Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak, 7 Tanda Hubungan Asmara yang Sehat

Namun, untuk bisa memiliki hubungan jangka panjang yang baik, kita membutuhkan banyak kerja keras, dedikasi, dan juga tekad.

Memang, tidak ada hubungan yang benar-benar sempurna di dunia ini.

Tetapi, jika kita merasakan satu atau banyak hal yang mendukung kita dan pasangan ke arah positif, ini bisa jadi kita sudah berada di dalam hubungan yang sehat.

Lantas, bagaimana cara mengetahui bahwa kita dan pasangan menjalin hubungan asmara yang sehat?

Nah, seorang psikoterapis terdaftar Natacha Duke menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu hubungan yang sehat dan tepat, serta tanda-tandanya yang bisa diidentifikasi sebagai berikut.

Mengenal hubungan yang sehat

Menurut Duke, kebutuhan setiap orang berbeda-beda, berdasarkan pengalaman pribadinya.

Sebagai contoh, ada orang yang menginginkan pasangan yang suka terlibat dalam kegiatan sosial, atau pasangan yang sangat menyayangi keluarganya.

Tetapi, terlepas dari apa pun preferensi kita, hubungan asmara yang sehat pada intinya berpusat pada lima hal yang tediri dari:

• Empati dan kebaikan.

• Keandalan dan komitmen.

• Saling menghormati batasan.

• Kemampuan untuk bekerja sama sebagai
sebuah tim.

• Memiliki nilai dan tujuan yang sama.

Masalahnya adalah setiap orang tidak selalu tahu bahwa mereka berada dalam hubungan yang sehat.

Ini terutama berlaku jika kita pernah terjebak dalam hubungan yang bermasalah di masa lalu, atau jika kita mengalami kesulitan mengenali tanda bahaya dalam hubungan tersebut.

"Hubungan terkadang terasa akrab, nyaman atau lebih baik daripada hubungan lain yang pernah kita jalani, tapi bukan berarti hubungan itu sehat," kata Duke.

"Jika kita memiliki riwayat hubungan yang bermasalah atau tidak memiliki keterikatan yang aman yang terbentuk di masa kanak-kanak, maka kita bisa saja bergerak ke arah hubungan yang akrab meskipun itu tidak sehat."

"Dan di situlah kita harus berhati-hati," terangnya.

Hal ini tentunya membutuhkan refleksi diri dulu sebelum memulai hubungan baru.

Namun, bahkan ketika kita telah berkencan dengan seseorang, hubungan yang paling sehat tetap membuka pintu untuk refleksi diri.

Kita juga perlu mempelajari kesalahan di masa lalu, serta memungkinkan semua orang untuk menghadapi konflik bersama dengan cara yang aman, konstruktif, dan membantu.

"Akan ada saat-saat dalam setiap hubungan yang terasa sulit, tetapi menurut saya yang penting adalah bagaimana kita dan pasangan mampu menghadapinya," ungkap Duke.

"Orang-orang dalam hubungan yang sehat harus membuat satu sama lain merasa nyaman, memiliki kemauan untuk bekerja dan bertumbuh bersama, serta saling menghormati satu sama lain," jelas dia.

Tanda-tanda hubungan yang sehat

Sangat mudah untuk terlena dengan semua lika-liku yang ditawarkan oleh hubungan baru.

Tetapi, begitu kita mulai membangun fondasi yang kuat, tanda-tanda kunci ini memperkuat hubungan yang sehat dan langgeng.

1. Menetapkan batasan yang sehat

Menetapkan batasan yang sehat tidak selalu tentang membentengi diri dengan pasangan.

Batasan baik untuk diterapkan ketika kita tahu bahwa melewatinya akan melanggar kesehatan mental, emosional, dan fisik atau nilai-nilai kita.

Namun, batasan juga baik untuk membangun rasa hormat satu sama lain dan untuk memahami hal-hal yang kita berdua anggap penting.

"Dalam hubungan yang sehat, kita dan pasangan perlu memberi ruang untuk satu sama lain, serta memelihara dan mengembangkan aspek-aspek lain dari kehidupan satu sama lain," ungkap Duke.

"Ini juga tentang menyadari batasan-batasan pribadi kita sendiri," kata dia.

Jadi, jika pasangan kita tidak terlalu tertarik dengan salah satu teman kita, tetapi hubungan itu masih penting bagi kita, itu pertanda baik jika pasangan tidak berusaha mencegah kita bertemu mereka atau mengisolasi kita dari kelompok pertemanan.

Selain itu, batasan yang sehat juga ada dalam ruang intim atau seksual.

Karena tidak seorang pun boleh merasa tertekan atau malu saat berinteraksi satu sama lain di dalam ruang tersebut.

2. Saling percaya satu sama lain

"Jika telah berhasil mengatasi beban hubungan, maka kita akan memasuki hubungan baru dengan perasaan yang lebih netral dalam mempercayai orang lain," kata Duke.

"Dari sana, kita juga akan semakin mempercayai orang baru ini seiring berjalannya waktu, atau kita akan semakin tidak mempercayainya seiring berjalannya waktu," ujar dia.

Dan kepercayaan meluas dari hal-hal yang tampaknya paling kecil, seperti mempercayai seseorang dengan emosi kita atau membiarkan diri kita menjadi rentan di sekitarnya.

Kemudian, membuat beberapa keputusan besar dalam hidup — seperti tempat tinggal dan seperti apa keluarga kita di masa depan — yang akan membawa manfaat bagi semua pihak.

3. Tetap bisa berkomunikasi dengan baik dalam situasi sulit

Duke mengatakan, semua hal akan terasa mudah bila hubungan kita masih berada di fase yang indah dan menyenangkan.

"Tetapi, yang benar-benar membuat sebuah hubungan atau mengikat kita sebagai pasangan adalah melewati masa-masa sulit bersama," ungkap dia.

Itu berarti kita harus mencari cara untuk mengungkapkan perasaan kita, berlatih mendengarkan secara aktif ketika pasangan melakukan hal yang sama, dan bekerja sama demi menemukan solusi, bahkan ketika kita sedang bertengkar.

"Kita tidak selalu harus saling bertatap muka, tetapi kita selalu bisa bersikap baik dan ramah satu sama lain dan selalu berusaha untuk memahami orang lain," tegas Duke.

"Itulah yang akan membedakan hubungan ini dengan hubungan lain yang mungkin tidak sehat," sambung dia.

4. Bisa memaafkan satu sama lain

Jika seseorang tidak memiliki keterikatan yang positif atau aman di masa kecilnya, mereka bisa saja menyimpan dendam dan sulit untuk memaafkan orang lain.

"Namun, tidak ada hubungan yang sempurna dan memaafkan sering kali merupakan tanda cinta," jelas Duke.

Apabila kita mengalami kesulitan untuk melepaskan atau mengalami kesulitan dalam memaafkan, terapi perilaku kognitif dapat membantu mengidentifikasi beberapa pemicu yang memperkuat perilaku tersebut.

Itu sekaligus juga menyediakan mekanisme penanganan yang dapat kita coba saat konflik terjadi lagi di kemudian hari.

5. Saling memberikan dukungan

Setiap orang memiliki rutinitas dan minat yang berbeda-beda.

Namun, ketika pasangan kita tiba-tiba berencana untuk berlari maraton, yang berarti dia harus meluangkan waktu untuk berlatih, maka kita perlu mendukung tujuan tersebut dan menyesuaikan waktu menemaninya berlatih.

Mendukung pertumbuhan pribadi satu sama lain dalam hubungan yang sehat sangat penting.

Hal ini memungkinkan kita dan pasangan untuk berbagi hal-hal yang disukai satu sama lain, serta memberikan ruang untuk mendukung, bahkan ketika sesuatu tidak sepenuhnya selaras dengan minat kita masing-masing.

"Ada beberapa hal yang lebih penting bagi sebagian orang daripada yang lain," ujar Duke.

"Bagi sebagian orang, sangat penting untuk menjadi bagian dari kelompok pertemanannya. Namun, untuk orang lain, hal itu tidak terlalu penting."

"Jadi, kita harus menemukan cara untuk berkompromi satu sama lain tanpa merasa bahwa hal tersebut merupakan sebuah perjuangan atau pengorbanan," tutur dia.

6. Tidak menghindari kesulitan atau tantangan

Berbicara tentang hal yang buruk, kita tidak ingin menghindari percakapan yang sulit dalam hubungan yang sehat.

Kita ingin menghadapi masalah secara langsung (dan bersikap baik saat melakukannya), serta menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan.

Bahkan ketika kita tahu bahwa kita harus berbicara tentang tantangan yang mungkin membuat suasana menjadi cukup emosional.

"Selalu baik untuk bersikap intensional dan merefleksikan diri, serta bersikap bijaksana dalam sebuah konflik," saran Duke.

"Kita tidak memasuki hubungan, dan juga tidak perlu, dengan mengetahui segalanya karena kita tidak akan pernah mengetahui segalanya."

"Memang, perlu ada tingkat pemahaman diri tertentu agar hubungan dapat menjadi sehat, dan kita semua memiliki masalah-masalah yang menjadi tombol panas," kata dia.

Untuk itu, mengungkapkan masalah-masalah tersebut dengan cara yang konstruktif adalah hal yang sangat penting demi memastikan batasan-batasan bagi semua orang diterapkan dan dihormati.

Selain itu, menemukan cara untuk menengahi konflik bersama-sama juga dapat membantu hubungan yang sehat dalam jangka panjang.

7. Saling berkomitmen pada hubungan

Mungkin salah satu keluhan yang paling umum dalam hubungan adalah bahwa seseorang berusaha lebih keras daripada yang lain.

Tidak ada yang menyukai hubungan yang berat sebelah, tetapi bagaimana kita menemukan cara untuk menyeimbangkan semuanya dengan seimbang, atau setidaknya merasa nyaman dengan apa yang diberikan setiap orang terhadap hubungan tersebut?

"Kita selalu bisa melakukan pengujian realitas," saran Duke.

"Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan bertanya pada diri sendiri, 'Apakah ini nyata? Apakah ini benar? Apakah akurat bahwa saya menanggung beban lebih banyak daripada orang lain?'."

Dan cara lain untuk mengujinya adalah dengan menyampaikan kekhawatiran kepada pasangan.

"Dan melihat apakah dia juga akan berusaha lebih keras jika kita membutuhkannya atau tidak," imbuhnya.

Bagaimana pun keadaannya, hubungan yang sehat akan mengalami pasang surut, dengan salah satu pasangan mengisi kekosongan saat pasangannya tidak bisa dan begitu pula sebaliknya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/08/090000720/simak-7-tanda-hubungan-asmara-yang-sehat

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com