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

6. Daging olahan

Daging olahan seperti hot dog, dendeng siap saji, sosis, daging asap, dan camilan daging juga mengandung MSG.

Selain digunakan untuk meningkatkan rasa, MSG ditambahkan ke produk daging seperti sosis untuk mengurangi kandungan natrium tanpa mengubah rasa.

Sebuah studi menemukan bahwa mengganti natrium dengan MSG pada hot dog dapat meningkatkan rasa asin dan penerimaan produk tanpa mempengaruhi rasa secara negatif.

7. Kondimen

Kondimen atau pelengkap makanan seperti saus salad, mayones, saus tomat, saus barbekyu, dan kecap sering kali mengandung tambahan MSG.

Selain itu, banyak bumbu yang juga dikemas dengan bahan tambahan lain seperti gula tambahan, pewarna buatan, dan pengawet.

Bahan-bahan tambahan ini dapat berkontribusi pada kesehatan yang buruk.

Untuk itu, yang terbaik adalah membatasi bahan-bahan ini dan lebih baik membeli produk yang terbuat dari bahan makanan utuh jika memungkinkan.

Apabila kita khawatir menggunakan bumbu yang mengandung MSG, pertimbangkan untuk membuat bumbu sendiri agar kita dapat mengontrol apa yang kita konsumsi.

8. Produk mie instan

Mie instan menyediakan makanan cepat saji yang mengenyangkan bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

Beberapa produsen menggunakan MSG untuk meningkatkan rasa gurih produk mie instan.

Selain itu, banyak kemasan mie instan populer yang memiliki nilai gizi rendah karena dibuat dengan karbohidrat olahan dan tinggi natrium, serta pengawet yang dapat membahayakan kesehatan.

Tidak heran bila konsumsi mie instan telah dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko penyakit jantung, termasuk peningkatan kadar gula darah, kolesterol, trigliserida, dan tekanan darah.

Apakah MSG berbahaya?

Sampai saat ini, penelitian terkait MSG masih belum mendapatkan kesimpulan yang jelas.

Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG [terutama jika berlebihan] dapat menyebabkan hasil kesehatan yang negatif.

Faktanya, MSG symptom complex adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, gatal-gatal, pembengkakan tenggorokan, dan sakit perut yang dialami oleh beberapa orang tak lama setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan pada hewan memperlihatkan bahwa konsumsi MSG telah dikaitkan dengan obesitas, kerusakan hati, fluktuasi gula darah, peningkatan faktor risiko penyakit jantung, masalah perilaku, kerusakan saraf, maupun peningkatan peradangan.

Sementara beberapa penelitian pada manusia menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG dapat meningkatkan berat badan, rasa lapar, serta risiko sindrom metabolik, sekelompok gejala yang juga meningkatkan risiko kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.

Misalnya, sebuah penelitian pada 349 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi MSG paling banyak jauh lebih mungkin mengalami sindrom metabolik daripada mereka yang mengonsumsi paling sedikit.

Dan setiap peningkatan 1 gram MSG per hari secara signifikan bisa meningkatkan kemungkinan kelebihan berat badan.

Kendati demikian, penelitian yang lebih besar dan dirancang dengan baik tetap diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan potensial ini.

Walaupun penelitian tentang bagaimana MSG dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan masih simpang siur, namun jelas bahwa mengonsumsi MSG dalam dosis tinggi, yaitu 3 gram atau lebih per hari, dapat menimbulkan efek samping yang merugikan.

Ini termasuk sakit kepala dan peningkatan tekanan darah.

Berdasarkan data yang ada, diperkirakan konsumsi rata-rata MSG di Amerika Serikat dan Inggris sekitar 0,55 gram per hari, sementara asupan MSG di negara-negara Asia lebih banyak, yakni sekitar 1,2-1,7 gram per hari.

Meskipun mungkin mengonsumsi 3 gram MSG atau lebih per hari tidak mungkin dilakukan saat makan dengan porsi normal.

Tetapi beberapa individu tertentu yang memiliki sensitivitas terhadap MSG dapat mengalami efek samping, tergantung pada toleransi individu.

Maka, jika kita merasa memiliki kepekaan terhadap MSG, sebaiknya hindari produk dengan label yang mengandung tambahan MSG.

Selain itu, meskipun keamanan MSG masih diperdebatkan, jelas bahwa makanan yang umumnya mengandung MSG, seperti keripik, makanan beku, makanan cepat saji, mie instan, dan daging olahan, tidak terlalu padat nutrisi.

Oleh karena itu, pola makan yang sebagian besar terdiri dari makanan-makanan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan meningkatkan kesehatan yang buruk secara keseluruhan.

Secara umum, yang terbaik adalah diet seimbang dengan makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan lemak yang menyehatkan jantung.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/26/060000920/8-makanan-yang-mengandung-msg-apakah-berbahaya-

Terkini Lainnya

Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com