Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tips Co-Parenting bagi Mantan Pasangan yang Tak Akur

Dalam kondisi ini, anak menjadi prioritas utama sehingga setiap pihak diharapkan memberikan kontribusi yang sama besarnya.

Co-parenting mengharuskan adanya interaksi antara ayah dan ibu, baik di depan umum maupun secara pribadi.

Namun kadang kala, sulit melakukannya ketika kita masih memiliki rasa sakit hati sehingga tidak akur dengan mantan pasangan.

Contohnya kasus Nathalie Holscher dan Sule yang belakangan kerap jadi pemberitaan.

Tips co-parenting bagi mantan pasangan yang tidak akur

Sulit rasanya masih menjalin komunikasi intens dengan mantan pasangan yang telah menyakiti kita dalam sebuah pernikahan.

Tapi semua itu harus disisihkan karena sosok ayah dan ibu sama pentingnya untuk tumbuh kembang anak yang optimal secara fisik maupun mental.

Selain itu, co-parenting bisa menjadi cara mengakhiri konflik di masa lalu karena membuat kita menempatkan anak-anak di atas emosi pribadi.

Untuk memastikannya berjalan lancar, ada beberapa tips dari para pakar yang bisa dipertimbangkan.

Buat jadwal yang disetujui semua pihak

Buatlah jadwal yang realistis untuk pihak ayah maupun ibu dengan menimbang rutinitas pekerjaan masing-masing dan agenda sekolah anak.

Susun secara tertulis agar tidak ada kesalahpahaman tentang apa yang telah disepakati.

Berkomitmen untuk, setidaknya, berkomunikasi

Komunikasi sangat penting untuk mengatur transisi pembagian waktu saat menerapkan co-parenting.

Tak hanya itu, anak-anak juga jauh lebih aman dan nyaman saat orangtuanya kompak dalam pengasuhan meskipun telah bercerai.

Pastikan komunikasi tetap singkat, netral, dan terfokus pada topik atau permintaan tertentu.

Kita bisa melakukannya lewat email atau chat Whatsapp serta perhatikan jamnya.

Kuncinya adalah menjauhkan kekesalan, kemarahan atau rasa sakit hati kita dalam setiap interaksi.

Hindari menyudutkan mantan pasangan untuk setiap tindakan yang dilakukannya bersama anak apa pun alasannya.

Jangan memanfaatkan anak

Hindari menggunakan anak ebagai mata-mata, pembawa pesan, sekutu, atau orang kepercayaan.

Wajar saja jika kita ingin tahu kondisi pasangan saat ini setelah bercerai termasuk soal kehidupan pribadinya.

Namun jangan menyelidikinya dengan melontarkan berbagai pertanyaan kepada anak.

Hal ini akan membuat buah hati merasa terjebak di tengah-tengah dan tidak setia kepada orangtuanya.

Aturan yang serupa memang memudahkan anak-anak menjalani transisi tapi tak perlu dipaksakan untuk menekan potensi konflik.

Jika sebagai pasangan suami istri kita sulit bersepakat maka rasanya hal itu lebih sulit dilakukan setelah berpisah.

Merelakan masa lalu

Hampir semua orangtua memiliki perbedaan dalam pola asuh dan merasa telah memutuskan yang terbaik untuk anak.

Untuk memastikan co-parenting berjalan lancar, cobalah menerima perbedaan sikap kita dengan mantan pasangan.

Jika ada ganjalan, hindari menceritakannya pada anak dan lebih baik curhat kepada teman untuk melegakan perasaan kita.

Kita akan sembuh lebih cepat dari luka perceraian jika bisa melakukannya.

Batasi diri

Kita dan mantan pasangan mungkin merasa satu sama lain cenderung mengontrol atau mengganggu pengasuhan masing-masing.

Hal ini bisa memicu pertengkaran jika tidak ditangani dengan baik.

Sebaliknya, biarkan saja dan tahan diri untuk tidak memberikan kritikan pada mantan pasangan soal pola asuhnya.

Hanya berikan saran jika memang mereka memintanya secara terang-terangan.

Sebaliknya, kita bisa mengabaikan dengan sopan ketika mantan pasangan memberikan saran yang tidak diinginkan.

Anak tak perlu tahu

Anak tidak perlu tahu soal perasaan sakit hati atau kebencian kita terhadap mantan pasangan, yang merupakan orangtuanya.

Kita memang perlu menyembuhkan diri dari luka perceraian namun anak juga menjadi korban yang harus didampingi.

Fokus pada anak-anak dan minimalkan gesekan untuk memastikan co-parenting berjalan lancar.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/20/144956720/8-tips-co-parenting-bagi-mantan-pasangan-yang-tak-akur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke