Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Kesalahan Saat Menyusui dan Solusinya

Tidak heran jika setelah melahirkan dan mulai menyusui, ibu baru akan menemukan berbagai kendala, bahkan tak jarang melakukan kesalahan.

Meski begitu, kesalahan dalam menyusui bukanlah suatu kegagalan.

Seorang ibu tidak boleh merasa sedih atau stres, yang malah akan menghambat produksi ASI.

Ditemui dalam acara media gathering bersama Philips Avent di Jakarta, beberapa waktu lalu, konselor laktasi, Jamilatus Sadiyah menjelaskan beberapa kesalahan dalam menyusui.

Kesalahan-kesalahan itu adalah yang paling sering ditemui, dan dipaparkan pula solusinya. 

Kesalahan saat menyusui dan solusinya

1. Pelekatan mulut bayi yang tidak tepat

Menurut Jamilatus, atau yang akrab disapa Mila, salah satu kesalahan yang paling sering terjadi saat menyusui adalah posisi pelekatan mulut bayi (latch on) yang tidak tepat.

"Biasanya ibu menyusui yang datang ke konselor itu rata-rata punya masalah dengan pelekatan yang kurang baik," ungkap dia.

"Hal ini menyebabkan ibu merasakan sakit atau puting lecet."

"Lalu, badannya bisa bengkak, demam, dan akhirnya ibu merasa sedih dan gagal menyusui," terang Mila.

Untuk itu, ia menyarankan agar para ibu rutin melakukan konsultasi kepada konselor sejak masa kehamilan hingga pasca melahirkan.

"Kalau berdasarkan WHO, kita perlu melakukan kontak laktasi dengan konselor sebanyak tujuh kali."

"Mulai dari 28 minggu, 36 minggu, hari pertama dan kedua pasca melahirkan, hari ketujuh, ke-14, dan ke-40," kata dia.

Selain itu, Mila menambahkan, untuk memposisikan pelekatan yang tepat, maka puting dan areola ibu masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi.

Ini berguna demi menghindari lecet atau rasa sakit pada puting.

2. Kurangnya informasi tentang menyusui

Selanjutnya, Mila menjelaskan, kesalahan umum dan banyak terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan dan menyusui adalah kurangnya informasi.

Menurut Mila, tidak semua ibu langsung bisa memberikan ASI setelah melahirkan.

Sebab, ASI memang belum keluar atau ada hal lain yang memengaruhi hormonnya.

Ini membuat ibu langsung mengambil keputusan sendiri untuk mencari produk pengganti ASI.

"Padahal sebenarnya kita harus memperlakukan susu formula itu seperti obat," kata Mila.

"Biasanya konselor laktasi yang meresepkan dan belinya tidak di marketplace sehingga harus ada resep."

"Dan itu perlu dipantau cara pemberian atau berapa jumlahnya. Jadi, tidak diberlakukan untuk pembelian secara umum," kata dia.

Kurangnya informasi juga bisa menyebabkan akibat yang fatal bagi kesehatan bayi hingga meningkatkan risiko kematian.

"Intinya, selama enam bulan bayi tidak boleh diberikan susu formula, air, gula, dan madu."

"karena lambungnya masih kecil dan belum bisa berproses dengan baik," ucap Mila.

"Maka, penting sekali berkonsultasi dengan konselor sejak masa kehamilan."

"Dan sekarang sudah banyak konselor yang bisa kita jumpai di rumah sakit atau puskemas, sehingga ibu punya informasi yang cukup," ujar dia.

3. Bayi dipisahkan dari ibu

Setelah melahirkan, masih banyak bayi yang dipisahkan dari ibunya. Padahal, menurut Mila, itu bisa menghambat proses menyusui.

"Biasanya setelah melahirkan sang ibu belum bisa mengeluarkan ASI. Jadi, yang harus dilakukan adalah sering skin to skin dengan bayi," ungkap Mila.

"Kemudian, rooming-in atau tidak dipisah antara ibu dan bayinya, karena terkadang ibu masih dipisah dengan bayinya, dan itu bisa menghambat proses menyusui," ujar Mila.

Ia pun menyarankan agar setelah melahirkan, bayi mulai ditaruh di dada sang ibu.

Tips ini berguna untuk merangsang ASI supaya bisa cepat keluar.

Di samping itu, langkah ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan kedekatan (bonding) ibu dan anak.

"Kalau memang belum keluar ASI-nya, biasanya tunggu maksimal sampai tiga hari pasca melahirkan, karena bayi juga masih punya cadangan lemak atau glikogen," kata Mila.

"Tapi, ada kondisi tertentu yang ibu sama sekali tidak bisa menyusui dan memerlukan donor ASI, seperti pertumbuhan payudara ibu yang tidak maksimal atau berat badan bayi tidak optimal."

"Namun, untuk donor ASI tetap ada syaratnya, yakni melakukan skrining HIV/AIDS, hepatitis B, dan infeksi menular seksual (IMS), serta identitas pemberinya harus jelas," tutur Mila.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/10/211212720/3-kesalahan-saat-menyusui-dan-solusinya

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com