Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gagal Menikah, Cincin Tunangan Harus Dikembalikan ke Mantan?

KOMPAS.com - Bagaimana nasib cincin tunangan yang sebelumnya sudah melingkar di jari pasangan jika rencana menikah itu gagal?

Pertanyaan seperti itu mungkin membawa keresahan tersendiri bagi orang yang pernah merasakan kandasnya hubungan saat sedang menyiapkan pesta pernikahan.

Terlepas dari apapun penyebabnya, hubungan yang sudah dijalin selama masa pertunangan dapat berakhir dan berujung pada kandasnya rencana menikah.

Lantas apakah salah satu pihak punya hak dan kewajiban untuk meminta atau memberikan cincin tunangan yang sudah diberikan jika pernikahan itu kandas?

Menjawab kegelisahan itu, sebetulnya ada banyak hal yang harus diselesaikan lebih dulu sebelum mengetahui hak dan kewajiban kita sebagai individu yang sempat menjalin hubungan spesial dengan mantan kekasih.

Beberapa pertimbangan yang mungkin bisa dijadikan patokan meski tidak ada aturan tertulis akan nasib cincin tunangan setelah gagal menikah adalah sebagai berikut;

Kemudian sesuaikan kondisi atau situasi hubungan ketika kandas dengan beberapa solusi berikut ini.

1. Hubungan berakhir secara baik-baik

Ketika hubungan berakhir dengan cara baik-baik dan damai, cukup adil bagi pasangan wanita untuk menawarkan mengembalikan cincin itu, terutama jika pihak wanita yang membatalkan rencana pernikahan.

Jangan bersikap konyol dengan berpikiran cincin tunangan itu dianggap sebagai sebuah hadiah, sehingga ketika hubungan kandas cincin tidak wajib dikembalikan lagi.

Memang, tidak ada aturan tertulis terkait akan hal itu, tetapi coba ingat lagi apakah cincin itu sangat berharga bagi mantan, bagaimana dia mengumpulkan uang dan usahanya demi membeli cincin tunangan itu.

Menawarkan untuk mengembalikan cincin tunangan akan lebih baik. Jika pihak mantan menolak untuk dikembalikan, maka cincinnya bisa jadi hak milik.

"Dalam artian luas cincin tunangan yang diberikan sebagai hadiah yang mutlak. Dengan demikian menjadi milik orang yang diberikan."

"Namun dalam cakupan hukum tidak memperhitungkan pasangan mana yang membatalkan pertunangan, terlepas dari siapa yang memutuskan hubungan, sehingga cincin tidak harus dikembalikan,"

Demikian kata seorang pengacara yang berbasis di Inggris, Nicole Rogers dari DAS LAW.

Tapi akan lain ceritanya jika kita menolak mengembalikan cincin ketika mantan memintanya kembali. Hal ini dapat memicu masalah lain.

Bisa jadi, cincin itu dapat menjadi dalih untuk menuntut perkara pencurian atau perkara lain yang berkaitan dengan hukum yang berlaku.

2. Pasangan selingkuh, kita yang selingkuh atau ada kesalahan lain yang membuat hubungan kandas

Cerita di balik hubungan yang kandas juga dapat menjadi landasan dalam menentukan nasib cincin tunangan perlu dikembalikan ke mantan atau tidak.

Jika ada tindak kekerasan, perselingkuhan atau hal apapun yang dianggap merugikan (apalagi jika pihak wanita yang melakukannya), maka lebih masuk akal jika orang yang membeli cincin itu menuntutnya untuk dikembalikan.

Begitu pun ketika pihak wanita yang menjadi korban dan dirugikan, maka tidak ada alasan untuk menawarkan cincin itu dikembalikan ke mantan.

3. Cincin tunangan warisan keluarga

Terlepas dari apapun masalahnya, ketika cincin tunangan menjadi satu benda yang berharga bagi keluarga mantan, maka kita perlu menanyakan untuk mengembalikan setelah gagal nikah.

"Jika cincin itu adalah warisan keluarga yang berharga, pengadilan akan cenderung berasumsi bahwa ada maksud tersirat bahwa cincin itu akan dikembalikan jika pasangan itu berpisah."

"Meskipun jarang terjadi, tapi permohonan pengajuan pengembalian cincin bisa dilakukan oleh si pemberi cincin (mantan tunangan pria),"

Begitu kata Michelle Brammer, seorang pengacara perceraian dan keluarga di Wooley & Co Solicitors.

4. Sesuaikan dengan kondisi

Poin-poin di atas setidaknya dapat dijadikan landasan untuk menentukan nasib cincin tunangan setelah gagal menikah.

Pada intinya, kita bisa tetap berhubungan baik dengan mantan sekaligus keluarga besarnya meskipun hubungan itu kandas dengan menawarkan pengembalian cincin.

Tapi ketika kita adalah pihak yang dikhianati, dikecewakan dengan janji-janji manisnya, maka sah-sah saja jika tidak ada penawaran untuk mengembalikan cincin, dan sebaliknya kita berhak untuk menuntut untuk mendapatkan cincin tunangan itu lagi.

Lagi pula, apalah arti cincin tunangan jika hubungan itu kandas? Cepat atau lambat, cincin tunangan setelah gagal menikah juga tidak lagi memiliki makna berarti bagi kehidupan kita di masa mendatang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/06/211002020/gagal-menikah-cincin-tunangan-harus-dikembalikan-ke-mantan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke