Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nyeri Haid Kian Memburuk Seiring Bertambahnya Usia, Benarkah?

Namun, seiring bertambahnya usia, nyeri haid mungkin dapat bertambah buruk karena beberapa faktor seperti haid yang berat dan lama, maupun stres.

Selain itu, dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan yang mendasari seperti endometriosis dan fibroid rahim juga bisa menyebabkan nyeri haid yang hebat di kemudian hari.

Meski dianggap sebagai hal yang normal, rasa nyeri yang parah saat haid bisa menjadi masalah kesehatan mental dan fisik, sehingga mengganggu aktivitas kita sehari-hari.

Seperti dikutip dari laman Health, berikut penjelasan tentang bagaimana nyeri haid bisa memburuk saat bertambah usia, serta langkah-langkah penanganan yang tepat.

Nyeri haid makin intens seiring bertambahnya usia

Nyeri haid, atau dismenore, adalah hal yang umum terjadi pada orang yang mengalami haid.

Kita mungkin menyadari intensitas nyeri haid dapat berubah seiring bertambahnya usia.

Sebagai contoh, nyeri haid biasa terjadi pada remaja yang baru saja mengalami haid pertama kali, tetapi cenderung membaik seiring bertambahnya usia.

Nyeri haid akan hilang selama masa menopause, atau 12 bulan setelah haid terakhir. Umumnya, transisi menuju menopause terjadi pada usia 45-55 tahun.

Selama setiap siklus haid, lapisan jaringan di dalam rahim menebal untuk mempersiapkan kehamilan.

Jaringan yang tebal akan luruh dan keluar dari tubuh melalui vagina jika tak ada pembuahan.

Otot rahim berkontraksi, atau meremas, untuk meluruhkan jaringan tebal tersebut selama haid.

Lalu, kontraksi dapat menyebabkan rasa sakit yang ringan hingga berat. Beberapa orang bahkan mungkin tidak menyadari adanya kontraksi.

Hampir 10 persen perempuan mengalami nyeri haid yang sangat parah sehingga mereka tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari selama 1-3 hari.

Sebaliknya, beberapa orang tidak menyadari, otot-otot rahim mereka berkontraksi dan hanya mengalami sedikit atau bahkan tidak mengalami nyeri haid.

Ada pun faktor-faktor yang memengaruhi intensitas nyeri haid antara lain:

• Usia saat haid pertama

Orang yang mengalami haid pertama di bawah usia 11 tahun cenderung mengalami nyeri haid yang lebih parah daripada yang lain.

• Haid yang berat

Orang yang mengalami haid berat sering kali memiliki siklus yang lebih menyakitkan dan bahkan perlu mengganti pembalut atau tampon kurang dari empat jam sekali.

• Lamanya haid

Orang yang mengalami haid yang lama memiliki risiko nyeri haid yang lebih tinggi daripada yang lain.

Periode haid biasanya berlangsung selama tiga sampai lima hari, tetapi bisa juga selama delapan hari.

• Kehamilan

Beberapa bukti menunjukkan, nyeri haid mungkin berkurang setelah kehamilan.

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui mengapa kehamilan dapat mengurangi nyeri haid.

• Merokok

Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada tahun 2020 menemukan, orang yang merokok 1,45 kali lebih mungkin mengalami nyeri haid yang parah daripada yang lain.

• Stres

Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan risiko nyeri haid.

Dismenore sekunder adalah jenis nyeri haid yang disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Kemungkinan penyebab dismenore sekunder meliputi:

• Adenomiosis

Hal ini terjadi ketika jaringan yang melapisi bagian dalam rahim tumbuh ke dalam otot rahim bagian luar. Akibatnya, dinding rahim menjadi tebal.

Adenomiosis sering kali tidak menimbulkan gejala, tetapi beberapa orang mengalami nyeri haid yang semakin parah. Gejala lainnya termasuk haid yang berat dan lama.

• Endometriosis

Lesi yang terlihat seperti jaringan yang melapisi bagian dalam rahim tumbuh di luar rahim.

Lesi tersebut dapat membengkak dan berdarah selama haid, yang menyebabkan nyeri panggul yang parah.

• Kista ovarium atau fibroid rahim

Tumor jinak (non-kanker) ini tumbuh di dalam rahim. Beberapa orang dengan fibroid rahim mengalami nyeri panggul dan bercak di antara haid.

Orang-orang akan mencari solusi untuk mengobati rasa nyeri yang timbul selama haid.

Tetapi, nyeri haid yang parah yang membuat kita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan sangat memengaruhi kesehatan mental maupun fisik kita.

Untungnya, ada beberapa cara untuk mengobati nyeri haid secara efektif.

• Pengobatan komplementer dan alternatif (CAM)

Akupunktur, herbal, dan suplemen dapat melengkapi pengobatan lain untuk nyeri haid. Terdapat data yang saling bertentangan mengenai keberhasilan metode-metode tersebut.

• Olahraga

Aktivitas fisik ringan seperti jogging dan yoga dapat meringankan nyeri haid.

• Menggunakan kontrasepsi

Kontrasepsi dapat membantu mencegah ovulasi, serta mengurangi ketebalan lapisan rahim sehingga kita mungkin mengalami haid yang lebih ringan dan tidak terlalu menyakitkan dari biasanya.

• Pereda nyeri

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan naproxen dapat membantu meringankan rasa nyeri.

NSAID juga bisa mengurangi prostaglandin, atau zat yang membantu otot rahim berkontraksi selama haid.

• Terapi

Berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan juga dapat membantu jika nyeri haid yang parah memengaruhi kesehatan mental kita.

Mereka dapat menunjukkan cara mempraktikkan teknik perhatian dan relaksasi.

• Kehangatan

Bantalan pemanas (heating pad) dapat membantu mengurangi nyeri haid.

Di sisi lain, orang dengan dismenore sekunder seperti endometriosis atau fibroid uterus mungkin memerlukan pembedahan untuk meringankan nyeri haid yang parah.

Jadi, konsultasikan dokter untuk mengetahui pengobatan apa yang terbaik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/02/201953020/nyeri-haid-kian-memburuk-seiring-bertambahnya-usia-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke