Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tantangan 100 Hari Tak Ganti Baju demi Lingkungan

KOMPAS.com - Di era kemudahan berbelanja baju dengan harga relatif murah dan model yang cepat berganti seperti sekarang, mungkin kita akan merasa sulit untuk pakai baju yang sama terus menerus.

Tapi tidak untuk Leah Stamm, seorang penduduk wilayah Gippsland, Australia, yang mengikuti tantangan 100 hari tidak ganti baju (100 Day Dress Challenge).

Tantangan tersebut diadakan oleh perusahaan wol asal Amerika, Wooland, yang mengajak konsumennya untuk memakai satu pakaian berbahan wol murni, selama 100 hari berturut-turut.

Tantangan itu dirancang untuk menunjukkan daya tahan wol, sekaligus menyoroti isu sampah pakaian.

Stamm yang baru mengikuti tantangan itu tahun ini mengatakan, pakai baju yang sama terus menerus ternyata memudahkan hidupnya.

"Ini mengurangi elemen mengambil keputusan tentang baju yang akan dipakai setiap harinya," ujarnya.

Dia mengatakan baru empat kali mencuci bajunya.

"Bahan wol sangat tahan bau dan tidak terlalu kotor, sangat mudah dibersihkan," imbuh perempuan yang bekerja sebagai juru masak di sekolah ini.

Setiap kali pulang dari tempat kerja, ia akan menggantung bajunya dekat jendela semalaman untuk diangin-anginkan.

Tidak sering-sering membeli baju merupakan salah satu langkah yang bisa kita lakukan untuk pelestarian lingkungan. Apalagi budaya membuang sampah terus memburuk.

Menurut data yang dikutip dari Earth.org, dari 100 miliar pakaian yang diproduksi setiap tahunnya, 92 juta ton berakhir di tempat pembuangan sampah.

Jika tren ini terus berlanjut, jumlah sampah fast fashion diperkirakan akan melonjak hingga 134 juta ton per tahun pada 2030.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/01/082713220/tantangan-100-hari-tak-ganti-baju-demi-lingkungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke