Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengulik Kegemaran Orang Kaya pada Wisata Mahal Berisiko Tinggi

Angka yang tergolong fantastis bagi sebagian orang demi bisa menyaksikan langsung situs reruntuhan kapal yang tenggelam pada 1912 itu.

Namun sebenarnya ini menjadi contoh fenomena perjalanan wisata mewah berisiko tinggi yang belakangan digemari miliarder kelas dunia.

Dalam tulisan The New York Times, sejumlah agen perjalanan mewah mengatakan jika para kliennya berusaha mendobrak batasan untuk mendapatkan sensasi dan pamer pengalaman lewat berbagai perjalanan ekstrem itu.

Selain menjelajahi kedalaman samudera, perjalanan luar angkasa, yang diperkirakan sekitar 10.000 kali lebih berbahaya daripada komersial, dan ekspedisi kapal pesiar ke tempat-tempat seperti Antartika adalah beberapa perjalanan berisiko yang digemari orang kaya.

Bagi sebagian orang kaya, perjalanan wisata berisiko tinggi tersebut sudah menjadi gaya hidup tersendiri.

Mereka tak lagi puas berlibur dengan belanja barang mewah, staycation di hotel berbintang maupun berpesta di kapal pesiar.

Salah satu korban kapal selam Titan yang merupakan miliarder Inggris, Hamish Harding juga pernah ke luar angkasa dalam misi Blue Origin.

Perjalanan wisata luar angkasa milik Jeff Bezos itu setidaknya membutuhkan dana 300.000 dollar AS, sekitar Rp 4,4 miliar.

Mereka berusaha untuk menghancurkan sifat duniawi dari kehidupan sehari-harinya, yang tentunya amat berbeda dengan kita.

"Banyak dari kita disegel dalam kehidupan yang tidak hidup dan sering kali tidak memiliki pikiran," kata pakar yang berspesialisasi dalam kognisi sosial dan pengambilan keputusan itu.

"Melakukan sesuatu yang berbahaya mengharuskan kita menjadi penuh perhatian, dan keterlibatan yang penuh perhatian secara harfiah dan kiasan menghidupkan,"

Sayangnya, banyak dari orang-orang ini tidak tahu bahwa mudah untuk berhati-hati tanpa mempertaruhkan nyawa mereka, tambahnya.

Peter Anderson, direktur pelaksana agen perjalanan mewah Knightsbridge Circle yang berbasis di London, mengatakan salah satu kliennya belum lama ini berwisata ke Sudan Selatan.

Padahal negara tersebut menjadi salah satu dari 19 negara yang dianggap tidak aman oleh Departemen Luar Negeri AS untuk bepergian.

Demi mewujudkan keinginan tersebut, perencanaan dilakukan melibatkan konsultasi dengan pakar keamanan tentang cara terbaik mengurangi potensi bahaya.

"Mereka begitu terbiasa dengan apa yang mereka anggap sebagai liburan biasa sehingga mereka mulai mencari pengalaman yang lebih unik, banyak di antaranya melibatkan tingkat risiko," kata Anderson.

Kadang kala, perjalanan mahal berisiko tinggi itu dilakukan hanya demi keingintahuan yang dipendam sejak lama.

"Mereka mungkin mengidentifikasi dengan orang-orang yang telah sukses dan menganggap mereka juga akan sukses," kata Langer.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/23/110009920/mengulik-kegemaran-orang-kaya-pada-wisata-mahal-berisiko-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke