KOMPAS.com - Kasus gigitan ular berbisa selalu mengundang perhatian publik.
Terakhir, pendiri sekaligus Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia meninggal dunia pada Selasa (14/2/2023) karena digigit king kobra saat mengisi sebuah acara basic training.
Di Indonesia, ada banyak jenis ular berbisa. Di Pulau Jawa dan Sumatera saja ada 360 jenis ular yang 77 di antaranya adalah ular berbisa.
Gigitan ular berbisa
Jika seseorang tidak terbiasa dengan berbagai jenis ular, akan sulit untuk mengetahui bagaimana cara merespons jika terjadi gigitan.
Untuk mengidentifikasi gigitan ular berbisa, perhatikan gejala-gejala umum berikut ini:
Pertolongan pertama untuk gigitan ular berbisa
Jika seseorang digigit ular berbisa, penting untuk segera mendapatkan perawatan darurat. Berikut ada beberapa tips yang harus diingat ketika digigit ular berbisa.
Beberapa pertolongan yang tidak membantu atau bahkan berbahaya, seperti:
Perawatan untuk gigitan ular
Hal yang paling penting untuk dilakukan setelah gigitan ular terjadi adalah dengan mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin.
Seorang dokter akan memeriksa korban untuk memutuskan pengobatan yang tepat.
Dalam beberapa kasus, gigitan ular berbisa tidak mengancam jiwa.
Tingkat keparahannya tergantung pada lokasi gigitan, banyaknya bisa yang disemprotkan ular, dan usia serta kesehatan korban.
Jika gigitannya tidak serius, dokter mungkin hanya akan membersihkan lukanya dan memberikan vaksin tetanus kepada korban.
Namun, jika situasinya mengancam nyawa, dokter mungkin akan menyuntikan antivenom.
Ini adalah zat yang dibuat dari bisa ular untuk mengatasi gejala gigitan ular. Semakin cepat antivenom digunakan, semakin efektif antivenom tersebut.
https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/14/130000420/tips-pertolongan-pertama-saat-digigit-ular