Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Tinung Rambu dan Kain Timor yang Dikenakan Ibu Negara

KOMPAS.com - Ibu Negara Iriana Joko Widodo kerap terlihat mengenakan kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Di antara berbagai kain indah yang dipakainya, salah satu yang menarik perhatian adalah tenun Timor yang dikenakan saat menyambut tamu di KTT ASEAN Mei 2023 di Labuan Bajo.

Kain yang juga dipakai lagi saat menyambut kunjungan Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito itu rupanya berasal dari Mandeu, Kabupaten Belu, NTT.

Kain tersebut dibuat oleh Mama Magdalena, salah satu penenun yang menjadi mitra Tinung Rambu, gallery wastra milik Stephanie Saing.

Stephanie sendiri tidak pernah menyangka kain tenun yang dibuat para perajinnya akan dipakai Ibu Negara.

Perempuan yang hobi mengumpulkan wastra itu bahkan tidak tahu bahwa yang akan mengenakan kain tenun Timor tersebut adalah Iriana Joko Widodo, saat seseorang memesan kain dari dirinya.

Pembeli itu secara khusus mencari kain tenun yang dikerjakan oleh Mama Magdalena atau kerap dipanggil "Mama Tua", salah satu penenun mitra Stephanie dari Mandeu, Kabupaten Belu, di Pulau Timor.

Ia sebelumnya sudah pernah membeli kain karya penenun yang sama, dan menyukai hasil tenunan Mama Tua yang rapi dan indah.

Kebetulan hari itu kain tenun yang dipesan khusus oleh Stephanie baru saja datang dari Mandeu. Ada tiga kain yang diterima, yang kemudian difotonya.

Selain kepada pembeli ini, Stephanie juga mengirimkan foto pada pelanggan lain karena sebelumnya ia menjanjikan akan mengabari dia bila ada kain baru yang datang.

"Saya tuh tidak pernah membedakan customer, jadi siapa saja akan saya layani sebaik mungkin. Jadi saya juga tidak pernah bertanya mereka itu siapa atau latar belakangnya apa," ujar Stephanie.

Kebetulan pembeli kedua sudah membooking duluan kain yang baru datang itu. Sehingga ketika pelanggan pertama meminta dikirimkan kainnya, Stephanie menyampaikan bahwa kain tersebut sudah di-booking seseorang.

"Ibu mohon ijin kain ini sudah dibooking. Tunggu kiriman berikutnya ya," ujar Stephanie.

Tapi pembeli itu kemudian mengatakan, "Steph, ini buat Ibu Negara."

"Ibu Negara mana bu," tanya Stephanie polos.

"Ibu Negara Indonesia Stephanie, kan mau KTT ASEAN," jawabnya.

Untunglah pelanggan yang sudah membooking kain tersebut bersedia menunggu produksi selanjutnya, sehingga kain-kain tersebut akhirnya dikirimkan.

Namun ceritanya tidak selesai di situ. Pihak Istana tentu memiliki kurator kain mana yang akan dipilih dari sekian banyak yang ada.

"Penjahit Ibu Iriana juga sempat menanyakan arti motif pada kainnya serta detail lainnya. Dia juga bilang bahwa ini masih diseleksi, semoga dipakai ya," cerita Stephanie.

"Saya sih tidak terlalu berharap ya, karena kain saya dibeli sih saya sudah bersyukur," katanya.

Selang beberapa minggu kemudian, kebetulan Tinung Rambu diajak ikut pameran di Labuan Bajo bertepatan dengan acara KTT ASEAN pada bulan Mei 2023. Stephanie diminta membawa kain-kain koleksinya.

Pada hari-H pembukaan KTT, saat sedang menjaga lapaknya di pameran, Stephanie melihat-lihat situs milik sekretariat negara. Di sana ia melihat Iriana Joko Widodo mengenakan kain dari Timor.

"Saya merasa kenal dengan kain itu, tapi masih sedikit ragu. Beberapa saat kemudian saya dikabari oleh penjahit Ibu Iriana, katanya: 'Mbak, kainmu jadi dipakai, coba lihat di berita'," katanya.

Sarungnya terdiri dari 3 bagian, yaitu polosan pada bagian atas, teknik sotis di bagian tengah, dan bawah dengan teknik buna. Teknik sotis umumnya juga bisa dikenal dengan bahasa sederhana seperti songket.

Sedangkan teknik buna adalah proses tenun yang menambahkan tambahan benang pakan (horizontal) dengan cara dianyam/dililitkan pada benang lungsin (vertikal) pada dasar sehingga terbentuk motif yang diinginkan serta menghasilkan motif pada kedua sisi.

Warna dasar dan warna pada buna di kain ini seluruhnya menggunakan pewarna alam yang berasal dari sekitar Bukit Mandeu, NTT.

Warna pink-nya berasal dari bawang hutan, sementara warna hijau merupakan gabungan dari campuran daun pepaya, daun mangga dan daun kacang hutan.

Ini adalah warna baru dari bahan alam yang diusulkan Stephanie pada para penenun karena mereka sebelumnya lebih terbiasa menggunakan benang toko yang diwarnai dengan pewarna kimia.

Lebih jauh, kain tenunan Mama Tua ini memiliki motif manusia dan juga sarang burung. Manusia menggambarkan masyarakat di Mandeu dan sarang burung menjadi kilas balik cerita pada masa lampau yang menggambarkan ketangkasan dan kekuatan untuk melindungi.

"Sampai-sampai Mama Tua bertanya apakah itu berarti mereka akan mendapatkan hadiah dari istana?" ujar Stephanie sambil terkekeh.

Tapi, itu belum semuanya. Beberapa waktu kemudian, setelah acara KTT selesai, tepatnya di bulan Juni, ada seorang customer menelpon.

"Cepet-cepet buruan lihat TV. Itu lagi live, Kaisar Jepang datang. Kain kamu dipakai lagi," katanya.

Rupanya saat Kaisar Jepang, Hironomiya Naruhito bersama Permaisuri Owada Masako berkunjung ke Indonesia, Iriana kembali memakai kain pink dari Mandeu itu saat menyambutnya.

Untuk merayakan pencapaian itu, Stephanie kemudian mengunjungi desa mitra penenun di Belu guna mengadakan syukuran dengan upacara adat.

Saat datang ke sana Stephanie disambut hangat dan dipersilakan bermalam di rumah adat, yang kebetulan baru selesai direnovasi.

Warga juga mengundang pada tetua adat yang kemudian melakukan upacara.

"Kata mereka, ini adalah upacara syukur karena Ibu Presiden sudah pakai kain kita," cerita Stephanie.

Upacara dilakukan dengan makan bersama-sama dilanjutkan dengan tebe-tebe atau menari bersama.

Ini sebenarnya adalah upacara yang cukup langka, karena pada jaman dahulu acara serupa dilakukan sekitar tiga tahun sekali, ketika satu kain selesai ditenun.

Saat itu orang membuat kain dalam waktu lama karena mereka umumnya membuat motif sendiri berdasarkan khayalan mereka dan hasilnya harus halus.

Karenanya ketika warga Mandeu bisa kembali merayakan pesta adat karena tenun selesai dikerjakan dan dipakai Ibu Negara, mereka menyambutnya dengan suka cita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/07/074830620/kisah-tinung-rambu-dan-kain-timor-yang-dikenakan-ibu-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke