Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cahaya Bulan dan Bintang 'Sinari' Arloji Baru Arnold & Son

KOMPAS.com - Jam tangan bertemakan fase bulan sudah menjadi koleksi unggulan Arnold & Son sejak lama.

Pada 2015 lalu, Arnold & Son memutuskan untuk mengubah fitur fase bulan yang biasanya diletakkan dalam lubang kecil di posisi jam 6 ke sebuah jendela besar berbentuk kipas yang membentang dari posisi jam 10 hingga jam 2 di dial.

Disebut Perpetual Moon, jam tangan itu memiliki jendela fase bulan berukuran 29 milimeter yang diukir dengan tangan disertai konstelasi bintang dan dial biru berpola guilloche.

Koleksi Perpetual Moon terus dikembangkan. Tahun lalu, Arnold & Son menciptakan dua iterasi dalam ukuran cangkang 41,5 milimeter.

Masing-masing memiliki cangkang red gold dan platinum, dengan dial berpola Stellar Rays atau pancaran cahaya bintang, dalam warna royal blue atau salmon pink.

Kini, pembuat jam yang berdiri sejak 1764 itu mendatangkan anggota keluarga baru, dinamai Perpetual Moon "celestial blue".

Menurut siaran pers yang diterima Kompas.com, referensi ini hadir dengan cangkang platinum berdiameter 41,5 x 11,30 milimeter.

Setiap bagian dari jam tangan tersebut memancarkan keindahan malam, mulai dari dial yang dihiasi motif Stellar Rays hingga bintang-bintang yang bertaburan di jendela fase bulan.

Bagian lugs disederhanakan dan dipoles menjadi batang ramping yang dipoles di bagian ujung. Lugs tersebut terintegrasi dengan bagian tengah cangkang.

Ukuran cangkang juga mengalami sedikit penyusutan dari 42 milimeter menjadi 41,5 milimeter tanpa mengubah bukaan dial, sehingga menghasilkan ukuran bezel yang lebih tipis.

Keindahan malam pada dial

Pola Stellar Rays pada dial dibuat melalui ukiran yang tidak teratur namun terampil.

Setiap cahaya dengan berbagai kedalaman dan lebar digabungkan secara berurutan untuk menciptakan irama tertentu.

Urutan cahaya itu menghasilkan permainan cahaya yang fluktuatif, diperkuat oleh kedalaman beberapa lapisan lak (lacquer) transparan.

Permukaan bulan dari mutiara putih yang berukuran besar direpresentasikan begitu realistis, dengan bayangan yang dicat secara manual dan dilapisi material Super-LumiNova.

Bulan tersebut diletakkan di atas permukaan langit berbintang yang dikerjakan dengan teknik physical vapor deposition (PVD) dan diberi nuansa biru gelap.

Seperti koleksi Perpetual Moon lainnya, bulan dikelilingi rasi bintang Big Dipper dan Cassiopeia, yang juga dicat manual dan dilapisi material luminasi.

Pemilihan rasi bintang ini terkait dengan sejarah John Arnold sebagai pembuat kronometer angkatan laut.

Big Dipper dan Cassiopeia telah digunakan sebagai titik referensi bintang sejak zaman dahulu.

Di antara kedua rasi bintang itu, terdapat Bintang Utara. Posisi Bintang Utara menentukan arah utara dan ketinggian sudutnya, posisi dalam bidang utara-selatan, serta memungkinkan untuk memperkirakan jarak ke khatulistiwa atau garis lintang.

Sebelum alat pengukur bujur ditemukan, Bintang Utara adalah salah satu metode terbaik untuk menentukan posisi sebuah kapal di tengah lautan.

Mesin kaliber A&S1512 yang menggerakkan indikator tersebut mampu melacak perkembangan segmen bulan dengan ketepatan yang luar biasa.

Sebagai catatan, durasi siklus bulan lengkap adalah 29 hari, 12 jam, 44 menit, dan 2,8 detik.

Nah, Arnold & Son berhasil merepresentasikan siklus bulan dengan nyaris sempurna, hanya selisih satu hari setiap 122 tahun.

Mesin

Mesin kaliber A&S1512 sepenuhnya dibuat dan diselesaikan di manufaktur Arnold & Son di La Chaux-de-Fonds, Swiss.

Mesin ini memiliki dua barrel, beroperasi dalam frekuensi 3 Hz, dan menampung cadangan daya selama 90 jam.

Tali jam

Arnold & Son Perpetual Moon "celestial blue" disempurnakan oleh tali bermotif kulit buaya biru gelap yang dijahit dengan tangan, serta clasp berbahan emas putih 18 karat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/18/111100520/cahaya-bulan-dan-bintang-sinari-arloji-baru-arnold-son-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke