Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan Lebih Tua Rentan Terkena Kanker Serviks, Benarkah?

Kanker serviks umumnya disebabkan oleh beberapa jenis human papillomavirus (HPV), virus yang dapat menyebar melalui aktivitas seksual, dan kontak kulit ke kulit.

Sebagian besar infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan masalah. Namun, terkadang virus ini dapat menyebabkan kanker di kemudian hari.

Menurut penelitian, kanker serviks adalah kanker paling umum keempat di antara wanita di seluruh dunia.

Nah, untuk mengetahui seberapa umum kanker serviks terjadi pada berbagai usia dan cara melindungi diri agar tidak terinfeksi virus penyebab kanker serviks, simak penjelasan selengkapnya.

Apakah kanker serviks lebih banyak terjadi pada kelompok usia tertentu?

Menurut data yang dilaporkan oleh National Cancer Institute, kanker serviks paling sering didiagnosis antara usia 35-44 tahun.

Meskipun kanker serviks dapat terjadi pada usia 20-an, namun hal ini tidak umum terjadi karena sel kanker serviks membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.

Menurut statistik National Cancer Institute, berikut ini adalah seberapa umum kanker serviks terjadi hingga usia 64 tahun.

• Usia di bawah 20 tahun: Kurang dari 0,1 persen

• Usia 20-34 tahun: 13,7 persen

• Usia 35-44 tahun: 22,8 persen

• Usia 45-54 tahun: 22,4 persen

• Usia 55-64 tahun: 19,7 persen

Jumlah ini menjadi perhatian beberapa peneliti, karena banyak tenaga kesehatan profesional yang menghentikan skrining kanker serviks pada usia 65 tahun.

Tanpa skrining rutin, kanker serviks pada wanita lanjut usia (lansia) mungkin tidak terdeteksi, sehingga meningkatkan risiko hasil yang lebih buruk.

Menurut National Cancer Institute, berikut ini adalah seberapa umum kanker serviks terjadi pada usia 65 tahun ke atas.

• Usia 65-74 tahun: 12,2 persen

• Usia 75-84 tahun: 6,4 persen

• Usia 85 tahun ke atas: 2,6 persen

Cara menurunkan risiko kanker serviks

Sulit untuk sepenuhnya menghilangkan risiko terkena HPV atau kanker serviks karena virus HPV sangat umum.

Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan menurunkan risikonya.

1. Mendapatkan vaksin HPV

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar anak-anak divaksinasi antara usia 11-12 tahun untuk memastikan mereka terlindungi sebelum aktif secara seksual.

Menurut CDC, siapa pun dapat divaksinasi pada usia 26 tahun.

Vaksin ini tidak selalu direkomendasikan untuk orang yang berusia antara 27-45 tahun, kecuali jika ada keadaan khusus.

Hal ini karena banyak orang dalam rentang usia ini telah terpapar virus HPV.

Gardasil 9 adalah vaksin HPV yang paling disarankan, karena memungkinkan tubuh untuk melawan berbagai jenis HPV, termasuk:

• HPV 16 dan 18, yang menyebabkan hampir 70 persen kanker serviks

• HPV 31, 33, 45, 52, dan 58, yang menyebabkan 10-20 persen kanker serviks

Dua vaksin lainnya, Gardasil dan Cervarix, juga menjadi vaksin yang dapat melindungi dari HPV tipe 16 dan 18, penyebab sebagian besar kasus kanker serviks.

Pemeriksaan tidak mencegah kanker serviks. Namun, jika hasil tes menunjukkan adanya sel pra-kanker, kita dapat memulai pengobatan untuk menghentikan sel-sel tersebut menjadi kanker.

Ada dua jenis tes yang perlu dipertimbangkan. Yang pertama adalah pap smear, yang mendeteksi sel prakanker dan kanker.

Yang kedua adalah tes HPV yang dapat mendeteksi keberadaan HPV dalam sel serviks.

Tes ini mungkin dapat mendeteksi infeksi HPV pada serviks sebelum sel-sel prakanker berkembang.

Tes HPV dapat dilakukan sendiri (tes HPV primer) atau bersamaan dengan pap smear (tes tambahan).

Tes gabungan tidak akan terlihat berbeda dengan pap smear normal.

Sel-sel yang dikumpulkan akan diuji untuk mengetahui adanya HPV dan perubahan sel yang tidak normal.

Untuk wanita berusia di atas 65 tahun, keputusan untuk melanjutkan skrining kanker serviks bergantung pada faktor risiko individu dan riwayat medis.

Biasanya, wanita yang telah menjalani pemeriksaan rutin dalam 10 tahun terakhir dengan hasil normal dan tidak memiliki riwayat sel abnormal dapat menghentikan pemeriksaan.

4. Gunakan kondom

Menggunakan kondom saat berhubungan seks vaginal tidak menjamin kita tidak akan tertular HPV.

Sebab, virus dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit yang melibatkan bagian tubuh yang tidak terlindungi oleh kondom.

Sebagai contoh, kita dapat terinfeksi HPV melalui aktivitas seksual lainnya seperti seks oral atau anal.

Namun, penggunaan kondom dapat menurunkan risiko infeksi HPV. Karena HPV sangat umum, kita dapat terpapar virus meskipun hanya berhubungan seks dengan satu orang.

5. Berhenti merokok

Orang yang merokok memiliki risiko 2-3 kali lebih besar terkena kanker serviks. Semakin banyak merokok, semakin meningkat pula risikonya.

Jika kita khawatir dengan kanker serviks, kita mungkin perlu mempertimbangkan untuk berhenti merokok.

Bicaralah dengan dokter tentang cara paling aman untuk berhenti dan cara membuat rencana berhenti merokok yang berhasil.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/25/130000820/perempuan-lebih-tua-rentan-terkena-kanker-serviks-benarkah-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke