Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan 107 Tahun Ajari Cara Mencapai Umur Panjang dan Tetap Bahagia

Hal ini dapat membuat kehidupan sehari-hari terasa mengecewakan, atau bahkan seperti sebuah kegagalan, bagi sebagian orang.

Namun semua mimpi besar dan kekecewaan yang mengikuti tak lebih dari sekadar "omong kosong" bagi seorang Shirley Hodes, perempuan dari North Carolina, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-107 awal bulan ini.

"Tidak semua orang bisa mewujudkan mimpinya," kata Hodes kepada CNBC Make It.

"Jika kamu ingin bahagia dalam hidup, terutama seiring bertambahnya usia, kamu harus melihat hal-hal lain selain mimpi," kata dia.

Filosofi tersebut tidak harus terasa keras. Sebaliknya, hal ini dapat berarti kita harus mengarahkan diri untuk menemukan kegembiraan dalam hal-hal kecil.

Bergembira untuk hal-hal yang ada dalam jangkauan, dan dapat kita kendalikan, sambil terus menjaga apa yang telah kita miliki. 

"Kamu harus puas dengan dirimu sendiri, dan apa yang bisa kamu harapkan dari sendiri. Temukanlah hal-hal yang memuaskan," kata Hodes.

Namun demikin, menumbuhkan pola pikir kebahagiaan seperti ini membutuhkan usaha. Setidaknya itulah yang dialami Hodes.

Meski begitu, dia meyakini setiap usaha akan membuahkan hasil. Salah satunya adalah bagaimana kita menjaga hidup yang positif, yang terkait dengan harapan hidup lebih lama dan lebih sehat.

Berikut ini adalah tips terbaik dari seorang Shirley Hodes untuk hidup tetap bahagia seiring bertambahnya usia.

Hodes adalah seorang wanita bertubuh kecil yang kian melemah, seiring bertambahnya usia.  Ada banyak kekurangan pada fisiknya.

Suatu ketika, matanya berbinar-binar penuh rasa ingin tahu. Ya, berkat alat bantu dengar, dia bisa bercakap-cakap dengan penghuni panti jompo di mana dia tinggal.

Beberapa di antara kawan-kawannya itu berusia 20 tahun lebih muda darinya, namun tidak memiliki energi sebesar Hodes.

Sebagian dari pola pikir yang dijalani Hodes adalah mengharuskannya untuk tidak terlalu fokus pada apa yang dimiliki orang lain.

Lalu, dia harus lebih fokus pada aspek-aspek kehidupan yang ia syukuri.

Hal ini mencegah dari rasa cemburu atau dendam, kata Hodes.

"Kamu harus mengevaluasi apa yang kamu miliki, dan betapa istimewanya hal itu, dan betapa beruntungnya kamu."

Hal-hal kecil semacam itu bisa membuat kita merasa senang setiap hari.

Mendengarkan buku dari kaset, berjalan-jalan santai, film-film lama di televisi, satu sendok es krim setelah makan malam.

Lalu, yang paling penting adalah keberadaan keluarganya. 

Hodes masih mengobrol di telepon dengan satu saudara perempuannya yang masih hidup, Ruth Sweedler yang berusia 103 tahun.

Juga dengan putrinya, yang berkunjung beberapa kali dalam seminggu. Foto-foto cucu dan cicitnya tersebut terpampang di dinding kamar Hodes.

Sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara dalam keluarga imigran kelas pekerja yang tinggal di apartemen sewaan yang penuh sesak, Hodes tidak mendapatkan banyak hal yang ia inginkan, termasuk kesempatan untuk kuliah.

Selepas sekolah menengah atas, dia harus bekerja. Memang, dia tidak bisa menjadi jurnalis atau guru, tetapi dia bekerja di sekolah selama 20 tahun, yang cukup untuk memenuhi syarat mendapatkan uang pensiun.

Ia tidak bisa mendapatkan gelar BA, tetapi ia bisa mengaudit kelas sebagai pensiunan dan mendapatkan penghargaan dari profesornya.

Hodes mengaku, dia, suami dan anak-anaknya memiliki cukup uang untuk hidup dengan baik.

Lebih dari itu, Hodes merasa memiliki "hal-hal yang penting dalam hidup". Salah satunya adalah hubungan yang kuat dengan sekitar, dan ulang tahun yang lebih banyak daripada kebanyakan orang lain.

"Saya tidak berharap kehidupan yang luar biasa ini akan bertahan lebih lama lagi," kata Hodes.

"Saya berada di ujung tanduk sekarang. Apa yang akan terjadi biarlah terjadi. Yang penting adalah menikmatinya dan menghargainya," sambung dia.

"Beberapa orang hanya berkonsentrasi pada apa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka," kata Hodes.

"Sangat buruk untuk hidup seperti itu. Kamu harus berkonsentrasi pada hal yang positif," tegas dia.

Ketika Hodes mendapati dirinya berada di jalur mental yang tidak produktif, dia mengarahkan kembali pikirannya, seperti GPS internal.

Dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa setiap orang memiliki hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, dan bahwa yang penting adalah ketahanan - mampu menyesuaikan pikiran dan impian kita.

Tokoh-tokoh seperti mantan Presiden Barack Obama dan biksu Jay Shetty merekomendasikan untuk tetap optimistis dengan berbicara kembali kepada suara yang tidak puas atau iri di kepala kita.

Bagi Shetty, kepositifan membutuhkan perlawanan terhadap dorongan untuk membandingkan, mengeluh, dan mengkritik.

Semua hal itu disebut Shetty sebagai "kanker pikiran", yang dia tuangkan dalam bukunya yang terbit tahun 2020 "Think Like a Monk."

Alih-alih berfokus pada rasa frustasinya, Obama mengingatkan dirinya sendiri bahwa situasinya selalu bisa lebih buruk. Demikian penuturan Obama kepada komedian Hasan Minhaj baru-baru ini.

"Saya mencoba untuk menjaga perspektif," kata Obama.

Hal ini membantu Obama menumbuhkan rasa syukur atas apa yang dia miliki dan menghindari diri dari hal-hal negatif tentang apa yang tidak dia miliki.

Pendekatan serupa pula yang ternyata telah berhasil bagi Hodes selama beberapa dekade.

"Kebanyakan orang memiliki kekecewaan, tetapi saya memiliki banyak hal yang patut disyukuri," kata dia.

"Saya tahu saya akan mati, tetapi saya menyadari betapa beruntungnya saya, bahwa saya telah mendapatkan yang terbaik, dan yang terbaik."

"Ketika saya memikirkan hidup saya dan keajaiban di dalamnya, saya sangat bersyukur," cetus Hodes.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/22/091729320/perempuan-107-tahun-ajari-cara-mencapai-umur-panjang-dan-tetap-bahagia

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com